E N A M B E L A S

303 15 0
                                    

Ziddan mengucapkan syukur tiada henti, karena Abi sudah melewati masa kritisnya. Bahkan Abi kini sudah bangun dari tidur panjangnya.

"Maafin kakak ya, gara-gara Kakak kamu jadi begini"

"Aku gapapa kak"

"Masih pusing? Atau ada yang sakit. Dimana yang sakit?"

"Ish kakak. Aku tuh baik baik aja"

"Pengen gue geprek deh lo, masih aja sikap Lo gini. Acuh sama kesehatan Lo"

"Kok makin nyebelin sih kak. Tadi naik sok khawatir sampe bicaranya pake aku kamu. Sekarang nyolot pake Lo gue segala lagi" kini Abi kesel kalau dia berdiri pasti akan menghentak-hentakkan kakinya, namun Abi saat ini masih terduduk di tempat tidur rumah sakit hanya bisa menyilangkan keduanya ke depan dada lalu membuang muka adat tidak bertatapan dengan kakaknya itu.

"Beneran gue geprek ya lo, untung ibu Lo udah pulang kalo belum bakalan gue aduin"

Entah mendengar kata ibu Abi langsung terdiam. Anak tunggal biasanya akan disayangi dimanja tapi Abi tidak. Ingin sekali Abi merasakan semua itu tapi tidak mungkin, dirinya saja sudar di usir dari rumah oleh ibu kandungnya sendiri.

Ziddan ikut terdiam, menatap raut wajah Abi yang terlihat sedih dengan tatapan kosong. Ada rasa bersalah setelah berbicara begitu. Ziddan sangat sayang kepada Abi, tak mau kalau Abi kenapa-kenapa.

"Maafin kakak, ga bermaksud" kini ziddan memeluk abi dari samping, brankarnya mengusap dan menyium kepala Abi yang menyender didadanya.

"Kak Abi dirawat sudah berapa lama?"

"Dua mingguan lebih"

"OMG!, KAK ABI MAU PULANG!" teriak Abi mengisi seluruh ruangan tempatnya dirawat. Untung saja di lantai ini hanya untuk pasien khusus.

"Kamu baru sadar jangan pulang dulu"

"Pokoknya aku mau pulang kak, kalo kakak ga izinin ya udah Abi bisa pulang dengan cara Abi sendiri"

"Oke, tapi di cek dulu ya. Gue anterin pulangnya"

"Kakak ih kadang aku kamu kadang Lo gue. Ga konsisten!"

"Aku-kamu itu buat kalo lagi suasananya sedih-sedih gimana gitu. Lo gue buat pas lagi kek gini biar sokap. Trus kalo saya anda buat pas ketemu pasien lain bukan sodara laknat kek Lo!"

"Lagian ya mending gue Suman kosakata yang berubah, lah elo sikap, sifat berubah kalo sama beda orang. Jangan jangan kamu punya kepribadian ganda?" Lanjut kakaknya itu. Dasar kakak laknat batin Abi.

"Kakak dokter kan? Kenapa ogeb banget sih. Secara kan dokter bisa menilai orang dari sikap kenapa malah ngevonis gue punya kepribadian ganda segala sih" nak kan berantem lagi. Bakalan panjang ini mah. Abi kalo berantem sama kakak atau abangnya pasti pake Lo gue. Bentuk kekesalannya.

"Gue bilang bang randu jadi alam geprek Lo kak" lanjut Abi sambil menatap tajam sang kakak. Kakaknya ini tau, bahkan sangat tau seberapa kejam randu kalau keluarganya tersakiti dari perkataan, hati, ataupun fisik.

"Lo mah gitu, gue kan canda"

"Bercanda Lo ga lucu kak"

🐨🐨🐨


Ziddan saat mengantar Abi pulang ke pondok tidak diizinkan untuk pulang. Perasaannya mulai tidak enak saat randu datang dan menatapnya tajam. Seperti singa ang kelaparan saat menemui mangsanya.

"Dan gue mau bicara sama lo Jangan pergi dulu!"

"Tinggal ngomong kan?"

"Ya, tapi bukan disini. Lo ikut gue!"

Dibawa keruang khusus yang boleh masih hanya randu dan Abi, orangtuanya pun tidak tau perihal ruangan itu.

"Lo bawa kemana Abi selama ini!" Randu memang tak suka basa basi. Seperti ini ia akan langsung pas ke politik tujuannya, maka dari itu semua yang berhadapan dengannya selalu ketahuan bila bohong, kecuali Abi dan Zidan. Mereka bisa mengecoh sedikit.

"Gue aja ketemu Abi di bandara, tanya ada sendiri sama orangnya. Gue dari tugas ke daerah yang lumayan terpencil"

"Alasan Lo masuk akal, tapi tetep gue ga percaya sama Lo!"

"Hilih piki gi pirciyi, Kin gwi idi bikti"

"Ngomong apa Lo!"

"Bolot sih jadi orang!"

"Apa Lo kata!?"

"Tuh kan benar Lo bolot"

"Dasar dokter kurang ajar!"

"Dasar Gus Gus kurang ajar!"

"Jangan ikutin gue!"

"Apaan sih Lo ngikutin gue!"

Pada akhirnya hanya randu yang mengalah. Baru kali ini ia merasa kalah omongan dengan orang baru. Biasanya dirinya akan membuat semua orang terdiam dihadapannya. Sekalipun itu orang penting.

Setelah kembalinya ziddan, randu berniat mengajak jalan-jalan Abi ke suatu tempat. Tapi niatnya ia urungkan saat melihat Abi ternyata tidur dengan lelap, wajahnya penggambaran jika Abi sangat kelelahan.

Randi memutuskan untuk mengurungkan niatnya. Mungkin besok batinnya. Lalu beranjak dari kamar Abi menuju kamarnya yang terletak tak jauh dari tempatnya saat ini berdiri menutup pintu.

   Randi memikirkan sikap saat Abi tempur kemarin, dan saat mereka kumpul untuk pesta perdamaian. Randu selalu melihat wajah kocak Abi jika mereka sedang separingan, dan itu membuatnya gagal fokus karena Abi sangat menggemaskan.

   Randu meraih ponsel, lalu mencari grup yang diberitakan. Dan mengetik sesuatu.
Grup itu beranggotakan 12orang, mereka pemimpin dari 2 sekolahan berbeda dan generasi juga beda.

Berlian yang hilang

Laskar ad
Woy ada kabar ga?

Rio Prj 5
^2

Richo Prj 1
^3

Amar Prj 2
^4

Nicholas ad1
Barcod low awtis

Daniel ad3
Apaan sih grupnya, yg nongol cuman 6orang njir.

Gavin
^2

Randu
Abi balik

adTama
Serius Lo bang, besok gue kesana

Aldo
^2

Iqbal
^3

Rama
Gue sebagai dari AD dan PRJ mengucapkan ALHAMDULILLAH.

Nicholas
Bacot louw awtis

11 read.

______________________________________________

Sekian dan terimakasih.

Up-nya pas malem aja ya:v

Kalo jam segini males ah kadang juga ketiduran 4.30 wib
Fresh gue nulis trus up biasanya ada cadangan. Kmrn ga nulis soalnya:')

Makasih ya buat yang udah vote dan komen

I lop yu pull deh:*

My Little Hope ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang