Pagi hari yang cerah di Seoul, Ahn Yujin terbangun dari tidur nya karena sinar matahari telah terang menyinari kamarnya membuat matanya silau sehingga laki laki itu terbangun dari tidurnya.
Yujin terbangun dan langsung bergerak menuju wastafel dan menyikat giginya juga mencuci muka. Setelah siap, laki laki yang memakai kaos hitam polos dan celana pendek basket untuk tidur itu langsung mengambil ponselnya dan headset nya.
Dirinya memakai sepatu dan juga membalik topi la Luna memakainya dikepala langsung bergerak menuju halte bus sambil berlari. Dirinya naik halte bus sampai Yongsan untuk menuju salah satu Gym disana.
Disana, Yujin mendaftar member harian agar lebih murah dan membeli air minum botol dalam kemasan. Yujin berolah raga pagi dengan tenang sampai ada seorang laki laki paruh baya yang menepuk pundaknya membuat Yujin menoleh dan menatap laki laki itu.
"Permisi..." kata laki laki paruh baya yang menepuk pundaknya.
"Ah, iya tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Yujin melepaskan headsetnya setelah selesai set.
"Bisa bantu saya untuk berjaga? Saya takut dan merasa tidak yakin dengan set yang ini, jadi tolong dampingi" kata laki laki itu.
"Baik tuan" kata Yujin langsung mendampingi laki laki paruh baya itu melakukan benchpress. Laki laki terlihat sudah tidak kuat saat repetisi ke 7 jadi Yujin langsung menangkap beban dan mengembalikan barbel ke tempat semula.
Yujin pamit kembali menyelesaikan setnya, namun laki laki itu terus mengikuti Yujin dan saat Yujin kosong dirinya meminta bantuan Yujin dan dengan senang hati Yujin membantu laki laki itu.
Setelah selesai, Yujin bersiap siap dan langsung keluar dari gym. Namun langkahnya terhenti saat laki laki paruh baya tadi meminta Yujin untuk masuk kedalam mobilnya.
"Anak muda! Ayo masuk, kita makan sama sama!" kata laki laki itu. Yujin menatap laki laki itu lalu menunduk hormat.
"Tapi maaf tuan, saya tidak enak" kata Yujin pada laki laki itu.
"Ayolah, saya akan sarapan sama istri saya, jadi saya mau ajak kamu juga karena sudah bantu saya... Saya selalu membalas kebaikan orang, jadi jangan buat saya melanggar prinsip" kata laki laki paruh baya itu. Yujin tampak berfikir namun akhirnya mengangguk dan masuk kedalam mobil laki laki itu.
Sepanjang perjalanan, Yujin terus menatap kearah depan sambil memikirkan Minju. Dirinya selalu merasa takut dan cemas, dirinya adalah sepupu Minju dimata teman teman Minju, dirinya tidak akan lagi mudah untuk menemui Minju dan ketakutan terbesar Yujin adalah, Minju pergi meninggalkan dirinya.
Yujin dengan segera menggelengkan kepalanya cepat dan memukul kepalanya berusaha menghilangkan pikiran buruk soal kekasihnya. Yujin percaya Minju hanya terpaksa melakukan itu Dan Minju tidak mungkin menghianati dirinya. Perilaku Yujin mendapat perhatian dari laki laki paruh baya disebelahnya yang menatap bingung Yujin.
"Anak muda? Siapa namamu? Dan kenapa kamu memukul kepalamu?" tanya pria itu.
"Nama sama Yujin. Ahn Yujin" jawab Yujin pada pria itu.
"Ohh.. Marga kita sama. Saya Ahn Jeongyeon. Senang bertemu denganmu. Juga kenapa kamu mukul kepala?" tanya Jeongyeon pada Yujin.
"Enggak, saya cuma lagi punya pikiran buruk aja. Sekarang udah baik baik aja" kata Yujin tersenyum pada Jeongyeon.
"Kalau kamu punya masalah, nanti kamu boleh bercerita sama saya atau istri saya, jadi jangan dipendam sendiri" kata Jeongyeon tersenyum tulus pada Yujin. Entah mengapa, laki laki paruh baya itu sangat sangat ingin memberikan perhatian pada Yujin. Yujin hanya mengangguk lalu tersenyum cerah pada Jeongyeon.