❝ Awal dari segalanya ❞

161 17 4
                                    

Jangan lupa vote dan comment, terimakasih.

🌋🌋🌋

Karin dan Akbar kebingungan sendiri. Sedangkan Anita sedang berusaha untuk menahan rasa sakit yang semakin terasa di punggungnya.

Sesekali cewek itu meringis pelan dan mendapatkan perhatian dari ke-dua anak manusia yang masih berada disana.

Pintu UKS terbuka dan akhirnya yang di tunggupun datang, Agasa belari kecil menghampiri Karin dan Akbar.

"Kalian balik ke kelas aja, bilang ke guru pertama gue gak bisa masuk kelas dulu." Kata Agasa kepada mereka ber-dua.

Akbar menatap bingung, memang nya hari ini akan ada pembelajaran? Bukannya hanya lomba-lomba yang akan berlangsung di lapangan?

"Lah, hari ini kan outing class." Kata Akbar.

Agasa menepuk dahi nya sendiri, merasa bodoh sampai lupa agenda hari ini padahal dia adalah seorang ketua Osis.

"Yaudah, kalian ke lapangan aja." Usir Agasa sekali lagi.

Karin menyipitkan mata nya, menatap curiga kepada cowok yang masih memakai hoodir berwarna hitam. "Lo mau ngapain ber-duaan sama adik kelas ini?"

"Otak lo mesum banget Rin!" Ujar Agasa.

Karin memanyunkan bibirnya, lalu dia membiarkan Akbar menarik tangan kanan nya dan mereka ber-duapun pergi dari ruangan UKS.

Canggung mulai menyelimuti Agasa dan Anita. Sebenarnya Anita merasa seluruh tubuhnya lengket karena air sialan itu, apalagi sekarang kepalanya pun ikut-ikutan pusing.

Agasa duduk tepat di sebelah ranjang UKS, lalu dia menatap Anita, mata nya pelan-pelan beralih kepada tangan kiri cewek itu yang terlihat memerah seperti sehabis di cekal dengan sangat kasar.

"Lo ke kamar mandi dulu sana, kalo bisa mandi aja. Gue rasa badan lo lengket banget." Anita setuju dengan usul yang baru saja di keluarkan oleh Agasa.

Dengan pelan-pelan dia berusaha untuk duduk walau pada akhirnya Agasa berdiri dan membantu dirinya.

Agasa mengantarkan Anita sampai ke depan kamar mandi UKS, dia membuka hoodie nya lalu memberikan hoodie itu kepada Anita.

Anita menyatukan alis nya, tentu saja dia tidak paham dengan apa yang dilakukan Agasa saat ini. "Buat apa Kak?"

"Untuk sementara ganti baju lo pake jaket gue." Setelah itu Agasa meninggalkan Anita dan kembali duduk di bangku yang sudah di sediakan.

7 menit kemudian...

Agasa menahan diri nya sendiri untuk tidak tertawa atau mengulas senyum, Anita baru keluar dari kamar mandi dan ternyata hoodie Agasa kebesaran di tubuhnya yang mungil, Anita terlihat tenggelam.

"Kegedean, Kak." Adu Anita sambil memasukan baju basah nya ke dalam tas.

"Pasti, jaket gue emang gede." Tidak bisa, Agasa sudah kalah dengan kelucuan Anita, buktinya tadi dia mengulas senyum tipis.

Anita kembali merebahkan diri nya di atas kasur yang alhamdulillah nya empuk, mata nya berat dan akhirnya tertutup dengan sendirinya.

Agasa memperhatikan wajah Anita dengan seksama, hidungnya yang mancung, bibirnya berwarna pink dan mungil, bulu matanya lentik. Tapi mengapa cewek se-lucu ini menjadi bahan bully?

Agasa memutuskan untuk berdiam diri di UKS sampai Anita membuka matanya, lagipula dia malas kalau harus pergi ke lapangan dan ikut serta dalam lomba yang sedang diadakan.

2 jam kemudian...

Agasa melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya, jam sudah menunjuk-kan pukul 09.00 itu artinya Anita sudah tidur selama dua jam.

Agasa mendengar erangan dari mulut cewek itu dan beberapa detik kemudian mata Anita terbuka dengan sempurna. Anita harus mengucek matanya sendiri karena efek cahaya yang sangat terang memasuki indra pengelihatannya.

"Lho, lo masih disini?" Tanya Anita binggung.

Agasa berdiri lalu beralih ke dispenser, cowok itu memiliki niat untuk mengambilkan Anita air putih.

Dia balik lagi dan menyodorkan segelas air putih kepada Anita, tentu saja akan diterima dengan senang hati oleh cewek yang identitasnya belum diketahui oleh Agasa.

"Lo kuat jalan?" Tanya Agasa.

Anita menganggukan kepalanya, walaupun dia sendiri juga merasa ragu. "Harus kuat."

Agasa terkekeh pelan, ternyata ada cewek yang bisa membuatnya tertawa selain Karin dan Mamanya. "Nama lo siapa?"

Anita menatap Agasa lalu tangannya terulur. "Anita, Anita Nila Harris. Dan nama kamu?"

Agasa menatap uluran tangan Anita lalu dia membalas uluran tangan cewek yang ternyata memiliki nama Anita.

"Agasa Bintang Brawijaya." Setelah sesi perkenalan selesai, Agasa dan Anita sama-sama melepas uluran tangannya.

Anita mengambil tas yang tadi dia simpan di nakas sebelah lalu cewek itu menggendong tas nya di pundak.

"Lo mau kemana?" Tanya Agasa bingung.

"Mau ke lapangan."

Agasa mengangguk lalu dia ikut menggendong tas nya yang tadi di simpan di lantai. "Bareng gue."

Anita mengangguk lalu dia berdiri dan jalan duluan meninggalkan Agasa yang berjalan tepat di belakangnya.

Untung saja UKS berada di lantai satu, jadi Anita tidak usah berusah payah untuk menuruni tangga.

Lapangan sudah sangat ramai, karena acara sudah berjalan selama dua jam lebih. Tadi setahu Agasa acara ini dibuka dengan senam bersama Bu Lia yang katanya belum menikah.

Musik dari speaker mengalun indah mengisi lomba yang masih berlangsung di tengah lapangan.

Agasa sudah berdiri tepat di sebelah Anita, mata nya sibuk mencari Akbar dan Karin. Setelah menemukan dimana mereka ber-dua berada, Agasa dengan cepat menarik tangan kanan Anita dan membawanya kesana.

Anita sempat bingung tapi cewek itu tetap diam saja. Indra pendengaran sesekali mendengar perkataan mereka yang menanyakan mengapa dirinya bisa bersama Agasa dan mengapa hoodie kesayangan Agasa bisa dia pakai.

"Duduk." Perintah Agasa.

Karin dan Akbar yang tadinya sibuk bersorak dan bertepuk tangan langsung menatap ke-dua orang yang baru saja sampai.

Merasa mengerti dengan tatapan Agasa, Karin menatap Anita lalu menepuk tempat di sebelahnya yang sengaja di kosongkan. "Sini duduk di sebelah gue."

Anita mengangguk lalu duduk di sebelah Karin, sedangkan Agasa duduk di sebelah kanan Anita.

"Udah enggak apa-apa?" Tanya Akbar.

Anita mengangguk lalu mengulas senyum.

Agasa kembali sibuk mencari seseorang, kali ini matanya sedang mencari Tiara, Lica dan Oren. Dia harus memberi perhitungan kepada mereka ber-tiga agar tidak bersikap seenaknya.

Setelah menemukan dimana mereka berada, dengan segera Agasa berdiri. "Bentar gue ada urusan."

"Mau kemana?" Tanya Karin.

"Nyamperin Tiara." Jawab Agasa dengan nada santai.

Anita yang tadinya sedang menonton lomba langsung mengalihkan perhatian nya dan menatap Agasa. Dia menatap mata Agasa begitupun dengan Agasa yang menatap mata Anita.

Anita menggelengkan kepalanya, bermaksud untuk melarang Agasa menghampiri orang yang sudah membuat dirinya kacau tadi pagi. "Jangan..." Katanya dengan nada memohon.

Karin memegang ke-dua bahu Anita. "Tenang, kita bakal jagain lo."

🌋🌋🌋

📌 31/12/19

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang