Pagi hari selepas subuhan Prilly dan Memey malah kembali tertidur, dua wanita itu sekarang tengah sibuk berebut selimut karena merasa tubuhnya begitu dingin.
Hattcchihhh .. Prilly bersin sampai berkali - kali, dia merasa tubuhnya begitu kedinginan. Wanita itu bangkit dari tempat tidurnya untuk membuka pintu yang di ketuk dan karena dia kalah dari Memey yang memenangkan selimut itu untuk dirinya sendiri.
" kenapa Nad ?"
" sarapan Prill "
" maaf ya Nad, aku udah subuhan malah tidur lagi. Jadi gak bantuin kamu "
" gak pa-pa, ayo! Bangunin tuh kebo, di luar turun salju jadi cuacanya lebih terasa dingin "
Ah pantas saja Prilly merasa begitu kedinginan sekali, wanita itu segera bersiap - siap untuk sarapan.
Setelah rapi dengan jaket hangatnya, dia dan Memey segera menuju keruang makan. Disana sudah ada Nadia, Reino dan ... Ali. " maaf ya lama "
Ali melihat kearah Prilly yang hanya berpenampilan biasa saja, hijab instan dan tanpa make up apapun selain lip balm agar bibirnya tidak pecah - pecah. Lelaki itu bangkit, lalu memundurkan satu kursi disampingnya untuk Prilly.
Bukan wanita itu yang duduk di samping Ali, melainkan Memey yang langsung duduk karena Prilly tak kunjung duduk saat Ali sudah memberikannya ruang untuk duduk. Nadia dan suaminya tak percaya dengan tingkah si menyebalkan itu begitupun Ali, namun sebisa mungkin dia terlihat biasa saja.
Prilly duduk disamping Nadia yang berhadapan dengan Ali, namun tidak langsung berhadapan karena Ali duduk disamping Reino. " idung kamu merah banget Prill, kenapa ?"
Wanita yang ditanya itu langsung melihat kearah Reino, " ah, mungkin reaksi tubuh aku Mas. Soalnya dari panas langsung ke dingin ", Ali melihat wajah Prilly yang memang merah di bagian hidungnya.
Kaki Prilly tidak bisa diam sedari tadi, walaupun sudah memakai kaos kaki, baju hangat bahkan rumah itu pun sudah menyalakan penghangat tapi dia masih merasa kedinginan.
Mereka makan dengan pikiran masing - masing, dan sesekali mengobrol. Ali melihat kearah Prilly yang makan tanpa selera, bibir laki - laki itu tidak bisa diam karena dia terus menggigitnya.
Prilly terbatuk karena tersedak makanannya sendiri, refleks Ali langsung menyodorkan minumnya kearah Prilly. Tangan lelaki itu melayang karena Prilly tidak mengambilnya dan malah meminum air di gelasnya, Ali segera kembali ke posisinya.
Nadia dan sang suami yang melihat itu menahan tawa mereka, bisa - bisanya seorang Prilly cuek pada lelaki tampan seperti Ali, bahkan seorang pengusaha sukses pula.
Ali salah tingkah sendiri, dia menggaruk - garuk kepalanya dengan menatap tajam kearah Reino yang masih saja membungkam mulutnya untuk tidak kelepasan tertawa.
***
Setelah sarapan mereka semua terdiam di ruang tengah sembari menonton televisi, " aku gak paham mereka ngomong apa " ucap Prilly dengan wajah sedihnya.
Nadia dan suaminya tertawa, Ali hanya tersenyum. Lelaki itu sudah bisa sedikitnya dalam berbahasa Indonesia, dia mengerti apa yang orang lain ucapkan namun belum mampu menjawab karena dia takut dalam salah merangkai katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY WITH LUV [ PDF ]
Teen FictionINDONESIA 🇮🇩 KOREA SELATAN 🇰🇷 💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙 Cover by Pinterest