Suasana Masjid Pusat Seoul itu terlihat ramai, banyak jamaah yang berdatangan. Begitu pun Prilly, dia melihat sekeliling Masjid cantik itu, lalu pandangannya bertemu dengan dua orang wanita yang tengah memakai mukena yang dia belikan.
Matanya memanas, hari ini, di hari jumat yang agung. Dia akan menyaksikan Ayah Ibu, Kakak dan Ipar Ali mengucapkan Syahadat untuk memeluk agama yang paling di ridhai Allah.
Tanpa di sadari, ternyata saat Ali berikrar untuk bersyahadat dia pun menyaksikannya tanpa Ali tau. Prilly melihat kearah Ali yang mendampingi Ayah dan Iparnya, sungguh Allah menyayangi keluarga mereka dengan memberikan mereka hidayah yang tiada duanya.
Semua rangkaian untuk memeluk islam sudah di jalankan, mereka berdoa dengan khusu, meminta ampunan pada sang pemilik dunia dan seisinya. Prilly memeluk Ibu dan Kakak Ali dengan terus meneteskan air mata, sungguh itu adalah air mata bahagia.
Prilly melihat kearah Ali yang tengah berbincang dengan Ustadz yang sudah meng-islamkan keluarganya. Dia meminta pada sang Ustadz agar bersedia mengajarkan mereka tentang Islam lebih dalam lagi, bagaimana cara sholat dan bacaannya, mengajarkan tauhid dan semacamnya.
Yoona membuka mukenanya, dia tersenyum dengan balutan gamis dan hijab yang dikenakannya membuat kecantikannya jauh lebih dari kata cantik biasa. " I envy you, you are so beautiful with a hijab like this. ", ucap Prilly dengan mengerucutkan bibirnya.
" ah, I feel like I'm going to fly because of your compliments, Prill.ㅋㅋㅋ "
Kedua wanita itu tertawa, lalu di ikuti Nyonya Kim yang sedari tadi hanya memperhatikan kedua wanita muda di hadapannya.
" how do we celebrate this? "
" You can also donate to orphans, or donate to mosques and places to study religion, it feels much better, Eomma. " jawab Prilly dengan bahagianya, Nyonya Kim pun langsung menyetujui nya, dia percaya pada Prilly.
***
Prilly berjalan - jalan di sekitar halaman belakang rumah keluarga Ali, dia sedang menunggu Ibu dan Yoona yang sedang ke kamar mereka masing - masing.
Tubuhnya membatu saat dia melihat didepannya ada seseorang yang begitu dekatnya. Kepalanya mendongak untuk mencari tau siapa gerangan, " Wae ?"
" Will you be my lover ? ", mata Prilly membelalak sempurna didepan Ali, ya dia adalah Ali. Prilly mundur dua langkah agar dirinya tidak terlalu dekat dengan Ali yang mengikis jarak, dia menghembuskan nafasnya kasar. " Mian, i cannot "
" wae ?"
Dengan berani Prilly menatap mata Ali yang sedari tadi menatapnya, " because in Islam there is no courtship. "
" and because I don't want to deal with someone who isn't done with his past. " lanjut Prilly dengan yakin tanpa gentar.
Ali menatap mata indah itu, keningnya berkerut. Dia heran, kenapa kemarin Daniel melamar seperti mudah, namun saat dirinya yang melakukannya malah seperti ini, dengan terang - terangan Prilly menolaknya.
" I have solved all my problems. "
Prilly menggeleng mendengar jawaban Ali, dia tidak percaya apalagi dirinya langsung terpusat pada saat Sae Ah berkata dia ingin anak dari Ali, dia akan meminta sperma Ali untuk program bayi tabung atau Ali harus tidur dengannya. Segila itu.
Ali mengusap wajahnya kasar, tangan satunya dia simpan dipinggangnya. Nafasnya memburu, dia melihat Prilly yang dengan cepat menundukkan kepalanya. Dalam hatinya, lelaki itu menggeramkan nama Kang Sae Ah yang pasti sudah berbicara yang tidak - tidak saat mereka bertemu kemarin.
" excuse me. " ucap Prilly akhirnya dengan pergi meninggalkan Ali yang mengacak rambutnya frustasi.
Dengan tidak sopannya Prilly pulang tanpa memberitahu siapapun, dia merasa kesal pada Ali yang seenaknya itu. " enak banget ngajak pacaran, mau dia salto atau apapun juga gak akan tuh nerima ajakan dia buat pacaran ", dumelnya dengan pergi dari kediaman keluarga Ali.
Sekarang dirinya bingung, bagaimana dia pulang kerumah Nadia?
***
Nadia dan Memey terus memandang Prilly yang sedari tadi melamun, bahkan makannya pun hanya di aduk - aduk saja tanpa selera. " Prill "
" Iya Li " jawab Prilly refleks saat Memey menepuk bahunya pelan. " Li ?"
" eh, gimana Mey ?" Ralat wanita itu yang malah membuat Memey tersenyum jahil.
Memey mengangguk - anggukan kepalanya dengan mengulum senyum, " lagi mikirin apa sih Prill, nyampe yang di inget kayaknya cuma Ali ?"
" apasih nggak kok, aku lagi mikirin Lee dong wook masa. Gimana kalo ternyata tiba - tiba ketemu dia "
" mmm .. gitu ya " ucap Nadia dengan pura - pura meng-iyakan jawaban Prilly yang menurutnya berbeda dengan apa yang Prilly pikirkan.
" kamu mau ketemu idol kamu Prill ?"
" ya mau lah Mas, siapa yang gak mau coba ?"
" mudah aja sih " jawab Reino dengan santai menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Nadia dan Memey sudah serius menatap lelaki itu, bertanya - tanya bagaimana mereka bisa bertemu dengan idol yang memiliki jadwal yang sangat padat. " gimana?" Tanya ketiga wanita itu bersamaan saat Reino tak kunjung melanjutkan ucapannya.
" nikah sama Ali "
Prilly melempar sendok yang dipegangnya sampai berbenturan dengan piring sehingga menimbulkan dentingan yang cukup keras. " jangan mulai "
" kenapa sih Prill? Kayaknya tiap bahas Ali sensi mulu ?"
Memey melihat kearah Prilly yang menampilkan wajah jutek sejutek juteknya yang dia miliki. " Kenapa sih pembahasan kalian tuh harus selalu tentang Ali ?" Tanya Prilly balik, dan mulai menyendokkan makannya kembali.
" ya karena kita seneng aja gitu liat kalian berdua, ada manis - manisnya gitu "
" Please, dengerin aku. Aku sama dia tuh perbedaannya jauuuuuuuh banget, dia langit aku bumi. Paham kan?"
" terus kenapa kalo dia langit kamu bumi? Bukankah keduanya sama - sama ciptaan Allah ?" , Prilly melemaskan bahunya saat mendapatkan jawaban tanya balik dari Memey.
" dia tinggi, aku rendah. Paham kan? Kasta kita beda, negara kita beda, bahasa kita pun beda "
" keluarga Ali bukan tipikal orang yang selalu memandang kasta kok Prill, kalo pun mereka memandang kasta kenapa mereka mau nerima suami Yoona yang cuma sebatang kara, anak panti asuhan ?", Reino menambahkan.
Prilly memijat keningnya yang berdenyut hanya karena pembahasan selalu tentang Ali. Dimana - mana semua tentang Ali.
" kalo dia mau sama aku, usaha dong. Bukan malah enak - enak ngajakin anak orang pacaran, gak gentle banget "
Mata Nadia dan Memey membelalak mendengar penuturan Prilly, " Ali ada nembak kamu ?", tanpa dijawab pun mereka tau jawabannya.
" lagian aku males sama seseorang yang belum selesai sama masalalunya "
" Kang Sae Ah ?"
Prilly tak menjawabnya, dia diam tanpa kata apapun. " mereka cuma mantan kali Prill, udah gak ada hubungan apapun. Udah clear semuanya, orang tuanya pun udah gak mau ketemu dia lagi "
" clear kata kamu Mas ?", Reino mengangguk karena memang setau nya Ali dan Sae Ah sudah tidak ada hubungan apapun.
" kalo udah clear, gak mungkin kali itu mantan calon istrinya masih ngejar Ali minta anak dari dia "
" tapi Ali gak bodoh Prill, gak mungkin dia kasih apa yang Sae Ah minta. Apalagi agama kita udah jelas - jelas melarang bahkan mengharamkan, dia udah tau kok pasal - pasal mahram, dosa zina dia udah tau juga "
" kalo udah tau ngapain ngajakin pacaran ?"
" oke fine Prill, nanti kita bilang sama Ali kalo kamu maunya di lamar bukan diajak pacaran ", ucap Memey memutus perdebatan yang terjadi di meja makan.
" Gak usah "
_______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY WITH LUV [ PDF ]
Fiksi RemajaINDONESIA 🇮🇩 KOREA SELATAN 🇰🇷 💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙 Cover by Pinterest