T I G A

495 33 0
                                    

Bagai jarum dalam jeramiSulit dicari tapiSakit saat tak sengaja Menyentuh ujung jarum itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagai jarum dalam jerami
Sulit dicari tapi
Sakit saat tak sengaja
Menyentuh ujung jarum itu.
-tama-

   Saat ini dimana hari acara tersebut dimulai. Dimana sudah ada siswa dan siswi yang mencoba test kemampuan dengan cara lomba melawan siswa dan siswi terjenius di sekolah ini.

   Sebelum acara tersebut, ada penyambutan dan beberapa pertunjukan. Abi dan Tama mereka berhasil memukau tamu yang ada, termasuk ibu dan bapak guru, tidak hanya itu tamu kehormatan sampai memberi applause.

   Kesenian, karakter, imaginasi, keaktifan, itu semua termasuk dalam pembelajaran tambahan yang khusus. Kesenian biasanya mengajarkan kepada siswa disini untuk melestarikan kesenian Indonesia, dalam bidang olahraga seperti silat. Dalam bidang budaya seperti tarian, musik, lagu yang bernuansa tradisional.

   Sedangkan karakter dan imaginasi bisa dikembangkan dengan sebagai ekstrakulikuler ataupun organisasi yang tersedia di sekolah. Karakter bisa dibentuk dari sikap kita terhadap sekitar, bersosialisasi. imaginasi bisa dikembangkan dengan bergabung bersama ekstra jurnalis ataupun organisasi dengan bidang yang sama.

***

Tanggal 19 Juni 2019

   Diadakan pertandingan antar perguruan atau padepokan pencak silat seluruh Indonesia. Ini semua bukan berarti adu kekuatan tapi ini menguji emosi dan kesikap siapan diri.

   Di atas matras sudah ada sudut merah dan biru yang akan mulai bertanding. "Eh.. Lo ikut juga ternyata" Tama yang dari tadi memastikan bahwa yang ia lihat benar dan itu benar adanya. Tama melihat Abi yang fokus terhadap berlangsungnya tertandingi.

   "Ganggu, diem" hanya itu yang diucapkan Abi kepada Tama. Tama yang disentak dua kata itu lalu diam dan memilih duduk di samping Abi.

   "Gue bingung sama Lo, kadang Lo cerewet kadang Lo cuek. Bikin gue penasaran aja" ucap Tama sambil bersandar di tembok tempat duduknya, seperti di gor - gor biasanya.

   "Bisa diem gak! Kalo enggak pergi atau gue yg pergi" Abi mulai jengah dengan sikap Tama yang SKSD -sok kenal sok dekat- memang Tama orangnya baik pinter dan ganteng, tapi Abi kurang suka sikapnya kata orang Tama itu dingin tapi kenapa pada saat bersama Abi, Tama malah jadi cerewet.

   "Loh.. loh.. mau kemana, gue udah diem Lo" ucap Tama saat melihat Abi beranjak dari tempat duduknya sambil membawa kertas yang Abi pegang sedari tadi, Tama menyusul Abi.

   "Mau pemanasan, lima pertandingan lagi gue" ucap Abi sambil melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. "Gue ikut, nanti gue nanti habis Lo tanding ,gue yang tanding" ucap Tama .

💥💥💥

   "Dari sudut merah, Amanda Rizka Amalia mewakili SMA bina jaya" Manda memasuki area pertandingan lalu memberikan salam kepada juri dan wasit yang ada

   "Dari sudut biru, Abigail Cintya Putri mewakili SMA Angkara" di sudut matras, ada Tama yang menjadi officialnya karena pelatihnya harus keluar ada urusan mendadak, jadi mau tidak mau Abi harus menuruti arahan Tama.

   Saat ini sudah menunjukkan pukul 22.00Wib, pertandingan semifinal​ Bun baru saja usai, keduanya -abi dan tama- masuk ke babak grand final. Semua peserta sudah di izinkan untuk beristirahat, besok adalah hari penentuan siap sang juara.

   "Gue anterin pulang ya" ucap tama sambil menggendong tas ransel ke bahu kanannya. "Gak usah gue bisa sendiri"balas Abi.

   "Tapi kalau Lo cewek, cewek gak baik pulang sendirian" Tama tetap saja ngotot ingin mengantar pulang Abi, "lebih bahaya kalo gue pulang bareng Lo"jawab Abi lagi sambil melanjutkan jalannya.

   "Ga mau tau Lo harus pulang bareng gue!"ucap Tama dengan memaksa dan menarik pergelangan tangan Abi menuju ke parkiran.

   Mau tidak mau ya Abi harus menurut dengan Tama, mau sekuat apapun Abi melawan pasti tenaganya tidak sebanding dengan Tama karena bagaimanapun Abi adalah seorang wanita jelas kapan dengan tenaga pria.

  
🍃🍃🍃

  Sesampainya di rumah Abi, dan Abi melihat di depan rumahnya ada mobil orangtuanya, membuat Abi malah untuk menginjakkan kaki kedalam rumah.

   "Makasih, gue masuk. Lo pulang!"ucap Abi dengan nada mengusir, mungkin karena Abi tau apa yang akan terjadi nanti jika Tama tetap disini. "Oke, gue pulang. Lusa jangan lupa grand final"ucap Tama lalu melakukan motornya. Abi yang sudah tidak melihat Tama pun mulai menginjakkan kakinya ke halaman rumahnya.

   Cklek.

   Rumahnya gelap, mungkin sudah pada tidur pikirnya. Tapi dugaannya salah, saat Abi melihat orang yang menyalakan lampu dan menatapnya dengan tajam, siapa lagi kalau bukan orang tuanya.

  "Dari mana aja kamu jam segini baru pulang!"ucap sang mama berjalan dengan melipat kedua tangannya didepan dada. Abi yang di beri pertanyaan seperti itu hanya bisa diam entah kenapa mulutnya menjadi kaku untuk mengucapkan sesuatu.

   "DARI MANA!, BISA NGOMONGKAN KAMU!"mamahnya sudah tersulut emosi. Sedangkan sang ayah hanya bisa melihat putri tirinya dengan iba, ia tidak bisa menolong jika ibu dari putri tirinya sudah marah seperti ini.

   "Di sekolah bikin onar, dirumah kelayapan mau jadi apa kamu nanti!"ucap sang mama dengan menunjuk wajah Abi. Abi menunduk, matanya sudah mulai berair, hatinya sakit.

   "ANAK GAK TAU DIUNTUNG! Udah dibiayai hidup masih aja BIKIN KELUARGA MALU!, EMANG MAMAH NGAJARIN KAMU BUAT KELAYAPAN SAMPAI LARUT BEGINI HAH!"ucap mamanya lagi. Kata kata yang di ucap sang mama menggores luka dalam dihati Abi.

   "Mamah kerja cari uang buat kamu malah kamunya gak tau diuntung! KAMU ANAK PEMBAWA SIAL TAU GAK! KALO GAK KAMU WAKTU ITU NURUT PASTI PAPAMU MASIH HIDUP SAMPAI SAAT INI!"ucap mamanya lagi. Abi yang sudah tidak bisa menahan air matanya pun terjun bebas mengalil membasahi pipinya.

   "mamah ngajarin aku apa? gak pernahkan!. aku anak pembawa sial? oke kalo begitu aku tau, kalo aku bukan anak yang diharapkan!. dan asal mamah tau uang dari mamah gak pernah aku pake serupiah pun, gak hanya itu fasilitas yang mama berikan gak pernah aku pake!"ucap Abi dengan nada yang rendah,ia sudah gak mampu mendengar ucapan dari ibunya sendiri yang sangat menyakiti hatinya. lalu ia lari menuju kamarnya menutup pintu dengan keras dan menguncinya.

   Disisi lain ada yang melihat itu semua, mereka semua ikut menangis dengan ini semua. Di gerbang ada Tama yang menyaksikan itu semua. Tama menyimpulkan bahwa Abi selama ini hanya ingin di perhatikan bukan diacuhkan.

  Sebenarnya Tama datang hanya ingin memberikan HP Abi yang tertinggal di tasnya saat ingin pulang Abi menitipkannya kepada Tama. Tapi malah Tama melihat semua ini.


______________________________________________
Jangan lupa vote&komen
Satu dukungan berjuta kebahagian bagi penulis.

My Little Hope ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang