T I G A P U L U H

388 14 0
                                    

Pelajaran sekolah berjalan dengan tenang, hampir seluruh warga sekolah percaya dengan ucapan Abi tadi pagi dibandingkan dengan foto sekilas yang tersebar di media sosial.

Teman satu kelas Abi bertanya keadaan Tasya dan dirawat dimana. Saat Abi menceritakan semua yang dialami Tasya mereka kaget, biasanya mereka berkumpul dengan Tasya yang sehat- sehat saja.

Diluar dugaan ternyata Tasya sedang sakit, dan harus mencari donor hati. Orang yang mendonorkan hatinya itu bisa sembuh kembali, hati yang di donorin pun akan tumbuh kembali dengan pantauan dokter.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi Abi sudah keluar dari kelasnya, menyusuri koridor yang masih ramai karena mereka berbondong-bondong menuju keparkiran.

Abi memutuskan untuk ke supermarket lebih dahulu membeli beberapa camilan dan minuman. Entah kenapa saat perasaannya tidak enak.

Kepala Abi kembali pusing dan matanya sedikit buram, ia berhenti di sebrang jalan untuk mengembalikan fokus penglihatannya. Saat Abi merasakan cairan keluar dari hidungnya ia segera mengambil tisu yang telah ia beli tadi di supermarket, lalu menggelarnya.

Saat sudah kembali fokus Abi melanjutkan langkahnya kesebuah Tama yang tak jauh dari sana, Abi duduk di bangku yang berada di bawah pohon membuatnya nyaman dengan ketenangan ini. Abi mengeluarkan buku dairy miliknya dan buku tulis berukuran besar lalu menulis sesuatu entah apa itu.

Selesai menulis Abi menyobek kertas buku tulis itu lalu melipatnya dan memasukan di amplop warna warni yang ia beli di supermarket bersama camilan disampingnya itu.

Abi menumpahkan perasaannya kepada buku dairy miliknya itu, sesekali ia meneteskan air matanya kalau mengingat kejadian yang membuatnya bahagia namun kini sudah beda.

Dear dairy

Sebenernya salah gue apa sih, sampai tuhan memberi cobaan yang begitu berat walaupun ada sedikit kebahagiaan datang menghampiri.

Sakit benget rasanya saat orang yang paling Lo sayang menghina lo, tanpa tau kebenarannya. Lebih baik gue di hujat 1000 haters dibandingkan di hina sama 1orang yang paling berharga. Sungguh sakit.

Tama, gue kecewa sama lo. Lo menuduh gue seakan gue itu memang penjahat, asal Lo tau disini gue yang sakit. Lo lebih percaya sama mantan Lo dibandingkan gue

Oke gue udah relain Lo sama dia, dan takdir udah membuat Lo benci sama gue. Itu sebuah kebetulan dengan begitu gue bisa pergi jauh seperti yang Lo minat, bahkan gue tidak akan pernah kembali walau hanya sekedar menyapa.

Gue nyerah. Dengan keadaan gue sekarang yang Penyakitan. Cuman divonis kanker otak. Saat mengetahui hal itu sebuah rasa yang campur aduk antara bahagia dan sedih.

Sedih karena gue bakalan nyusahin kalian semua, maka dari itu gue ga kasih tau kekalian kalo gue penyakitan.

Bahagia karena gue bisa kembali bersama orang yang paling gue sayang yaitu ayah gue.
Yah tunggu abi, tidak lama lagi Abi menyusul.

Di lembar berikutnya

Dear dairy

Hari ini gue merasa sedikit lebih lega karena bisa melihat orang yang gue sayang bisa tersenyum walau tanpa gue.

Gue juga bahagia karena gue bisa ketemu dia adik kecil gue yang lucu dan bisa merasakan hangatnya pelukan sang ibu. Gue ingin selamanya bahagia tanpa ada penghalang tapi itu tidak mungkin.

Suatu saat nanti kebahagiaan akan datang disaat gue ketemu ayah dan kita bahagia bersama di dunia yang berbeda.

Makasih sudah menjadi teman curhatku selama ini. Hanya kamu yang bisa membuatku sedikit tenang dengan menumpahkan masalahku dengan tulisan yang terukir di atas kertas mu.

ACP -17.12.20

Abi menutup bukunya dan memasukkan kedalam tas sekolahnyau berjalan menuju pinggir jalan yang mudah untuk memesan ojek online.

Sesampainya disana Abi diam berdiri melihat viny sedang tertawa lepas dengan Tama. Mungkin itu yang terbaik.batin Abi

Abi terus menatap kearah mereka, saat Tama pergi entah kenapa pun Abi masih menatap Viny yang hendak menyeberang jalan.

Viny yang tidak memperhatikan sekitarnya, Abi yang melihat dari arah kiri Viny ada semua mobil yang berkendara dengan kencang, tanpa pikir panjang abi lari.

Viny terdoroh hingga jatuh tersungkur di pinggir jalan, selang beberapa detik.

Bruk

Mobil itu menabrak Abi hingga terpental beberapa meter dari mobil itu, darah yang keluar sangat banyak membuat Abi lemas dan merasakan tubuhnya sakit.

"Vin kamu ga papa?" Ujar Tama saat turun dari motornya menghampiri Viny yang shock di pinggir jalan.

"Aku ga papa tam, tapi dia" ujar Viny sambil menunjuk kerumunan warga yang datang untuk melihat korban.

"Dia siapa?"tanya Tama lagi kepada Viny.

"Ab-abi"

Deg!

"Di-dia ya-yang nyelametin aku"

Tanpa pikir panjang Tama membantu Viny berharap diri lalu ia lari kearah kerumunan tadi, Tama memastikan bahwa dia bukan Abi. Tuhan tolong semoga dia bukan abi.batin Tama.

Saat Abi berhasil menembus kerumunan itu, dan melihat siapa korbannya membuatnya lemas seketika. Air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi, sungguh Tama tidak sanggup melihat orang yang paling ia sayangi tergeletak bersimbah darah seperti ini.

"Abi bangun. Ini aku Tama, bangun Bi" ujar Tama sambil memangku kepala Abi.

"Abi please jangan pergi. Jangan dekengrin kata-kata aku yang nyuruh kamu pergi. Please bi kamu harus kuat" ujar Tama lagi.

"Ta-tam-tama, ak-ak-aku min-ta ma-maaf se-semu-a sa-salah-ku. Ak-ak-aku ber-ter-ima-kasih kar-rena ka-ka-mu su-sudah oer-nah meng-isi hari-khu yang gelap. Ak-ak-aku ak-akan per-gi se-seper-ti yang ka-ka-mu min-ta" ujar Abi dengan nafas yang tersengal-sengal dan berusaha menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Ambulance datang lalu membawa Abi ke rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian, ya ikut masuk bersama Abi didalam ambulance tadi meninggalkan Viny yang mematung melihat keadaan Abi barusan.

Seragam putih Tama sudah tidak putih lagi karena noda darah saat Tama memangku kepala Abi tadi. Tama berjalan di depan ruangan Abi di periksa, khawatir keadaan Abi.

Disisi lain Viny masih berada di lokasi kecelakaan tadi, di berdiri dengan gelisah di pinggir jalan menunggu telponnya​ diangkat seseorang di sebrang sana.

"Hallo nona, rencana kita-

"Hallo, gagalkan rencana awal" ujar Viny kepada seseorang yang berada di sebrang telpon sana.

"Tapi rencana itu sudah berjalan mereka sudah mengalami kecelakaan nona"

Ucapan mereka membuat Viny menjadi sangat bersalah, karena egonya membuat orang yang rela berkorban demi dirinya harus merasakan sakit ketika mengetahui orang terdekatnya juga celaka karena Viny.

"Aggrh.. kenapa sih gue bodoh banget. Abi baik sama gue kenapa gue dengan mudahnya percaya sama orang itu. Maafin gue Abi" ujar Viny yang mengusap wajahnya dengan kasar.








••=================•••=================••

Sampai bertemu di ending.
Gatau mau bilang apa lagi
Gue udah mentok sih ni ide.

Gue kejar deadline dong 4 chapter sekaligus gue ketik. Dari jam 00 sampai jam 7 pagi. Gue tinggal cuman buat sahur Ama sholat subuh.

Semoga perjuangan gue berhasil.

My Little Hope ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang