Nes

1.8K 127 3
                                    

Sesuai janji, akhirnya ke empat orang itu datang kerumah Ali. Dimana rumah itu tidak jauh dari rumah Nadia, hanya saja ini lebih mewah. Memey sampai berdecak kagum melihat rumah seindah dan semewah ini.

Prilly menelan ludahnya susah payah, sesekali dia melihat kearah sekitar. Halaman rumah yang luas, rumah yang menjulang tinggi. Mereka masuk kedalam saat pelayan yang ada dipintu menyuruh mereka masuk dan mengantarkan mereka pada tuan rumah.

" ah, kalian ternyata " semua pasang mata tertuju pada sumber suara.

Prilly kagum melihat lelaki dihadapannya yang memakai kemeja putih dan jas abu itu. Rasanya dia tidak pantas berada disini, satu persatu orang - orang muncul di belakang lelaki itu dan itu membuat Prilly semakin minder saja. Sekaya ini ternyata seorang Ali.

Mereka keruang makan, disana sudah ada meja panjang yang disampingnya terdapat beberapa kursi. " igeos-eun dangsin-ui chingu-ibnikka? indonesia-eseo on? ( apakah ini temanmu itu ? yang dari indonesia ? )" Tanya wanita paruh baya di ujung sana setelah mereka duduk.

" ne eomma ( iya Ma )" jawab Ali menganggukkan kepalanya. Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya seraya tersenyum ramah.

" Nadia, wae yeogi olaesdong-an an wass-eo? ( Nadia, kenapa kamu sudah lama ini tidak pernah mampir kemari ?)"

Sebelum menjawab wanita itu terkekeh, " yojeum neomu bappaseo imonim joesonghabnida. ( akhir - akhir ini saya begitu sibuk tante, maaf.)"

Mereka semua saling berkenalan, Prilly begitu grogi saat dirinya terus ditatap oleh kakak perempuan Ali yang sudah menikah itu. " Prilly, wae ileohge yeppeo? eotteon seukinkeeoleul sayonghabnikka? ( Prilly, kenapa kamu terlihat begitu cantik ? skincare apa yang kamu pakai ?)"

" ye ?" Wanita itu melongo karena tidak mengerti dengan ucapan Kakak perempuan Ali itu.

" Mian eonni, geunyeoneun hangug-eoleul jal moshabnida. ( maaf kak, dia tidak fasih bahasa korea.)"

" o mianhae ( oh, maafkan aku )"

Prilly tersenyum meringis karena tidak mengerti yang mereka bicarakan, " Reino, Prillywa jalileul bakkul su issseubnikka? ( Reino, bolehkah kamu bertukar tempat duduk dengan Prilly ? )"

Reino langsung mengangguk, dia berdiri dari tempat duduknya. Nadia memberitahu agar Prilly bertukar posisi dengan suaminya. Wanita itu dengan ragu berjalan kearah dimana Reino tadi duduk, disamping kiri Ali tepatnya.

Dia duduk berhadapan langsung dengan Kakak perempuan Ali yang begitu cantik dengan gaun berwarna putih, ibu dan suaminya berada disamping wanita itu. " meogja ( ayo makan )" titah Ayah Ali yang sedari tadi banyak diamnya, seperti biasanya.

Prilly melirik kearah kirinya yang ada Nadia disana, sungguh dia sangat gugup sekali. " Nad, aku harus makan apa ?" Ucapnya berbisik karena bingung harus memakan apa, dia takut jika diantara hidangan itu ada yang terbuat dari babi.

Ali yang mendengar langsung tersenyum, " makan apapun yang kamu mau Prilly, tidak ada daging babi disini ", dengan cepat wanita itu melihat kearah Ali yang sedang tersenyum hangat padanya.

" waeyo? dangsin-eun eumsig-eul joh-ahaji anh-a? ( kenapa? kamu tidak suka makanannya ? )" tanya Ayah Ali akhirnya berbicara saat melihat Prilly tak kunjung mengambil makannya.

BOY WITH LUV [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang