Salju turun tanpa hentinya dari sore tadi, kediaman Nadia yang seharusnya terasa dingin kini malah terasa hangat karena banyaknya orang - orang yang berkumpul.
Semua sibuk dengan obrolan dan kegiatan masing - masing, seperti hal nya Prilly yang tengah rebahan di paha Ibu nya yang ia jadikan bantalan.
Memey yang tengah memijat kepala Bapaknya yang mendadak pusing, kedua adik Prilly yang sibuk dengan tteokbokki mereka yang membuat mereka kepedasan sendiri namun tetap dimakan.
Ketiga lelaki beda generasi yang tengah sibuk membahas olahraga, serta Nadia yang sibuk dengan game di ponselnya.
" Maaf ya Bu, selama Ibu disini aku gak bisa ajak ke banyak tempat. Soalnya aku kerja "
" gak pa-pa, Ibu makasih banget sama Eomma dan Kakaknya Ali yang selalu menemin Ibu disini selama beberapa hari ini. Ibu seneng "
" Alhamdulillah kalo Ibu seneng, semua barangnya udah Ibu pack ke koper ?"
" udah kok, semuanya udah Ibu masukin ke koper. "
" ingat - ingat lagi, takutnya ada yang ketinggalan "
" haha .. paling ketinggalan kamu doang disini "
" yah, jauhan lagi kita mulai besok ", Prilly memeluk perut Ibu nya, dengan menanamkan wajahnya disana.
" Li "
" Iya Bu ?", Ali yang tengah sibuk mengobrol dengan Reino dan Ayah Prilly langsung menengokkan wajahnya ke bawah dimana ada Ibu dan Prilly yang nyaman rebahan.
" Ibu kan udah ngobrol sama Eomma kamu, udah bahas tanggal juga. Tapi kita bingung mau dimana? "
" dimana apanya ?"
" ya acaranya, mau di Indonesia apa disini "
" Indonesia ", dengan cepat Prilly menyahut lalu menatap tajam pada Ali.
" di Korea "
" gak pokoknya di Indonesia, aku lahir disana "
" aku lahir di Korea, jadi ya disini "
" mana ada? Hey, harusnya cowok dong yang nyamperin cewek. Bukan sebaliknya "
" tapi aku pengen kita nikah disini "
Semua orang melihat ke arah Ali dan Prilly bergantian ketika kedua anak adam itu saling membela diri, " aku pengen di Indonesia "
" di Korea "
" yaudah, cari aja sana cewek orang Korea. Udah, gak usah jadi nikah. Pusing!", Telak Prilly akhirnya dengan segera bangkit dari rebahannya lalu pergi ke arah dapur yang entah akan apa?.
" Prill, hey!", panggil Ali yang hendak berdiri untuk menyusul, namun urung karena di tahan Ayah Prilly.
" udah diemin dulu, dia lagi datang bulan jadi sensitif. Masalah itu nanti kita pikirin sama - sama, baiknya dimana ", ucap beliau menengahi.
" aku susul Prilly dulu ya Bu ", Nadia segera pergi menyusul Prilly ke dapur sekalian melihat apa yang tengah di perbuat wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY WITH LUV [ PDF ]
Fiksi RemajaINDONESIA 🇮🇩 KOREA SELATAN 🇰🇷 💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙 Cover by Pinterest