❝ Planet Ego ❞

90 7 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment, terimakasih.

🌋🌋🌋

Cukup tekuni apa yang lo suka
tanpa harus jadi orang lain,
percaya sama gue ;
jadi diri sendiri itu asik.

Sepi, kosong, sunyi tapi indah.

Itu mungkin cukup mendeskripsikan suasana saat ini. Agasa membiarkan Anita menelusuri lorong tersebut sambil melihat-lihat hasil lukisan seseorang yang membuat mata Anita berbinar karena takjub.

Agasa menyenderkan punggungnya ditembok sambil menaikkan satu kakinya. "Udah belum liat-liatnya?"

"Kita ngapain disini?" Ujar Anita sambil melangkahkan kakinya menuju Agasa.

Agasa berdiri tegap dan mengajak Anita untuk pergi ke sudut ruangan, cowok itu terlihat sedang menempelkan ibu jarinya di layar sebelah pintu dan tidak lama setelah itu pintu otomatis terbuka.

Lagi-lagi Anita diam membeku.

Agasa mempersilahkan cewek itu masuk dan melihat sesuatu yang selalu dia sukai dan tampaknya akan disukai cewek itu juga.

Tatapan Anita tidak bisa lepas dari setiap sudut ruangan yang tampak besar namun rapi milik Agasa, tirai panjang berwarna hijau toska dibiarkan menjulang kebawah dan menutupi kaca.

Kanvas tersimpan dengan rapi dan kuas cat tersusun sempurna di rak-rak besar. Ruangan ini benar-benar rapi tanpa cela.

Anita menelusuri ruangan sambil memegang tirai hijau toska itu.

"Ini Planet Ego yang gue bikin." Kata Agasa sambil memakai topi khas pelukis.

"Kamu suka melukis sejak kapan?"

Agasa tampak berpikir sebentar. "Dari gue TK, nilai kesenian gue selalu bagus."

Anita menganggukan kepalanya. "Jadi selain suka sejarah kamu juga suka melukis?"

Tangan yang tadi sibuk memberi warna di atas kanvas langsung berhenti. "Ya.. Bisa di bilang gitu, gue suka sejarah sama melukis."

Anita tidak menggubris jawaban Agasa, dia malah berlari menuju sebuah lukisan besar yang menyita perhatian nya.

Anita menunjuk lukisan yang bergambar sebuah Universitas ternama di luar negeri sana. "Kamu nanti mau masuk sini?"

Tanpa melihat apa yang ditunjuk oleh Anita dengan lantang Agasa berujar. "Iya, disana fakultas kesenian nya bagus."

"Kenapa enggak coba jurusan sejarah di Indonesia?"

Agasa mengangkat bahunya. "Sekarang gue lebih tertarik ke seni lukis, Nit."

Anita berjalan mendekat kearah Agasa dan berdiri tepat dibelakang cowok tersebut. "Wah kamu lagi lukis apa?"

"Lukis yang ada di pikiran gue aja."

Anita mengambil bangku bundar lalu membawanya ke sebelah Agasa dan duduk disana. "Pasti kamu didukung sama Mama Papa ya?"

Agasa mengangguk. "Pasti."

"Aku nggak tau mau ambil jurusan apa nanti, padahal kata Bunda harus dipikirin dari sekarang."

Agasa menyimpan kuas dan menatap Anita. "Lo suka apa?"

"Aku suka mie soto, aku suka es jeruk, aku suka cireng--"

"Pelajaran yang lo suka, Markonah."

"Bilang dong Jakariya, aku kan gagal fokus."

Agasa menghela napas lelah. "Jadi apa?"

"Aku suka pelajaran Bahasa Indonesia, aku suka nulis, aku suka baca buku. Pokonya semua yang berhubungan sama buku aku suka."

Agasa menganggukan kepalanya. "Terus udah coba buat nulis?"

"Udah, tapi masih aku tutupin siapa penulisnya. Masih minder sama apa yang aku tulis, nggak percaya aja sama kemampuan sendiri."

"Cukup tekuni apa yang lo suka tanpa harus jadi orang lain. Percaya sama gue, jadi diri sendiri itu asik."

Disini, di Planet Ego buatan Agasa, Anita mulai percaya dengan apa yang dia bisa. Semoga saja dengan adanya Agasa, dia bisa dengan cepat mencari jati dirinya.

Ting!

Mbabi hutan : Balik, udah malem.

Read.

Agasa menyimpan handphone nya di saku celana lalu menarik tangan Anita menuju suatu ruangan.

"Skan jari lo disitu."

Anita menyatukan alisnya tidak mengerti. "Buat apa?"

"Biar ada sidik jari lo di ruangan ini."

Anita semakin tidak mengerti. "Tapi kan ini Planet kamu."

"Planet Ego butuh orang baru buat disapa selain gue."

🌋🌋🌋

Anita duduk di meja rias lalu berulang kali mencubit pipinya, memastikan kalau yang baru saja terjadi tadi bukan mimpi.

"Apa itu artinya aku boleh masuk Planet Ego nya Kak Agasa?" Anita bermonolog sendiri, berulang-ulang kali.

Ting!

Kak Agasa : Seneng?

Anita Nila : Banget, Planet Ego nya keren!

Kak Agasa : Oke, night.

Anita Nila : Makasih kak!

Read.

Semoga bisa terus seperti ini.

🌋🌋🌋

📌 14/3/20

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang