L I M A B E L A S

714 31 2
                                    

Cecilia membuka matanya, terganggu akibat bisikan-bisikan yang terus memanggilnya dengan kata 'sayangku, kau milikku'. Dan ia kemudian kaget, mendapati dirinya berbaring di kasur usang tua, didalam sebuah ruangan gelap. Fentilasi kecil disana membuat cahaya bulan masuk, memperlihatkan sedikit bagian dalam ruangan.

Tubuhnya mulai bergetar, suara itu lama-kelamaan kian jelas dan seolah-olah diucapkan tepat disamping masing-masing gendang telinganya. Cecilia menutup kedua telinganya, berusaha menghilangkan suara itu, namun yang terjadi malah sebaliknya, suara itu kian kuat dan jelas.

Cecilia meringkuk, bola matanya kian kemari dengan awas, tubuhnya bergetar hebat, ia ketakutan.

Tak lama suara itu menghilang, menyisakan sepi sunyi yang membuat telinganya berdenging. Namun itu tak berlangsung lama, suara yang selanjutnya ia dengar adalah suara ketukan sepatu yang berbenturan dengan lantai. Cecilia semakin awas, nafasnya memburu.

Sosok itu kemudian berhenti tepat diantara sisi gelap dan terang, sehingga Cecilia hanya melihat siluetnya. Sebelah sudut bibirnya terangkat, dan ia melangkah kedepan, tepat dibawah sinar rembulan, memperlihatkan wajahnya.

Hal itu membuat bola mata Cecilia membulat sempurna dan tubuhnya kian bergetar hebat.

'Aku akan mendapatkanmu kembali, sayangku. Karna kau adalah milikku'

'Cila... "

"Cil..."

"Cila, bangun!"

Cecilia membuka matanya lebar-lebar, jantungnya berdentum kencang tak karuan, badannya bergetar dan keringat dingin mengalir deras di pelipisnya.

Melihat tingkah tak biasa itu, Alika menatap heran Cecilia. "Are you okey?"

Cecilia duduk dan menoleh kearah Alika dengan kondisi yang masih sama. Ia menghembuskan nafas panjang baru kemudian mengangguk.

"Mandi gih, nanti kita telat," suruh Alika.

Cecilia mengangguk, ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, hendak bersiap pergi ke sekolah walau nyatanya ia masih lemas akibat mimpi buruknya.

***

Kringggggg!

Bel istirahat berbunyi nyaring, hal yang harusnya menjadi kesenangan itu justru malah membuat tubuh Cecilia terperanjat heran. Ia sedari tadi melamun sampai tak memperhatikan bahwa gurunya telah keluar.

"Cil, lo kenapa? Kok pucet?" Tanya Mark melihat kondisi Cecilia yang tak biasa itu.

"Lo gak sarapan sih tadi!" Ujar Yuta yang mengacak brutal surainya. Jika biasanya Cecilia akan berteriak protes, kini ia malah membiarkannya, membuat Mark dan Yuta tambah heran melihatnya.

"Gue mau ke toilet," kata Cecilia singkat lalu berlalu begitu saja.

"Kenapa sih?!"

"Gatau, perasaan kemaren masih baek-baek aja. Mabok tidur kali tuh anak, dari jam tiga anjir dia molor, ampe pagi," jawab Yuta mencoba menebak.

Dan ketika Mark hendak merespon, bahunya malah disenggol kuat. Ia menatap pelaku yang tak lain adalah Bianca, gadis itu melewatinya begitu saja dan berbelok ketika keluar kelas.

"Sengak itu bocah satu," Yuta berucap tak suka.

"Kalo bukan cewek, tinggal rambut itu bangsat satu,"

My Cinderella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang