❝ 1 : Kota Tua ❞

105 8 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment, terimakasih.

🌋🌋🌋

Keesokan harinya mereka berkumpul dihalaman rumah Anita. Indah sedang memberi sedikit wejangan terutama kepada para laki-laki, Agasa dan Akbar. Mereka ditugaskan untuk menjaga Anita serta Karin.

"Satu lagi, Bunda udah masak buat kalian makan. Harus makan makanan yang sehat, biar enggak gampang sakit."

Akbar menyenggol bahu Agasa. "Tuh dengerin, jangan makan kerupuk kulit mulu."

Indah menggelengkan kepalanya. "Jagain Anita dan Karin ya."

Kali ini Agasa yang menyahut. "Tanpa Bunda suruh pun kita bakal jagain dua anak cewek ini Bun."

Tuhan, ada apa dengan jantung Anita? Mengapa saat Agasa memanggil Indah dengan sebutan Bunda seperti ada sengatan listrik yang mengalir ke jantungnya.

"Bunda, aku sama yang lain berangkat ya." Pamit Karin sambil mencium punggung tangan Indah.

Indah mengelus kepala Karin lalu memeluknya singat, semua melakukan apa yang dilakukan Karin tadi. Tapi bedanya pipi Anita dicium singat oleh sang Bunda.

Akbar mengambil alih tas berisikan bekal yang tadi diberikan oleh Indah lalu menyimpan nya di bagasi. Sekarang Anita hanya membawa tas kecil berwarna biru muda yang dia isi handphone, powerbank dan dompet.

Karin menarik Anita lalu masuk kedalam mobil Rubicon milik Agasa.

Sebenarnya tadi Akbar meminta Karin untuk duduk didepan karena dia mengantuk dan pasti tidak akan bisa menemani Agasa mengobrol. Tapi Karin menolak mentah-mentah ide yang diberikan Akbar, pasti cowok itu akan modus dan menyender di bahu Anita.

Spesies cowok yang harus di musnahkan salah satunya ya Akbar!

Agasa memencet telakson mobil baru setelah itu dia membelah jalanan kota Jakarta.

Karin sibuk memainkan handphone di dekat jendela sedangkan Akbar sudah menutup matanya sambil memeluk boneka milik Nana yang ternyata tertinggal di mobil.

Anita tidak melakukan apapun, hanya mendengarkan radio yang tengah memutarkan lagu Someone You Loved dari Lewis Capaldi.

"Now the day bleeds into nightfall."

"Hmmmm, now the day bleeds into nightfall."

Anita langsung mendekatkan tubuhnya ke space yang berada ditengah-tengah antara bangku Agasa dan Akbar, dia menatap Agasa lalu tersenyum. "Kamu suka lagu ini juga?"

"Lumayan, sering denger."

"Loh sama dong, aku juga suka. Suara dia enak banget, adem." Celetuk Anita.

"Bikin meleleh gak?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Agasa.

Karin menutup mulutnya dan langsung memasang heatset sambil bergumam. "Rasanya indah deh kalo Dunia nggak ada Agasa."

Anita semakin semangat, Lewis Capaldi adalah penyanyi kesukaannya. Selain keren, suara dia juga bagus. "Selain lagu Someone You Loved, lagu apalagi yang kamu suka?"

"Gue suka semua lagu, kecuali lagu rock sama lagu-lagu Feast. Bikin sakit kepala."

Anita menganggukan kepala, sedikit senang karena tahu lagu kesukaan Agasa. "Padahal ya Kak, lagu Feast yang judulnya Peradaban seru tau!"

"Jangan nyanyi, nanti mobilnya mogok."

Baru saja Anita akan mengeluarkan suaranya. "Astagfirullah serem, yaudah deh enggak jadi nyanyi daripada mogok. Kasian Kak Akbar harus dorong mobil segede ini."

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang