❝ Ada apa dengan Agasa? ❞

120 9 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment, terimakasih.

🌋🌋🌋

Anita terus saja meringis kesakitan sambil memegang belakang kepalanya, jujur saja semakin lama kepalanya malah semakin sakit. Karin menyeka air matanya, Karin tidak mau Anita kenapa-napa.

Akbar pun sama, dia tidak bisa diam. Badan nya ia putar agar bisa melihat kebelakang dan berulang kali memastikan keaadaan Anita.

Sedangkan Agasa sedang berusaha untuk mengontrol emosinya, dia memukul stir mobil sebanyak dua kali bermaksud untuk melampiaskan emosinya.

Mereka semua merasa gagal menjaga Anita, padahal baru kemarin mereka bertemu tapi entah mengapa Anita bisa membuat mereka semua kalap.

"Sial!" Agasa memukul kaca mobil.

Akbar menepuk bahu Agasa sebanyak dua kali, pasti sahabatnya ini sedang kalut. "Kita semua khawatir sama dia Ga, bukan cuma lo aja."

Karin semakin mengeratkan pelukan nya, menyalurkan energi kepada Anita. "Tahan ya Nit, bentar lagi sampe."

Setelah Karin mengucapkan hal itu, Anita tidak bisa melihat apa-apa lagi. Pasokan udara seakan habis dalam sekejap, matanya tertutup rapat, dia tidak bisa melihat apapun.

"Ga, Anita pingsan!"

🌋🌋🌋

Akbar serta Karin tengah duduk di kursi yang berada dekat dengan pintu UGD. Sedangkan Agasa berdiri tepat di pintu itu, dia berdoa didalam hati meminta agar Tuhan memberikan Anita kekuatan.

Agasa tidak pernah sekacau ini, terakhir kali Agasa terlihat panik itu saat Mars tidak sadarkan diri selama satu minggu.

Karin tidak bisa memberhentikan tangisan nya, dia menangis di dekapan Akbar. Sedangkan Akbar hanya bisa mengelus punggung Karin. "Semua pasti baik-baik aja Rin." Kata Akbar menenangkan.

"Lo udah kabarin orang tua nya Anita?" Akbar mengalihkan tatapan nya dan menatap Agasa.

Agasa mengangguk. "Pihak sekolah udah kasih kabar."

Akhirnya Dokter yang selama ini mereka tunggu pun keluar, dia membuka sarung tangan dan menatap ketiga remaja yang berdiri mengelilinginya.

"Alhamdulillah pasien tidak apa-apa, benturan di kepalanya pun tidak terlalu keras. Silahkan kalau mau menengok."

Dengan tergesa Agasa langsung membuka pintu UGD, bau obat-obatan tidak bisa dielakan di dalam sana.

Anita tidur dengan damai di brangkar Rumah Sakit, kepalanya di perban, ditangan nya pun ada infusan.

Sial, Agasa tidak bisa melihat Anita lemah seperti ini.

Akbar mengelus kepala Anita. "Jangan lama-lama tidurnya Nit."

Kali ini Agasa mengelus bahu Karin yang sedang duduk dikursi sambil memegang tangan Anita yang dingin. "Nanti gue janji bakal ajak lo main kemana pun kalo lo sembuh."

"Bisa bantu gue urus kamar Anita? VVIP kalo ada." Agasa mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu ATM kepada Akbar.

"Pake uang gue aja Ga, uang nya lo simpen buat nanti. Lo mau beli gitar kan?" Tolak Akbar penuh dengan perhatian.

Agasa mengincar gitar yang harganya lumayan mahal, padahal lelaki itu bisa meminta kepada Mama atau Papanya.

Karin menyeka air mata nya lalu menatap Akbar dan meminta agar cowok itu mau mengantarnya ke toko bunga.

Tentu saja Akbar tidak akan menolak permintaan Peri kecilnya, dia mengangguk lalu menggenggam tangan Karin.

Mereka berdua keluar dari ruangan UGD, kali ini hanya ada Anita dan Agasa. Untung saja UGD nya sedang tidak ramai, hanya ada satu pasien dan itu pun dia sedang tidur di tirai paling pojok.

Agasa duduk di bangku yang tadi diduduki oleh Karin, dia menggenggam tangan Anita dan mengelus tangan itu tanpa rasa canggung sedikitpun.

Agasa menatap Anita dengan teduh, semoga Anita tidak mengeluh sakit lagi. Agasa tidak akan memaafkan Tiara, Lica dan Oren kalau Anita kenapa-napa. Dia akan membenci semua orang yang menyakiti Anita atau Karin.

"Gue khawatir Ta." Kata Agasa dengan suara pelan.

Anita sebenarnya sudah sadar, dia hanya menutup matanya saja. Dari tadipun cewek itu mendengarkan obrolan Agasa, Akbar dan Karin.

Agasa berdiri dan mengecup kening Anita. "If i killed someone for u."

Anita berusaha untuk tidak menangis setelah mendengar perkataan Agasa, jantungnya kini tambah berdegub kencang. Dia tidak bisa berlama-lama dengan Agasa, bahaya untuk kesehatan jantungnya.

Agasa tersenyum sayu lalu kembali duduk dibangku.

Cowok itu tidak menyadari sama sekali kalau tadi Anita tersenyum walaupun hanya senyuman tipis.

🌋🌋🌋

Anita Nila Harris.

Anita Nila Harris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌 27/1/20

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang