"Lika!"
Alika menoleh. Tangannya yang tadi terangkat hendak membuka loker terhenti saat mendengar suara cempreng yang familiar di telinganya.
Dan benar saja, Cecilia sedang berjalan mendekat kearahnya.
"Hai, Cila," Ola yang ada berasama Alika dan Danial menyapanya yang di balas senyum dan lambaian singkat dari Cecilia.
"Anna beneran gak masuk?"
"Hm," Alika menggumam seraya mengangguk.
"Sayang banget, padahal ini hari dia birthday."
"Sendiri? Mark sama Yuta kemana?"
"Gue abis dari toilet. Bunyi bel langsung nyamper elo, gak balik kelas lagi, hehe," Cecilia menyengir.
Alika kembali mengangkat tangannya hendak membuka lokernya.
"Kira-kira kenapa—ASTAGA, LIKA!" Cecilia tak menyelesaikan kata-katanya, ia malah memekik ketika sebotol susu yang bau tumpah dari dalam loker Alika saat ia berhasil membukanya. Akibatnya, seragam Alika menjadi kotor.
"Astaga kok bisa?!" Ola ikut berteriak heboh, ia cepat-cepat mengambil tisu dari lokernya dan membantu Alika menglap seragamnya.
"Susu basi?!" Sahut Danial yang ikut kaget.
"Ih, iya!" Ola yang menunduk membersihkan baju Alika termundur sambil menutup hidungnya.
Danial dengan cepat mencari tisu basah di loker Ola, dan menyerahkannya pada Alika.
"Kok bisa lo naro susu disitu sih, Lik?" Kata Ola tak percaya.
"Bukan Alika." Ola dan Danial menatap Cecilia yang menghunus botol susu yang jatuh di bawah kakinya. "Pasti cewe kembar brengsek itu pelakunya!" Tangannya menyambar botol kaca yang entah kenapa tidak pecah saat terjatuh. "Liat aja, gue ancurin palaknya!"
"Cilaa!" Ola memekik kaget melihat Cecilia dengan wajah marahnya, apalagi mendengar kata-katanya. Untung saja Alika menahan tangannya.
"Cila, udah." Kata Alika tenang.
"Gak bisa, Lika! Mereka tuh bener-bener keterlaluan!"
"Cil, gue gapapa." Alika tersenyum meyakinkan, membuat Cecilia mendengus pasrah.
"Lika lo beneran gapapa?" Ola bertanya lagi.
"Iya gapapa. Gue bisa ganti pake seragam cadangan." Alika mengambil seragam cadangannya. "Gue minta tisu basah lo boleh?"
Ola mengangguk, ia mengambil tisu basah dari tangan Danial dan memberikannya pada Alika.
"Temenin gue ke toilet ya?"
Cecilia mengangguk dengan wajah cemberut menjawab Alika lalu mengikuti temannya itu keluar dari ruang loker.
Cecilia melipat tangannya, menyenderkan pinggangnya di wastafle toilet sekolah. Wajahnya masih kusut, bayangan dimana ia menjambak rambut kedua saudara tiri Alika sudah tergambar jelas di kepalanya, namun karna tak bisa, ia jadi menelan kekesalannya dalam-dalam.
Cecilia menghembuskan nafas dalam-dalam. Untuk mengusir kekesalannya, ia mengambil ponselnya dan melihat pesan yang ia kirimkan ke Anna. Sudah sejak tadi pagi, tetapi Anna belum membaca dan membalas pesannya.
Bibirnya kontan mengerucut lagi.
Tak lama pintu bilik kamar mandi terbuka, dan Alika keluar dengan menenteng baju seragamnya yang sudah basah kuyup.
"Liat tuh, rok lu kena juga!" Kesal Cecilia, namun ia membantu membersihkan hal itu, membuat Alika diam-diam tersenyum.
"Thanks," ucap Alika setelah Cecilia berdiri tegak lagi. Di jawab anggukan oleh Cecilia walau wajahnya masih tertekuk kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cinderella
Teen FictionAlika, cewek dingin yang dijuluki ice cream oleh teman-temannya. Dingin, tapi manis. Menjadi dingin setelah sang ibunda wafat. Alika, cewek yang sukses membuat Alka, si pangeran cuek jatuh pada pesonanya. Bercerita tentang Alka yang berusaha masuk...