"Retreat bakal di adain bulan depan kan?"
Di tengah keramaian antar dua kelas dalam satu lapangan indoor yang sama, Dela, si anggota kelas 11 MIPA G bertanya pada temannya Fatma, si anggota kelas 11 MIPA D.
"Iya! Tapi katanya akhir bulan," bukannya Fatma, yang menjawab malah Ssica dengan senyum lebar khas-nya.
Di hari rabu, jam pelajaran olahraga kelas 11 MIPA D dan kelas 11 MIPA G berada pada jam yang sama dan tentunya dengan guru yang berbeda.
Namun hari ini, kebetulan kedua guru mereka tidak bisa hadir karena ada rapat yang harus dihadiri di luar sekolah. Jadilah kedua kelas itu mendapat jam kosong dan sepakat untuk bersenang-senang di lapangan indoor.
Dengan sebuah kebetulan, dimana mereka punya banyak kenalan antar kelas masing-masing.
Dan tak lupa yang belum berkenalan akan berbicara hingga akan saling mengenal.
"Hold me up, tie me down."
"Cause never wanna leave your side"
"Swear to never let you go"
"And it's been eatin' me alive"
"You can take me home"
"You can never let me go.... hold me up!"
"AND TIE ME TIE ME DOWN....."
"DOWN...."
Dan di sisi lain lapangan, sekelompok murid bernyanyi dengan berbekalkam mic speaker milik Cecilia dan Ola yang sengaja kedua gadis itu bawa sebagai media senam irama yang menjadi materi mereka. Karna tidak ada guru, jadilah speaker itu disalah gunakan menjadi alat konser dadakan yang mereka buat.
Tak jarang memberi sorakan bagi teman-teman mereka yang memilih memainkan bola basket.
"Ayo dong gaes, semangat! Jarang-jarang ini kita dapet kesempatan langka gini!!" Kata Ola bersorak dengan mic nya.
"Ada yang mau sumbang suara gak? Dipersilahkan banget nih," Cecilia menyambung.
Dan kumpulan teman-teman mereka menjadi heboh saling dorong agar maju kedepan.
"OH! ELO YANG NAMANYA SANDRA?!"
Namun hebohnya mereka terhenti ketika mendengar teriakan Ola yang menggema akibat mic yang tanpa sengaja masih berada di bawah mulutnya.
Sandra, perempuan yang barusan Ola ajak bicara juga tak kalah kaget. Apalagi melihat Ola yang tiba-tiba terbahak kencang.
"Temen gue sering banget ngomongin lo! Hahaha-HMMPPFF!!!!"
Bobby yang tadinya asyik bermain basket bersama yang lainnya menyerbu Ola, membekap mulutnya dari belakang guna menghalangi kalimat selanjutnya yang akan keluar.
Mereka berdua bergelut, dengan Ola yang memberontak dan terus tertawa sementara Bobby dengan wajah memerah malunya.
"Sumpah ya, Bob! Gue gak nyebut nama lo, hahaha!!!"
"Sialan," Bobby mendesis dan wajahnya bertambah merah. "Nial piaraan lo iket atau gue cincang buat makanan ikan ya!!"
"HAHAHA!!!!" Dan Ola masih bisa tertawa kencang di ambang kematiannya karna sekarang Bobby memiting kuat lehernya.
"Wow, ada apa-apa nih," para teman-teman mereka bersorak lagi.
Sandra yang terlanjur penasaran berdiri dan mendekati dua manusia yang masih bergelut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cinderella
Teen FictionAlika, cewek dingin yang dijuluki ice cream oleh teman-temannya. Dingin, tapi manis. Menjadi dingin setelah sang ibunda wafat. Alika, cewek yang sukses membuat Alka, si pangeran cuek jatuh pada pesonanya. Bercerita tentang Alka yang berusaha masuk...