Yeodeolb

1.8K 144 11
                                    

Prilly keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi untuk pergi, wanita itu berjalan sedikit cepat menghampiri teman - temannya yang sudah ada di ruang tamu.

Mereka tersenyum melihat Prilly yang sudah rapih saja, " Nad, ada sarung tangan gak? Aku takutnya nanti kalo di luar dingin banget "

" ada kok, bentar " ucap Nadia dengan beranjak menuju kamarnya untuk mengambil sarung tangan. Bertepatan dengan itu, Reino pun ikut bangkit untuk membuka pintu yang diketuk dari luar.

" kok aku deg - degan ya Mey "

" ngapain harus deg - degan coba? Kan keluarnya sama camer Prill "

" jangan mulai "

Memey terkekeh karena melihat wajah cemberut Prilly, " Prill, udah di jemput " ucap Reino yang masuk ke dalam seorang diri.

" ah ? Siapa ?"

" supir Ibu nya Ali "

" Ibu nya gak kesini Mas ?"

" cuma supirnya aja, katanya disuruh jemput kamu aja ", Prilly mengangguk - anggukkan kepalanya.

Nadia berjalan mendekat kearah Prilly seraya menyodorkan sepasang sarung tangan pada wanita didepannya. " makasih Nad, aku pinjem dulu ya "

" pake aja, aku udah jarang pake soalnya. Udah terbiasa juga "

Prilly memakai sarung tangan itu, lalu menyampirkan tas yang dia simpan didekat Memey. Mereka berjalan keluar untuk mengantarkan Prilly, disana Reino berbicara sesuatu pada supir yang sudah menunggu itu dengan berbisik.

" Please Miss " ucap supir itu mempersilahkan Prilly untuk masuk kedalam mobil yang pintu belakangnya sudah dibuka.

" aku pergi dulu ya, Assalamualaikum "

" waalaikumussalam " jawab mereka berbarengan dengan melambaikan tangannya pada Prilly.

Sang supir membunyikan klakson mobilnya lalu pergi dari halaman rumah Nadia. Selama di perjalanan, hanya keheningan yang terjadi. Prilly melihat jalan sekitar, rasa - rasanya dia tau jalan ini.

Prilly ingin bertanya tapi dia bingung jika harus memakai bahasa Korea, akan berbicara bahasa Inggris dia takutnya sang supir tidak mengerti, akhirnya dia diam saja mengikuti kemana supir itu akan membawanya walaupun hatinya terasa dag - dig - dug takut di culik seperti dalam drama - drama.

" Ah, hidupku terlalu banyak drama " gumamnya pelan namun sepertinya masih bisa didengar sang supir yang langsung melihat kearah kaca spion diatas kepalanya.

***

Wanita itu menelan ludahnya susah, bahkan beberapa kali mengucek matanya saat sang supir berhenti disebuah halaman yang begitu ia kenal. Rumah menjulang yang juga ia kenal, " kenapa kesini ?" Tanyanya pada diri sendiri.

Sang supir kembali membukakan Prilly pintu, wanita itu turun dengan pelan karena gelisah. Beberapa pelayan menyambutnya dengan ramah saat Prilly akan masuk kedalam rumah mewah itu.

Prilly mengucapkan salam dengan pelan, dia tidak melihat siapapun disana. " Prilly " ucap seseorang yang membuat Prilly terlonjak kaget. " ah! Eonni "

BOY WITH LUV [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang