Never Get U 21

1.2K 84 3
                                    


••
•••

Never Get U
Story by ShaSha🌈

Hampir satu bulan telah berlalu, dan masih tetap disini. Diambang pintu ruang ICU pria mungil itu berdiri. Dengan bersusah payah ia mencoba untuk menopang kedua kakinya sendiri. Menanti lelaki yang ia cintai selama ini membuka mata untuk kedua kali.

Beribu doa ia panjatkan. Semoga Tuhan berkenan untuk memberi Chanyeol satu kali kesempatan lagi. Meminjamkan sejenak saja hirup udara segar pagi hari.

Menetes. Entah untuk keberapa kali Baekhyun menepis air yang membasahi pipi. Sesekali ia mencoba untuk tersenyum menatap Chanyeol, ia tau bahwa lelaki itu selalu senang saat melihat senyumnya.

"Lihatlah, kecantikanmu bertambah 100 kali lipat saat tersenyum, Baek!"

"Aku laki-laki, Chan!"

"Iya, laki-laki cantik maksudku,"

Serunya saat itu. Waktu Baekhyun sangat sedih mengingat kepergian kucing kembarku. Ah ya! Aku sangat menyayangi mereka. Keduanya. Terlebih, si pemilik sebelumnya.

"Aku aja udah ikhlas kok," cetus Chanyeol kembali. Ya, sebenarnya itu kucingnya yang diasuh Baekhyun sejak tiga tahun belakangan ini. Jujur, Baekhyun merasa bersalah sekali waktu itu. Tapi Chanyeol tak mempermasalahkannya sama sekali. Ia mengatakan jika kehidupan setiap nyawa telah tercatat dan kita tak akan pernah tau kapan Tuhan akan merenggut nyawa kita.

"Chanyeol," Baekhyun tersungkur. Sungguh, benteng pengokohnya saat ini sudah runtuh. Airmata yang sedari tadi tertahan pun sudah kembali jatuh. Isak penderitaan kembali terdengar dari bibir tipisnya.

"Baekhyun... Nak, mari berdirilah," suara lembut itu mengalun pelan menyapa telinga Baekhyun. Ia mendongak saat tangan Bunda telah menopang pundaknya. Ayah pun ikut andil untuk mendudukkan tubuh anak lelakinya itu di atas kursi tunggu. Sekarang, Baekhyun berada ditengah mereka. Dengan masih terisak perih, pria mungil itu menggenggam erat kedua tangan Bundanya.

"Sebaiknya kamu pulang, Baekhyun. Istirahatlah. Ayah dan Bunda akan menunggu disini." Ayah mulai bersuara. Mengelus pelan punggung Baekhyun.

"Iya nak, sudah hampir tiga minggu kamu tidak pulang. Tidur dan makan tidak teratur. Menangis sepanjang hari."

"Bunda hanya takut akan kesehatanmu," kembali wanita itu berbicara dengan lembut.

Perlahan, Baekhyun mendongakkan kepala. Menatap manik mata Bundanya. Hampa, ia hanya rasakan itu saat ini.

"Baekhyun harus tetap disini Bun. Bagaimana jika Chanyeol sadar dan Baekhyun tidak ada disini? Bagaimana jika dia membutuhkan Baekhyun tiba-tiba? Dan.. Bagaimana jika dia-" kalimat itu terhenti. Isakan pria mungil itu menjeda seluruh kekhawatirannya.

"Kasihan Chanyeol,"

Baekhyun teringat sesuatu yang seketika sangat merobek hatinya. Ya, Chanyeol sudah seorang diri saat ini. Ibunya meninggal saat dianiaya oleh ayahnya. Sedang lelaki itu, entah pergi kemana. Menghilang tanpa jejak. Chanyeol pernah bilang jika ia sangat membencinya. Membeci lelaki itu. Dan jika bisa, nyawa seharusnya dibalas dengan nyawa.

Baekhyun mengingat hal itu. Bagaimana tidak? Untuk pertama kalidirinya melihat lelaki setegar Chanyeol menangis keras dihadapannya. Dan beruntunglah selama hampir lima tahun belakangan ini. Ayah dan Bundanya selalu bersedia untuk menggap Chanyeol sebagai anak sulung mereka. Dan Baekhyun sebagai anak bungsunya.

"DEFIB! SUSTER! PASIEN CHANYEOL! CODE BLUE!" Teriakan dari dalam ruangan itu menggema hebat ditelinga Baekhyun.

"Ya Tuhan, ada apa lagi?"

Hati pria mungil itu semakin terasa sesak saat beberapa perawat menggiring alat defibullator menuju ruangan ICU.

"Sus," Baekhyun yang sedari tadi telah berdiri menghentikan salah seorang perawat yang mungkin sudah familiar dengan perangai Baekhyun.

"Pasien kritis. Doakan saja," ucap suster berpakaian serba putih itu sebelum akhirnya melanjutkan tapak kakinya memasuki ruangan Chanyeol.

•••
••

Never Get U [cнanвaeĸ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang