Never Get U 23

1.1K 77 10
                                    


••
•••

Never Get U
Story by ShaSha🌈


Usapan halus terasa pada pucuk kepala.

Awalnya pria mungil itu mengira jika mimpi mulai menyapanya kembali setelah kurun waktu tiga minggu ia tidak bisa tidur dengar benar.

Sejenak, ia tersenyum merasakan. Lembut sekali, curahan kasih dan sayang seakan terluapkan kepada dirinya. Namun entah dari siapa.

Yang jelas, ia merasa tidur ini sangat menyenyakkan hingga dirinya bisa berimaji sedemikian dalamnya.

"Kurasa. Kau sangat letih, Baek. Pulanglah, tidur dengan benar di ranjangmu,"




Perlahan, suara parau itu mulai masuk melalui daun telinga hingga sampai kependengaran Baekhyun.

Jelas sekali. Soktak pria mungil itu mendongak, mulai mencari sumber suara yang sudah tak asing lagi baginya.

Dan benar saja. Mata Baekhyun membulat sempurna saat pupil mata coklat itu kembali menangkap bayangan yang sudah banyak menghilang sebulan ini.



Sosok yang telah membuat keadaan semakin rumit. Sosok yang telah membuat kondisi Chanyeol semakin sulit.

Dan yang pasti, sosok yang sama seperti yang Baekhyun benci saat ini.

"Untuk apa lagi kau kemari!" Sentak pria mungil itu dengan sekelebat gerak berdiri. Kedua tangannya mengepal sempurna, seakan siap untuk memberi pelajaran kepada lelaki dihadapannya.

"Tolong, aku tegaskan sekali lagi. Keluar dari ruangan ini!" Baekhyun kembali melontarkan instrupsi dengan nada mulai meninggi, dingin sekali.



Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya. Yang jelas, rasa kasih sayang persahabatan itu telah sirnah terganti dengan kebencian hati yang kian membuncah hebat.

Lelaki itu masih diam tak bergerak sedikitpun. Pandangnya tak pernah berpaling kearah lain selain mata Baekhyun. Dalam ia memandang, mencari titik lemah pria mungil itu.

PLAK!



"Aku membencimu, Sehun!"


Dan, benar saja. Hanya dalam hitungan detik, Sehun telah menemukan apa yang ia cari.

Satu tamparan dari Baekhyun cukup membuatnya merasa lega.

Satu tamparan itu mampu menyadarkannya,
bahwa ini bukan mimpi.

Detik ini, ia baru menyadari bahwa sebenarnya bukan Baekhyun yang berubah. Melainkan dirinya sendiri yang sudah terlanjur melakukan kesalahan yang tak pantas untuk dimaafkan.

Perlahan, tangannya mengarah untuk membantu pria mungil itu berdiri lagi.


"Masih berani kau?" Kembali, tepisan kasar itu mengurungkan niat Sehun.

Ia terdiam lagi, mencerna baik-baik satu demi satu kata yang terucap dari bibir Baekhyun.

"Aku, minta maaf,"

Dengan penuh sesal Sehun mengucapkan dua kata itu. Dua kata sakral yang seharusnya tak pernah ada dalam ikatan persahabatan.

Baekhyun mendongak cepat, menyeringai mengejek. Dengan cepat tangannya menepis airmata yang telah mengalir membasahi pipinya.

"Tidak perlu. Dua kata itu sudah tidak berlaku,"

"Sebenci itukah? Seburuk itukah aku hingga kau tidak bisa memaafkan kesalahan ini?"



"Kau fikir ini hanya persoalan anak tk yang berebut permen? Atau persoalan sd yang berdebat mengenai suatu hal? Tidak Sehun. Bukan lagi seperti itu. Ini, persoalan nyawa Chanyeol yang tengah dipertaruhkan." Baekhyun menjeda, tak kuasa menahan tangis yang mulai meluap kembali.

"Lihat dia! Tengok sebentar saja perban putih di kepalanya. Kau tak akan pernah tau seberapa sering suster menggantinya agar tetap terlihat baru. Lihatlah! Tengok infus dan selang yang semakin membelalai melilit tubuh lemas ini. Kau tak akan mengerti rasa sakit saat ia bangun nanti."



"Itu semua karenamu! Kau penyebab semua ini, Sehun. Kesalahanmu terlalu fatal kali ini. Dan menurutku, maaf sudah tidak berlaku pada ranah ini," tukas pria mungil itu. Sungguh, hatinya terasa sangat sesak menyampaikan penjelasan panjang itu. Tapi, ia harus lakukan itu semua. Hingga Sehun sadar dimana letak kesalahannya.

"Pergilah, aku tak ingin me-"

"Hentikan Baekhyun! Dia adalah calon pilihan Ayah untukmu," Sontak keduanya menengok kearah sumber suara. Lelaki itu berhasil mengejutkan Sehun dan Baekhyun.




Keduanya menatap tak percaya. Terlebih Baekhyun. Ingin protes, namun lidahnya seakan keluh tak berasa. Jantungnya berhenti beroperasi seperkian detik, menarik napas pun sulit ia lakukan.


"Akhh..!"

Kembali, untuk kedua kali. Suara itu membuat keduanya menengok bersama. Mata Baekhyun membulat sempurna untuk kesekian kalinya.

"Ba-ek?" Lelaki dengan suara parau dan masih mengerang kesakitan di atas bed pasien itu menyebut nama Baekhyun samar.


Hal ini lebih mengejutkan jantungnya. Sontak tangannya gemetar hemat. Kakinya seakan tumbang. Tubuhnya kehilangan keseimbangan.

Hembusan angin sore ini menyapa tubunya sebelum benar-benar tak sadarkan diri.

Disini, di ruang ICU bertembok putih.

•••
••

Never Get U [cнanвaeĸ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang