Korea selatan yang saat itu akan memasuki waktu petang sungguh dipenuhi dengan orang - orang yang berlalu lalang ditengah dinginnya kota yang seharian di guyur salju. Lampu - lampu mulai menyala membuat kota itu semakin terlihat indah di waktu menjelang malam.
Mereka saling merangkul dengan candaan, saling menyuapi makanan yang mereka beli di pinggir jalan. Namun keadaan bahagia itu berbanding terbalik dengan seorang wanita yang duduk di kursi yang ada di pinggir jalan yang lenggang.
Dia mengayun - ayunkan kakinya, celingukan kesana - kesini. " udah mau waktu maghrib, ini aku baiknya kemana ya?", tanyanya pada diri sendiri dengan melihat jam ditangan kirinya.
Wanita terlantar, ya seperti itulah dirinya saat ini. Hanya memiliki uang untuk ke bandara, tapi jika dia ke bandara sekarang nanti dia menunggu dimana ?
" Prilly ", panggil seseorang membuat wanita yang sedari tadi menundukkan kepala itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat kearah mobil didepannya.
Prilly terdiam melihat siapa yang menemuinya, dia berpikir harus bagaimana sebelum orang itu turun dari mobilnya.
Dengan perasaan serba salah Prilly bangkit dari duduknya, mengambil kopernya dan hendak pergi namun urung saat tangannya di cekal. " Prilly "
" Lepas, Eonnie ", ucap Prilly dengan mencoba melepas tangan Yoona di tangannya. " where are you going? "
" go home "
" we are all worried about you, come with me Prill. "
" Aniyo Eonnie "
" Prill please, follow me "
Prilly diam, Yoona pun diam.
***
" kaelieoleul cha teuleongkeue sil-eojuseyo. ( Tolong bawakan koper di bagasi mobil. )", titah wanita cantik itu pada seorang penjaga yang sedang ada di halaman rumahnya.
" Prill ", ucapnya lagi dengan menganggukkan kepalanya menandakkan dia mengajak Prilly untuk masuk.
Dengan ragu akhirnya Prilly masuk lagi kedalam rumah itu, kepalanya terus saja menunduk. Sebenarnya dia tidak ingin bertemu dengan keluarga Yoona sekarang, antara malu dan takut menjadi satu.
Karena berjalan dengan terus menunduk akhirnya dia tidak sengaja menabrak seseorang didepannya. Dengan susah payah dia menelan ludahnya melihat kaki dibawahnya.
Perlahan kepalanya mendongak, sampai akhirnya matanya bertemu dengan mata indah di depannya. Prilly ingin menjauhkan tubuhnya namun tertahan, seseorang didepannya ini menarik Prilly kedalam dekapannya. " Ali lepas ", ucapnya dengan sedikit berontak.
Bukannya terlepas, pelukan itu kian mengerat membuat Prilly sedikit susah memukul - mukul dada Ali.
Lelaki itu tidak goyah walaupun seseorang dalam dekapannya itu terus memberontak, " joesonghabnida. ( maafkan aku, tolong. )"
Prilly menggelengkan kepalanya kuat, entah mulai kapan air matanya menetes pun dia tidak tau. " joesonghabnida "
" lepas "
" lepas Ali "
Tidak ada pergerakan apapun dari lelaki itu, dia masih setia memeluk wanita didepannya seolah tidak ingin kehilangannya kembali. " ALI LEPAS ", Teriak Prilly dengan tangan yang mendorong kuat dada lelaki itu sampai akhirnya Ali mundur beberapa langkah.
Prilly melihat kearah sekitarnya, ternyata mereka sudah menjadi pusat perhatian keluarga Ali dan beberapa pelayan yang menetap di rumah itu.
Wanita itu melihat Ali yang mulai bersimpuh didepan Prilly, wanita itu begitu kaget melihat apa yang di lakukan Ali. Tak sampai situ, matanya semakin membelalak saat Yoona pun mulai bersimpuh di samping belakang Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY WITH LUV [ PDF ]
Teen FictionINDONESIA 🇮🇩 KOREA SELATAN 🇰🇷 💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙 Cover by Pinterest