Ndalem pondok dengan asrama pondok
putra dan putri memang jaraknyalumayan jauh walau masih dalam lingkungan desa yang sama. Jarangnya kurang lebih 70meter. Asrama putra dan putri dibatasi dengan dinding yang menjulang tinggi. Disana santri diawasi oleh ustadz dan ustadzah yang mengajar disana, ketika memasuki waktu sholat magrib dan isya kyai akan datang memberi tausiyah.Santri tidak tahu menahu perihal Abi yang menjadi anak angkat keluarga ndalem. Penduduk dan kepala desa sudah tahu tentang Abi. Pak kyai juga sudah mengurus surat pengangkatan Abi sebagai anak mereka.
Ada santriwan yang datang ke ndalem hanya ingin meminta izin untuk pergi keluar. Tapi saat ingin kembali ke asrama mereka dikejutkan oleh belasan orang yang berheti di depan ndalem. Santriwan tersebut kembali masuk.
"Assalamu'alaikum pak kyai, di depan ada belasan orang seperti geng motor"ucap santriwan itu dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Wa'alaikumusalam Ya sudah kamu kembali ke asrama biar Gus randu yang ngurusin".
"Umi, tolong panggilkan randu"
"Ada apa abah? Kok sepertinya cemas?"
"Didepan ada belasan orang, seperti anak geng motor"
Umi berjalan menuju kamar randu yang berarti melewati kamar Abi. Saat didepan kamar Abi umi berhenti sebentar dan tepat saat itu Abi keluar dari kamarnya dengan wajah yang masih basah seperti habis cuci muka.
"Loh kok umi disini?"
"Mau manggil abangmu"
"Mi didepan ada apa, kok Abi denger suara motor?"
"Kata Abah tadi ada geng motor. Mungkin musuh atau temen abangmu"
"Loh Abi juga punya temen anak motor Lo mi, jangan-jangan mereka nyariin Abi. Kan kemarin Abi ga ngabarin mereka"
"Astaghfirullah Abi, kamu itu cewek kenapa maunya sama mereka"
"Terkadang ya mi, yang jahat belum tentu jahat malahan yang baik belum tentu sebenernya baik. Lebih baik mempunyai teman yang terlihat jahat tapi baik dari pada berteman dengan yang terlihat baik tapi sebenernya jahat"
"Ada apa ini umi? "
"Didepan ada geng motor, Abang masih ikut geng-gengan itu ?" Umi
"Engga umi, mereka esini cuman mau silaturahmi. Sekalian ketemu Abi" umi menghela nafas panjang, engga Abang engga adek sama aja batin umi.
"Ya udah ayo turun, temui mereka"
Abah sudah terlebih dulu keluar dan menemui orang-orang itu. Abah sedikit kaget karena salah satu dari mereka ada yang sangat Abah kenali.
"Assalamu'alaikum pak kyai, maaf kedatangan kami kemari mengganggu. Saya dan teman-teman hanya ingin bertemu bang randu dan juga Abi"
"Wa'alaikumusalam, kamu Tama kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Hope ✓
Teen FictionWARNING! ~ cerita ini belum di revisi, kalo acak-acakan mohon dimaklumi. karena dlu di kejar deadline ~ cewek tomboy bisa dibilang berandalan bisa dibilang berlian sekolah. Menjadi sosok monster di peperangan dan menjadi sosok panutan di kehidupan...