Hallo-halloSelamat Sore
Ada yang nungguin kelanjutan kehidupan Changkyun dan Yuta???
Hehehe
Maaf baru sempat update
.
.
.
.
Happy Reading
.
..
" No one can refuse their body to take care their heirs, even their ego's or their hearts. The heirs have their blood, have their soul no matter what they will refuse their body will make own way to take care their heirs"
.
.
.
.
BRUKKKKKKKK
TIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNNNN
" Na….ugghjh…"
.
.
.
.
.
Ruangan gelap itu terlihat mengerikan dengan darah yang mengalir dari perut seseorang yang kini sedang Na coba atasi. Na sudah merobek kemeja pink miliknya dan berusaha menghambat aliran darah yang masih saja belum tertutup dengan baik meski ia sudah mencoba mengaplikasikan semua yang ia pelajari dari ayahnya.
" sudah, tidak apa-apa"
" bagaimana tidak apa-apa ?! Aissh… siapa mereka? Awas saja sampai mereka berani menampakkan wajah di hadapanku"
Seorang yang sedang berusaha mempertahankan kesadarannya tersenyum memperhatikan bagaimana anak dari orang yang diam-diam ia cintai begitu telaten memberinya bantuan. Awalnya, ia hanya sedang ingin menyendiri kawasan yang cukup dibilang sebagai track untuk pendakian setelah merasa tertolak oleh anak laki-laki yamg sedang mencoba menyelamatkannya saat ini, hanya saja ketenangannya diganggu oleh bunyi letusan senjata api yang ternyata sedang mengejar seorang yang ia ketahui adalah anak Yuta dan Changkyun. Mereka menggunakan senjata api untuk mencoba melumpuhkan Na yang berlari sambil mengumpati mereka yang tidak akan pernah menangkapnya hingga Na nyaris saja terperosok ke jurang jika saja dia tidak menangkap tangan Na dan mengorbankan lengannya tertembus peluru. Jangan lupakan juga pisau yang menyayat perutnya sukses membuatnya berada diambang kesadaran.
![](https://img.wattpad.com/cover/201621370-288-k452984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Protagonis
FanficHold my hand, never lose and make it down Kita memiliki kisah yang sama, tanpa tahu kemana arah takdir membawa kita. Kita sama-sama terluka dan memilih mati karena tidak ingin merasakan luka untuk entah keberapa kian kalinya. Aku menggantungkan...