Yeol

1.6K 138 15
                                    

Prilly melihat kearah Memey yang sedang bersiap - siap, ternyata benar hari ini dia akan masuk kerja hari pertama. Katanya berkas miliknya sudah di paketkan oleh Bapaknya dari Bandung.

" Kalo kamu kerja, terus Nadia kerja. Aku ngapain ?"

Memey membalikkan tubuhnya menghadap sahabat malangnya itu. Dia mengerucutkan bibirnya seraya berpikir, " mmm .. iya, kamu ngapain ya Prill ?"

" bisa - bisanya kamu Mey, kita kesini tuh liburan bukan malah kerja "

" ya, selagi ada kesempatan kenapa nggak kan Prill ?"

" kamu enak udah dapet kerja, di lamar pula "

" ya udah sih, kamu tinggal minta di lamar juga apa susahnya Prill "

" di lamar siapa?"

" ya sama Ali lah, masa sama Jungkook. Kan gak mungkin ", mendengar itu Prilly mendelikkan matanya tajam.

" gak ada yang gak mungkin kalo Allah merestui "

" memang, tapi kan seenggaknya kita fokus yang didepan mata aja kali. Kalo sama Jungkook, selain beda negara, beda kasta, beda keyakinan juga. Bentengnya tebel sama tinggi Prill "

" terus kalo pun aku sama Ali, emang kamu gak liat perbedaannya? Beda negara, beda kasta juga kan Mey "

" yang penting gak beda keyakinan sama gak beda rasa aja Prill, kamu suka kan sama Ali ?"

" biasa aja tuh "

" kalo Ali suka kamu gimana?"

" ya itu sih hak dia, lagian Allah ciptain rasa buat apa kalo bukan buat di pake "

" ck. Bahasanya berat boss ku "

" untuk lamaran Daniel kemarin, gimana?"

" aku istikharah dulu Prill "

" tapi udah bilang sama Bapak ?", Memey menggelengkan kepalanya. " aku mau lihat keseriusan dia dulu Prill, bener apa nggak nya. Kalo emang dia orangnya, aku bilang Bapak nanti "

" Meyy udah siap belum ?" Teriak seseorang dari luar kamar mereka. " udah " saut Memey dengan ikut berteriak.

Memey keluar diikuti Prilly dibelakangnya, " kalian mau tinggalin aku sendiri di rumah ?"

" ya gimana lagi Prill, kita kan harus kerja juga "

" aku gimana?"

Nadia sedikit berpikir, bagaimana caranya agar Prilly tidak jenuh selama dirumah. Dan lagian, jika keluar rumah pun pasti Prilly tidak mau karena cuaca dingin dan yang jelas dia tidak bisa bahasa Korea. Nadia berseru heboh saat dia sudah mendapatkan ide, segera dia mengeluarkan ponselnya dan berlalu dari hadapan Prilly dan Memey.

Prilly menghembuskan nafasnya kasar, dia duduk di sofa dengan mendongakkan kepalanya. Haruskah dia pulang ke Indonesia atau ikuti jejak Memey dengan mencari kerja di negeri orang?

" Prill, kamu tunggu disini ya nanti ada yang jemput kamu ajak main. Kita harus berangkat sekarang, suami aku udah nungguin ", Prilly menganggukkan kepalanya dengan wajah lesu. Dia melihat kepergian sahabat - sahabatnya sampai menghilang di balik pintu.

Nadia bekerja sebagai manager disalah satu toko tas di mall yang berada didepan kantor Ali, jadi Reino tidak perlu repot - repot jika harus menjemput Nadia. Mereka belum di karuniai buah hati setelah 3 tahun menikah, tapi mereka tetap happy kiyowo.

***

Prilly menyampirkan pashmina yang sedang dikenakannya, dia berjalan cepat ke arah pintu karena ada yang menekan bel dengan tidak sabaran. " gak sabaran banget ya Allah isshhh "

BOY WITH LUV [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang