Kau tidak mengetahui
Bahwa dia adalah
Berlian yang disia-siakan
Hingga hilang
Menimbulkan luka yang cukup dalam
-My little hope-Ragu untuk melangkahkan kaki memasuki rumahnya sendiri. Takut yang dirasakan Abi, takut hatinya kembali hancur karena ucapan sang ibu kandungnya sendiri.
Ting.. tung.. Ting.. tung..
Menunggu seseorang membukakan pintu rumahnya, rasa kangen, dan yakin menjadi satu. Takut dengan ucapan sang ibu, dilain sisi juga ia kangen, rindu pelukan ibunya, rindu dengan usapannya, rindu dengan segala perbuatan manis ibunya."Non, dari mana saja. Bibi khawatir non" bibinya yang menyapa dan menyambut kedatangannya. Bibi memeluknya erat mengeluarkan rasa rindunya kepada anak majikannya itu. Namun,
"Siapa yang datang bi?" Suara itu, suara yang sangat Abi rindukan. Beberapa detik berikutnya, keluar wanita cantik walau sudah tidak begitu muda lagi.
"Oh kamu, mau apa kamu kembali? Dasar gak punya sopan santun. Udah bagus kamu pergi kenapa pulang?" Kini semua harapan semua kerinduan akan sikap manis ibunya mulai luntur.
"Maaf nyonya, tetangga pada lihat nyonya" bibinya melerai mereka, akhirnya nyonya besar alias ibu kandung abi mengizinkan Abi masuk.
Sesaat sesudah masuk, mereka semua sekarang ada di ruang tengah, tepatnya di ruang tamu. Disini benteng pertahanan Abi runtuh ketika cacian keluar dari sang ibu kandungnya. Itu lebih menyakitkan daripada cacian teman sekolahnya.
"Dasar anak kurang ajar, kamu bikin malu keluarga aja!. Kemana aja kamu selama minggat dari sini!. Ngelacur? Jadi simpenan om om?" Begitu mudah ucapan ibunya keluar begitu saja, seperti pisau yang tajam mengenai hati. Abi merasa terjatuh lalu tertimpa beton, hancur berkeping-keping.
"Kenapa nangis? Bener kamu jadi pelacur" saat itu juga sang ibu melayangkan tamparan mengenai pipi kanan Abi, rasa Manas dan perih ketika dilalui tetesan air dari matanya.
"jawab! Kemana aja kamu selama ini!"teriak ibunya di depan wajah Abi. Abi cuman bisa memejamkan matanya supaya mengontrol emosi dirinya. Beberapa saat kemudian ibunya pergi dan kiri telah datang tepat di hadapan Abi dengan membawa gesper suaminya -ayah sambung abi-
"Mau bikin malu keluarga hah!" Teriakan ibunya kembali Abi dengar, namun kali ini disusul dengan pecutan gesper mengenai kakinya. Panas, perih, sakit yang bisa dirasakan abi, yang hanya mampu diam dengan air mata terus menetes tanpa mau perlawanan.
"Kamu itu pembunuh! Kalo kamu gak manja sama ayah kamu ini semua ga bakalan terjadi!" Mendengar kata pembunuh dan ayah membuat nyawanya seperti di tarik paksa. Tenaganya menghilang dan membuat Abi jatuh terduduk.
Abi kembali merasakan pecutan demi pecutan dari ibunya. Hingga ayah sambungnya datang menenangkan istrinya.
Saat itu juga ibunya mengalami kram diperutnya, sakitnya tidak bertahan lama tidak seperti sakit yang Abi rasakan.
🍏🍏🍏Seminggu berada dirumahnya membuatnya tertekan, Sakit fisik dan sakit batinnya. Kini hari Sabtu Minggu ibunya dengan tega menyeret paksa tubuh Abi keluar rumah, dan mendorongnya saat tampak di depan pintu utama.
Hujan tidak meluluhkan hati ibunya.
"Sana kamu pergi dari rumah! Jangan pernah kembali! Dasar anak pembawa sial!" begitu ucapan terakhir ibunya sebelum masuk kedalam rumah, lalu menutup pintunya dengan kencang."Maaf, karena kedatanganku membuat ibu marah. Aku janji tidak akan kembali lagi demi melihat ibu bahagia, aku pamit bu, sampai jumpa. Semoga ketika kita bertemu aku bisa merasakan pelukan mu kembali. Aku pergi" Abi mengucapkan itu dengan lirih. Tidak ada yang mendengar karena suaranya terendam dengan suara air hujan yang turun semakin deras.
Abi mulai berjalan, tujuannya hanya ke pondok pesantren. Hanya disana Abi merasa aman, merasa kasih sayang orang tua. Sudah basah kuyup Abi melihat satu ojek yang masih menunggu di pangkalan, Abi mendatanginya.
"Bang ngojek ga, tapi hujan?" Tanya Abi kepada tukang ojek di pangkalan itu, tukang ojek itu dari tadi menenggelamkan kepalanya dilipatkan tangan siaran motornya. Dan di saat Abi bertanya tukang ojek itu langsung menatap kearah Abi.
"Ngojek neng, mau kemana?. Saya antar, ga papa neng hujan. Neng penumpang pertama saya" pantas saja tukang ojek tadi terlihat senang saat melihat Abi berdiri di sebelahnya.
"Antar saya ke pondok pesantren Al Huda bang, saya ga usah pake mantel ya. Mantelnya di pake Abang aja. Ini bang uangnya maaf basah" Abi memberikan uangnya di awal dan meminta maaf karena uangnya ikut basah karena ia hujan-hujanan tadi.
"Ini kebanyakan atuh neng, pondok pesantren Al Huda Deket rumah saya. Saya juga bisa sekalian pulang"Abang ojek mengulurkan tangannya untuk mengembangkan uangnya pada Abi.
"Rejeki ga oleh di tilang bang, buat anak Abang dirumah biar seneng" sejenak Abi melupakan masalahnya. Tapi disekujur tubuhnya merasa sakit luar biasa, luka yang diberi ibunya terkena derasnya air hujan menambah kesakitan itu. Kepalanya berdenyut hebat.
"Bang kalo bisa cepet ya" Abi sudah tak bisa menahan lama sakitnya. Abang tukang ojek melihat raih pucat Abi lalu melakukan kendaraannya dengan sedikit ngebut. Menempuh waktu kurang dari setengah jam mereka tiba di gapura pondok pesantren.
"Makasih ya neng, semoga diberi kesehatan" Abang ojek itu pergi, dan Abi mulai merasakan dingin yang begitu amat sampai nyeri di dadanya.
Setelah mengetuk dan mengucapkan salam dibuka pintu itu dengan ibu nyai. Abi masuk dengan di papah umi . Abi masih dengan baju yang badak kuyub, kini panggilan umi sudah terbiasa bagi Abi. Beberapa langkah Abi berhenti merasakan kepalanya sakit dan mengalir darah dari hidungnya. Beberapa saat kemudian Abi pingsan. Sebelum pingsan Abi mendengan suara umi menangis sambil memanggil namanya.
______________________________________________
Makasih ya sebelumnya buat yang udah menyempatkan membaca dan terkhusus untuk yang sudah vote dan komen.
Satu dukungan membuat penulis senang:")
Marhaban ya Ramadhan
Bonus
Abigail Cintya Putri
Maaf ya kalo cast-nya gak sesuai imajinasi kalian. Tapi menurutku sih emang gak sama caitlin kan feminim Abi kan tomboy
Tapi gpp lah.. sama sama cantik :D
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Hope ✓
Teen FictionWARNING! ~ cerita ini belum di revisi, kalo acak-acakan mohon dimaklumi. karena dlu di kejar deadline ~ cewek tomboy bisa dibilang berandalan bisa dibilang berlian sekolah. Menjadi sosok monster di peperangan dan menjadi sosok panutan di kehidupan...