Sudah dua hari kejadian debat bersama Prilly, Ali memutuskan untuk meminta maaf dan ingin membicarakan sesuatu dengan wanita itu secara langsung karena merasa jika berbicara lewat telpon akan kurang baik.
Setelah menekan bel beberapa kali akhirnya pintu terbuka, dia melihat Nadia yang membukakannya.
Keduanya masuk kedalam, dimana Reino dan Memey sedang fokus pada televisi yang sedang menayangkan variety show.
" Ali kesini sendirian aja? Prilly mana ?" Tanya Nadia saat menyadari jika Ali hanya datang sendirian, dia kira Prilly mengekor di belakang Ali.
" sendiri, kok nanyain Prilly ke .. " jawab Ali dengan menunjuk dirinya sendiri.
Memey yang mulai khawatir pun bangkit, dia keluar mencari Prilly. Siapa tau sahabatnya itu sedang menjahili mereka. " Prilly gak ada ?"
" kalian kenapa sih ? Aku kesini mau ketemu Prilly ", sekarang giliran Ali yang merasa dirinya sedang di permainkan oleh teman - temannya.
" udah berapa hari gak ketemu Prilly Li ?"
" dua hari "
" Prilly ke apartemen kamu, kalian gak ketemu ? Prilly belum ada pulang kesini dari semenjak nganterin Ibu nya ke bandara ", jelas Nadia dengan nada khawatirnya.
" apartemen ?"
Nadia dan Memey mengangguk bersamaan, " sepulang dari bandara dia minta Reino buat anterin ke apartemen kamu karena ada yang mau di bicarain katanya "
" aku belum ada pulang ke apartemen beberapa hari kebelakang "
" terus Prilly kemana ?"
Bukannya menjawab, Ali langsung lari pergi meninggalkan kediaman Reino dan Nadia. Ketiga orang itu dengan cepat mengusul Ali.
Dengan perasaan khawatir Ali menyetir mobilnya dengan tidak hati - hati, sampai banyak mobil yang mengklaksonnya.
" Prilly kamu dimana ?", Ali menekan satu tombol di mobilnya untuk menelpon, tidak ada jawaban apapun. Dan itu membuat Ali semakin gusar dan menambah tekanan gas nya.
Lelaki itu memarkiran mobilnya sembarang di basemant. Dengan cepat masuk kedalam lift untuk mencapai apartemennya.
Reino dan yang lainnya yang baru sampai dengan cepat mengejar Ali, mereka segera menggunakan lift sebelahnya saat lift yang Ali pakai sudah tertutup.
Ali berlari kearah pintu apartemennya, dia membuka passwordnya. Lelaki itu melihat flat shoes yang biasa Prilly pakai sudah nangkring di rak sepatunya.
" Prill " panggilnya, dia mencari semua sudut ruangannya.
" ketemu ?" Tanya Nadia saat dia melihat Ali yang baru turun dari lantai atas. " Belum "
" Prill " mereka berteriak memanggil Prilly.
Tok .. tok .. tok .., Ali mendengar ketukan yang begitu pelan, dia mengikuti sumber suara. Lelaki itu menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi. " Prill "
Tok .. tok .., suaranya begitu pelan, Ali membelalak. Dia mencoba membuka pintu kamar mandi yang ternyata terkunci, " Prill buka pintu nya "
Teman - temannya langsung menghampiri Ali yang sedang mencoba membuka pintu kamar mandi yang terkunci. " ada suara di dalam, Rei bantuin buat dobrak "
Kedua lelaki itu mengeluarkan tenaga mereka untuk mendobrak pintu kamar mandi, dalam 3 kali percobaan akhirnya pintu berwarna hijau army itu terbuka. Dengan jelas mereka melihat Prilly yang sudah pingsan di lantai dengan wajah yang memucat.
" Prill, hey!" Ali menepuk - nepuk pipi Prilly, lalu segera mengangkatnya untuk di bawa ke rumah sakit.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY WITH LUV [ PDF ]
Teen FictionINDONESIA 🇮🇩 KOREA SELATAN 🇰🇷 💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙 Cover by Pinterest