Semua berjalan semestinya, Abi dan Tama semakin dekat bahkan semua mengira bahwa mereka sepasang kekasih.
Kini Tama dan Abi sedang jalan-jalan di taman kota, sebenarnya Abi ingin menolak ajakan Tama karena Abi merasa pusing di kepalanya, tapi ia urungkan karena di mata Tama menunjukkan bahwa dia bahagia. Abi tidak mau menghancurkan kebahagiaannya.
"Bi, gue dulu sempet buat janji" Tama mengucapkan itu sambil menatap lurus.
"Terus?" Abi memalingkan tatapannya dari jalanan sekitar taman, sekarang menatap Tama yang duduk disampingnya.
"Saat lo ngilang dua Minggu itu" tatapan mata Abi dan Tama saling bertubrukan, mereka terdiam beberapa saat.
"Iya terus?" Abi lebih dulu memutuskan kontak mata mereka.
"Teras, terus nabrak entar"
"Iya lanjutin. Janji apa Lo?"
"Gue buat janji kalo lo balik, gue akan ajak lo ke suatu tempat yang menurut gue itu istimewa" Tama kembali menatap Abi dari samping, tersenyum tipis melihat Abi bisa bersamanya, walaupun belum dimilikinya.
"Weeknd besok gue mau ngajak lo ke tempat itu. Mau menepati janji gue saat disana" lanjut Tama. Mereka berdua menikmati langit jingga di taman itu, hingga warna jingga berganti dengan warna yang gelap, malam menjemput senja.
🐯🐯🐯
"Tam kenapa sih lo suka sama gue? Kan cewek di kelas lo atau cewek diluar sana lebih bening timbang gue""Apa cinta perlu alasan? Kalau cinta aja beralasan, mereka yang cinta tapi dengan alasan bisa pergi dengan alasan itu juga."
Tama menggandeng tangan Abi menuju mobilnya yang terparkir, mereka masih berada di lingkungan sekolah. Abi sudah meminta izin kepada umi, Abah, dan abangnya untuk pulang lebih terlambat.
"Mampir ke pom bensin dulu ya yang ada toiletnya" ucap Abi sambil membuka tasnya, mencari sesuatu didalam tasnya itu.
"Iya, gue sekalian mau beli bensin. Di depan situ ya. Ada mini market juga" Tama menunjuk pom bensin yang jaraknya tidak jauh dari mereka.
Kininama melanjutkan perjalanan mereka yang sempat berhenti untuk mengganti pakaian dan membeli beberapa makanan.
Perjalanan memakan waktu yang lumayan lama membuat Abi tidak bisa menahan kantuknya. Dimobil sambil menyetel radio itu memutar lagu yang membuatnya tidak bisa lagi menahan kantuknya itu, seperti lagu penghantar tidur.
Setelah hampir dua jam perjalanan mereka tiba di tujuan. Langit sudah mulai gelap dan suasana menjadi sedikit dingin saat malam hari, hembusan angin yang menyejukkan suasana.
"Abi bangun, udah sampe" ucap Tama sambil menepuk pipi Abi, Abi hanya menggeliat tanpa mau membuka matanya.
"Kalo ga bangun gue buang lo" bisik Tama, membuat Abi langsung terbangun dengan mata yang melotot kearah Tama. Sedangkan yang dipelototi hanya tertawa sambil memegangi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Hope ✓
Teen FictionWARNING! ~ cerita ini belum di revisi, kalo acak-acakan mohon dimaklumi. karena dlu di kejar deadline ~ cewek tomboy bisa dibilang berandalan bisa dibilang berlian sekolah. Menjadi sosok monster di peperangan dan menjadi sosok panutan di kehidupan...