Senyuman mu seperti
Kopi hitam
Membuatku candu
Walau sekedar melihatnya
Tidak sepahit kopi tapi semanis gula
-tama-
pertandingan hari ini sungguh menguras tenaga, lawan mereka lumayan kuat yang membuat kuwalahan taktik yang diberikan oleh pelatih mereka. Abi dan Tama keluar sebagai winner.Abi yang besik beladirinya teliti bisa mengalahkan lawannya yang cerdik dalam strategi. Sedangkan Tama lebih unggul talak dari lawannya.
Kemenangan mereka yang menjadi juara pertama membuat pamor sekolahan mereka melambung dan membuat bangga guru semuanya. Itu juga yang membuat para guru enggan untuk mengeluarkan Abigail dari SMA Angkara karena Abigail itu sebuah berlian yang sangat berharga bagi sekolahannya.
Final kemarin sekalian dengan penerimaan piala dan penghargaan selesai pukul 20.30Wib hari sudah larut dan Abi pulang bersama orangtua angkatnya beserta adik dan kakak angkatnya. Kakak angkatnya yang bernama Randu Biru Kusuma -Biru untuk keluarga-keluarga dan Randu nama panggilan diluar lingkungan pondok. Biru adalah warna yang membuat tenang.
Sebelum Abi datang randu tetaplah randu ia tak mau dipanggil biru. Menurutnya itu sangat menggelikan. Pria itu sangat sayang kepada Abigail, seperti ia sayang kepada adiknya -ana- atau lebih tepatnya Laksana Embuh Kusuma. Gadis yang usianya terpaut tiga tahun dibawah Abigail.
"Nak kamu besok sekolahnya dianter Abang aja ya, kamu pasti capek kan. Biar sekalian anterin ana sekolah gimana?"tanya ibu saat melihat raut wajah kelelahan dari Abi. "Enggak usah Bu, aku mau naik motor aja. Jakarta macet Bu"Abi menikah dengan halus, tak ingin menyakiti hati ibu angkatnya.
Sekarang tiba di pondok pesantren pukul 22.00 tandanya jarak antara GOR tempat Abi lomba dengan pondok pesantren sangat jauh. Abi terlelap dalam mobil ketika sudah hampir sampai. Sekarang Abi harus terbangun, ia belum bisa tertidur pulas sehingga mudah sekali bangun. Membuat kepalanya sedikit sakit.
"Abi, kamu nanti bersih-bersih badan dulu. Ga usah mandi udah malem nanti masuk angin"ucap bang Biru, ia nampak prihatin kepada adik angkatnya. "Bang kamu Gendong ana ya, dia udah tidur pules banget di mobil"ucap ibu.
🐰🐰🐰
Hari Senin, seperti hari yang sangat panjang, apa lagi Abi dengan Tama. Mereka tidak libur, tetap masuk dan tetap beraktivitas seperti biasa. Saat ini Abi sangatlah kelelahan, ia harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk tiba di sekolah. Kurang lebih Abi berkendara sekitar satu jam, dan jam masuk pun lebih awal karena ada upacara."Astaghfirullah Abi, kamu gak tau ya ini jam berapa? Kebiasaan kamu sering terlambat itu harus kamu rubah abi!. Upacara sudah dimulai, kamu juga mendapat dispensasi karena kamu kemarin menang lomba"ucap guru BK yang bernama pak Bambang. "Kamu masuk barisan di sana, barisan kelasnya Tama. Soalnya paling ujung"lanjut pak Bambang sambil menunjuk satu pleton paling ujung.
Saat ini, pelajaran dimulai tapi Abi malah terlelap di atas meja dengan tumpukan tangan sebagai bantal. Sangat sangat lelah Abi sama saja tidur selama tiga jam. Setelah sampai pondok kemarin ia langsung bersih-bersih badan setelah itu ia tidak langsung tidur tapi ia mengerjakan tugas untuk hari Senin -sekarang- dan juga menyelesaikan pekerjaannya.
"Itu yang pojok tolong bangunin, enak aja dia tidur pas jam pelajaran saya!"ucap guru sejarah yang diketahui bernama ibu sarinkan. "Bu, enggak kasian Abi kemarin tanding loh.. membuat nama sekolah menjadi harum"ucap teman Abi yang paling ujung depan.
Guru itu berjalan kemeja Abi dan menggebrak meja yang Abi tempati saat ini, membuat Abi terbangun karena kaget, kepala Abi berdenyut karena terbangun dengan kaget. "Enak ya kamu tidur di jam pelajaran saya! Sekarang kamu keluar berdiri dilapangan, hormat bendera sampai jam pelajaran saya habis"ucap Bu sarinkan.
Saat keluar kelas Abi merasa ada cairan yang keluar dari hidungnya. Ternyata darah, Abi mimisan. Setelah membersihkan hidungnya Abi berjalan ke lapangan dan berdiri di tengah teriknya matahari.
Sudah hampir satu jam ia berdiri bel belum berbunyi tandanya ia masih harus berdiri disini sampai bel berbunyi. Kepalanya semakin pusing, wajahnya juga semakin pucat, bulir bulir keringat bercucuran, perut yang terasa kembung. Pandangan Abi sudah mulai mengabur, Abi memegangi kepalanya setelah itu.
Gelap. Abi pingsan.
Saat itu Tama sedang lewat lapangan ingin menghampiri Abi, tapi malah ia kaget karena Abi pingsan di dekapannya. Saat itu juga Tama menggendong abi ke UKS. Tama keluar UKS karena Abi sedang di periksa.
Dari UKS tama berjalan menuju ruang kepala sekolah. "Ada apa nak kamu kemari? "Tanya kepala sekolah saat Tama mulai duduk di kursi ruang kepala sekolah. "Pak, apa enggak ada dispensasi buat kami?. Terutama Abi, dia di final kemarin tanding 4kali dan saya cuman 2kali. Tapi kenapa hari ini Abi malah kena hukuman?"tanya Tama langsung ke poin yang ingin ia sampaikan.
"Tama, saya sudah menyuruh semua guru untuk ditaklukkan memberi hukuman kepada kamu dan abi, trus Abi bagaimana sekarang?"tanya pak kepsek. "Abi tadi jatuh pingsan dilapangan, hidungnya mimisan. Wajahnya juga pucat. Sekarang sudah saya bawa ke UKS"jawab Tama.
"Baik, kamu tau jadwal kelas Abi, saat ini?" Tanya ulang pak kepsek. "Mata pelajaran pertama Abi itu sejarah pak, kalo gak salah sih yang ngajar Bu sarinkan" jawab Tama.
"Oke, kamu tunggu sebentar saya akan panggil Bu sarinkan." Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit. Bu sarinkan datang dan duduk di kursi tunggal yang ada dihadapan pak kepsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Hope ✓
Teen FictionWARNING! ~ cerita ini belum di revisi, kalo acak-acakan mohon dimaklumi. karena dlu di kejar deadline ~ cewek tomboy bisa dibilang berandalan bisa dibilang berlian sekolah. Menjadi sosok monster di peperangan dan menjadi sosok panutan di kehidupan...