"ASSALAMU'ALAIKUM SEMUA! TAMA PULANG, BAWA BIDADARI YANG SELENDANGNYA ILANG" teriak Tama saat melangkah masuk kedalam rumah mewah milik keluarganya.
"Kamu itu ngeyel dibilangin. Udah mama bilang jangan teriak-teriak kalo masuk rumah" ujar mamanya sambil menjewer kuping Tama, walau tidak kencang tapi membuat Tama malu didepan Abi.
"Udah mah, malu dilihatin sama bidadari tuh senyum-senyum" ujar Tama sambil menunjuk Abi dengan dagunya.
"Eh ada siapa ini cantik banget"
"Saya Abi, Tante. Temen sekolahnya Tama" jawab Abi sambil menyalami tangan mamahnya Tama. Sedari tadi senyum hangat yang abi tunjukan tidak pernah lepas dari pandangan Tama.
"Ini toh yang bikin Tama galau berhari-hari. Emang cangik tam, kamu pinter pilih calon mantu buat mamah" ujar Tama sambil mengusap rambut Abi. Membuat Abi malu dan salah tingkah.
Dari arah tangga asmda seorang yang sedang berjalan menuruni tangga. Saat Abi melihat kearahnya membuat sedikit terkejut, sedangkan Tama mulai beranjak dari tempat duduknya.
"Gue tinggal bentar ya mau beli makanan di supermarket. Lo mau titip apa?"
"Thai tema yang ada di Deket supermarket itu loh, rasa greentea 1 es nya dikit aja asal dingin" ujar Abi panjang lebar, membuat Tama gemas dengan tingkah Abi yang kadang seperti anak kecil.
"Siap bidadariku, tunggu disini ya"
Setelah kepergian Tama, cewek yang tadi turun dari tangga sekarang berjalan menghampiri Abi, Dudu di sofa single yang Berada disebelah Abi.
Cewek itu sedari tadi menatap abi, membuat Abi menjadi sedikit risih, tapi Abi tau tatapan itu seperti meyakinkan diri cewek itu kalau yang di hadapannya itu benar orang yang ia kenal.
"Kamu adiknya ziddan kan yang—
"Iya kak, please jangan kasih tau siapa-siapa, aku mohon kak. Cuman kakak yang tau selain kak ziddan"ujar Abi sambil meremas tangannya yang basah saking paniknya saat berhadapan dengan dokter yang menanganinya.
"Kenapa? Kalau kamu bilang sama semua orang yang sayang sama kamu pasti mereka akan mendukungmu"
"Aku hanya tidak mau menjadi beban pikiran mereka, aku tidak mau membuat mereka semua khawatir"
"Oke, kalo itu alasannya akan gue usahain. Pake Lo gue aja ya, kaya waktu Lo bicara sama ziddan. Biar akrab gitu" ujar dokter atwa. Lebih tepatnya kakak dari tama, yang sedang berada di sampingnya. Abi hanya mengangguk untuk menanggapi pernyataan itu.
"Eh berarti lo kan yang buat Tama iring iringan beberapa bulan atau Minggu yang lalu. Itu saat lo koma?"
"Iya kak, sebelum gue kerumah sakit. Gue cuman izin pergi buat ngurusin bisnis kak cuman beberapa hari. Taunya gue malah koma dua Minggu" ujar Abi sambil terkekeh saat melihat wajah khawatir semua orang waktu itu.
"Pantesan ya Tama suka sama Lo, Lo itu beda. Gue udah cocok sama Lo, Lo harus berjuang ya"ujar atwa sambil menepuk pundak Abi.
"Gue yakin Lo pasti bisa sembuh".
Hampir 5menit suasana menjadi hening, tidak ada lagi percakapan diantara atwa dan Abi, hanya ada keheningan menemani mereka. Hingga suara motor berhenti terdengar.
"Eh Kaka ama Ade ipar akur"ujar Tama sambil menutup pintu, lalu melangkahkan kakinya mendekati kedua perempuan yang sedang duduk di ruang tamu itu.
"Kak Lo mau Thai tea ga? Gue beli tiga tadi" lanjut Tama sambil mengeluarkan 3cup Thailand tea yang baru saja dibelinya.
"Gue mau yang gre—
"Gak, punya Abi. Kalo Lo mau ambil salah satu yang cocoa tae apa yang original" ujar Tama sambil menepuk punggung tangan kalanya saat hendak mengambil greentea Thai tea milik abi.
"Kalo kak atwa mau yang greentea ambil aja kak, biar gue yang original" ujar Abi saat perdebatan kecil antara adik dan kakak itu sudah reda.
"Engga deh bi, gue ambil yang cocoa aja. Lo minum yang greentea, lagian kan enak yang cocoa"
"Kan Abi ga suka yang coklat-coklat gitu kak, aneh kan cewek ga suka coklat. Padahal kakak aja hobinya nyimpen coklat sampe sekulkas"
"Ah tlo mah gitu amat kakak sendiri. Pamor gue jadi dokter yang cantik anggun kan jadi rusak didepan Abi"
"Emang Abi tau kakak dokter?"pertanyaan Tama membuat atwa sedikit tersentak dan sadar dengan ucapannya tadi.
"Ya tau kah, kan pas Lo pergi tadi gue yang nemenin Abi. Gue udah bangun pamor baik sebagai dokter malah Lo injek-injek" ujar atwa dengan ekspresi kesalnya.
"Yaudah deh gue minta maaf, ntar Lo ga mau lagi dengerin curhatan gue"
Abi hanya mampu tersenyum melihat interaksi antara kakak beradik dihadapannya ini. Unik. Satu kata yang menggambarkan keluarga ini.
Tama melihat Abi yang tersenyum manis membuat jantungnya berdetak lebih cepat dibandingkan biasanya. Senyuman yang jarang dilihatnya saat disekolahan.
"Abi, beberapa hari lagi akan ujian selesai. Minggu depan juga kita udah libur. Lo mau gak jalan-jalan"
"Mau kemana?"
"Keliling Indonesia. Eh ga semua sih.. kan liburan cuman beberapa Minggu ga sampe sebulan lebih kan. Nanti sama rombongan anak Gerpadsipur tapi cuman ketua"
"Wah rame tuh.. masa gue cewek sendiri. Ga asik lah."
"Lo ajak temen Lo lah.. kalo Lo cewek sendiri mending kita jalannya berdua aja"
"Emang kemana sih.. kayaknya ribet amat mau liburan gitu aja" Ujar Abi sedikit mengangkat dengan Tama yang bertele-tele.
"Cuman keliling malang, Semarang, Purwokerto, em.. kalo ke Jogja ke pantai gunung kidul kan bagus tuh viewnya".
"Lo jadi cowok cerewet manager sih tam. Ngelengke gue kakak Lo yang cewek cantik ini".
______________________________________________
Mood gue sedikit membaik, dan untuk tulis menulis mulai ada ide dikit-dikit.
Oke gue mulai ngetik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Hope ✓
Teen FictionWARNING! ~ cerita ini belum di revisi, kalo acak-acakan mohon dimaklumi. karena dlu di kejar deadline ~ cewek tomboy bisa dibilang berandalan bisa dibilang berlian sekolah. Menjadi sosok monster di peperangan dan menjadi sosok panutan di kehidupan...