Yeol-ilgob

1.6K 136 9
                                    

Suasana disalah satu pemakaman di Seoul itu di penuhi oleh orang - orang yang mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya.

Orang - orang dengan pakaian serba hitam itu berdiri di samping liang lahat, melihat peti jenazah yang pelan - pelan dimasukkan kedalamnya.

Siang itu cerah, namun terasa dingin. Apalagi saat Prilly melihat wajah Ali yang tanpa senyum sedikit pun, lelaki itu terus melihat kearah depannya. Sesekali dia menghembuskan nafasnya kasar, Reino dan Daniel yang sedari tadi berada disamping Ali hanya bisa mengelus punggung lelaki itu.

Satu persatu orang - orang pergi saat proses pemakaman telah usai, meninggalkan keluarga yang masih disana. Ali mengelus nisan berlambangkan salib itu, " halmeonineun dangsin-i geugos-eseo haengboghagileul balabnida. ( nenek semoga kamu bahagia disana "

Satu tetes air mata jatuh melewati pipinya, entahlah dia merasa begitu sedih sekarang. Baru terasa kehilangannya setelah dia berpisah, dia yang ada diatas bumi dan neneknya yang ada di bawah bumi.

" jib-e gaja. ( Ayo kita pulang )" ucap Ibu Ali dengan menyentuh bahu anak lelakinya itu. Ali mengangguk, dia menghapus air matanya terlebih dahulu, barulah dia bangkit.

Mereka akhirnya pergi meninggalkan area pemakaman. " Prill, boleh tidak untuk kali ini kamu pulang bareng saya ?"

Prilly melihat kearah teman - temannya, kemudian mereka mengangguk meminta Prilly meng-iyakan ajakan Ali.

Akhirnya Prilly menerimanya, dia masuk kedalam mobil yang sudah Ali bukakan pintu belakangnya. Ali berjalan ke pintu belakang samping lainnya, kemudian dia masuk.

Selama di perjalanan hanya ada keheningan yang tercipta, sang supir pun tak berani untuk memulai pembicaraan. Ali melihat ke sampingnya, dan tepat pula Prilly melihat kearah Ali. " wae ?"

Ali terkekeh karena pertanyaan Prilly dengan nada judes nya, " masih jutek aja ternyata "

" masalah ?"

" aniyo "

" apa yang akhirnya membuat kamu kembali ke Korea ?"

" cari kerja "

" kirain buat aku "

" dih pede banget ", Ali terkekeh karena ucapan Prilly itu, sampai sang supir melihat kaca spionnya dan dia ikut tersenyum karena Ali yang mulai kembali ceria.

" makasih Prill "

" untuk ?"

" karena udah nyempetin hadir di prosesi pemakaman nenek ku "

" ishh, aku menghormati Ibu kamu kali "

" eh bentar, kamu bahasa Indonesia nya makin lancar aja ya " lanjut Prilly memuji.

" belajar, terus bahasa korea kamu gimana ?"

" masih nol "

" nanti aku ajarin "

" gak usah "

***

Mata indah wanita itu terbuka saat beberapa saat tertidur dalam perjalan pulang dari pemakaman. Matanya menelusuri kamar yang begitu asing menurutnya, Prilly bangkit dari tidurnya lalu menyingkap selimut yang menutupi badan mungilnya.

Pintu terbuka, dan menampilkan sosok Ali yang masuk kedalam kamarnya. Lelaki itu berjalan menghampiri tempat tidur, Prilly yang belum sepenuhnya tersadar melihat gerak gerik Ali.

" Ali "

" ye ?"

" ini dimana ?"

" My apartemen ", mata Prilly membelalak, dia berdiri disamping ranjang dengan berkacak pinggang. " kamu gila ya! "

BOY WITH LUV [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang