Prolog

3.2K 152 0
                                    

Dua orang wanita tengah berlari - lari mencari jalan untuk bisa masuk ke dalam Masjid Istiqlal, mereka kelimpungan sendiri karena tidak tau dimana tempat sholat wanita.

Setelah berwudhu entah kenapa mereka malah keluar kembali bukannya masuk kesebelah barat untuk bisa sampai ke tempat sholat wanita.

Kedua wanita berhijab hitam itu malah cengengesan, lalu mengikuti seorang Pria yang masuk kedalam masjid.

" itu kayaknya jalan sana deh "

" Ya Allah gini amat ya hidup di kota, kita keliatan kampungan banget cuma buat masuk ke masjid doang haha "

Keduanya tertawa, sampai didepan pintu masjid mereka kembali terdiam dan malah celingukan karena tidak menemukan wanita yang sedang sholat satu pun, lantai bawah itu di dominasi oleh para laki - laki berbagai umur yang tengah mengeliling.

Mereka terdiam saat mendengar seseorang yang tengah membaca syahadat dengan mengikuti ucapan sebelumnya.

Keduanya ikut mengucapkan hamdallah saat akhirnya orang yang tidak bisa mereka lihat itu telah sah menjadi seorang muslim. Setelah berdoa, lalu orang tersebut meminta pada ustadz untuk menambahkan nama tanpa merubah nama sebelumnya.

" Ustadz, saya ingin menambahkan 3 nama dalam nama saya apakah boleh ?"

" silahkan, karena sebenarnya tidaklah mutlak bagi Anda mengubah nama jika masuk Islam selama nama Anda tidak memiliki noda syirik atau selama itu tidak mengandung hal yang menjijikan Islam. Lalu apa saja 3 nama itu ? "

" saya ingin nama saya menjadi .. " lelaki itu diam sebentar dan itu sukses membuat kedua wanita itu ikut bungkam dan menunggu kelanjutannya.

" Muhammad Kim Taehan Ali Adnan, saya menyukai nama itu "

" Muhammad Kim Taehan Ali Adnan " ucap salah satu dari kedua wanita itu mengulang kembali nama yang tadi di sebutkan.

" maaf kalian sedang apa?", keduanya terkaget - kaget karena ucapan seseorang.

" ah, itu Pak. Kita mau sholat, tapi tempat untuk wanita dimana ya ?"

" wanita di atas, Mbak bisa lewat kesana "

" oh ya, terima kasih Pak "

***

" Ya Allah ngakak sih gue, mentang - mentang orang baru di ibu kota sampe belum bisa ilangin ini kekampungan haha " kedua wanita itu duduk di teras Monas sambil memakan es krimnya.

Saat asik berbincang kedua wanita itu dikagetkan oleh seseorang yang memanggil salah satu nama dari wanita itu.

" kamu Prilly kan ? Prilly Afsha Mecca ?", wanita yang disebut namanya itu berdiri lalu menyipitkan matanya seraya mengingat orang didepannya.

" bentar - bentar, kamu siapa sih ? Aku lupa maaf "

" ya ampun, aku Nadia yang dulu sekelas sama kamu pas SMP dan pernah bully kamu :( "

" ah! Nadia Aulia kan ? Aku inget sekarang ", wanita itu mengingat - ingat kembali kenangan buruk saat dirinya di bully Nadia karena kulitnya yang coklat.

" maaf untuk itu Prill "

" gak pa-pa, udah lupa lagian. Mey kamu inget gak sih ?" Tanya Prilly pada temannya yang bernama Meysi Sahara.

Wanita bernama Meysi itu menganga saat dia ingat wanita jahat di jaman SMP nya, " Nadiot si idiot itu kan Prill "

Prilly membelalakkan matanya pada Meysi seraya mencubit lengan wanita itu pelan. " maaf ya, dia mah gitu orang nya "

" gak pa-pa, sekarang kita baikkan ya ", mereka pun akhirnya bersalaman dan membuka lembaran baru dengan menjadi teman.

" kamu kesini sendiri ?"

" ah nggak Prill, aku sama suami aku. Dia lagi beli minum dulu sama temennya ", Prilly dan Meysi hanya menganggukkan kepalanya.

" hei " tegur seseorang yang mampu mengalihkan perhatian ketiga wanita itu.

" eh hi Sayang "

" oh ya, kenalin ini suami aku Reino Aditya. Mereka temen SMP aku dulu waktu di Bandung Sayang "

Prilly menangkupkan tangannya agar tak bersalaman dengan suami Nadia, " yang itu siapa Nad ?", tanya Meysi dengan polosnya.

" ah ya lupa, dia temen suami aku. Alhamdulillah dia baru aja masuk islam " ucapan Nadia itu sukses membuat Prilly langsung melihat kearah lelaki yang ada disamping suami Nadia.

" Dia Muhammad Kim Taehan Ali Adnan, ini sekarang di panggilnya apa nih? Tetep Tae aja ?", lelaki itu tersenyum dan itu membuat Meysi heboh sendiri berbeda dengan Prilly.

" Ali saja, saya suka nama itu " jawab lelaki itu dengan aksen indonesia yang masih kaku.

" dia tuh aslinya orang Korea, tapi sekarang lagi ada kerjaan disini plus lagi liburan juga, atasan suami aku " jelas Nadia yang diangguki Prilly dan Meysi.

" kita naik keatas yuk ", Prilly langsung mendongakkan kepalanya melihat puncak Monas, lalu mengangguk.

_______________________________________

BOY WITH LUV [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang