Chaeyeon dan Sakura sampai di rumah kecil milik Chaeyeon di Gwangju. Chaeyeon memarkirkan mobil kecilnya di depan rumah dan langsung mengangkut barang barang Sakura dan dirinya masuk rumah.
Sakura menatap rumah kecil yang akan ditempati Chaeyeon dan dirinya mulai hari ini. Sakura lalu masuk kedalam rumah kecil Chaeyeon dan berkeliling. Dapur kecil yang menyatu dengan ruang keluarga dan ruang tamu.
Sakura langsung bergerak melihat kedalam sebuah kamar yang ternyata adalah kamar Chaeyeon. Aroma maskulin kental dalam kamar ini dan tersedia kasur king size yang bercover warna hitam dan putih. Kamar mandi dalam kamar dan tidak tersedia air hangat untuk mandi.
"Chaeyeon adalah anak orang kaya, tapi dia hidup sederhana..." pikir Sakura mulai kagum pada laki laki yang adalah suaminya itu. Seketika matanya terbawa pada kasur king size yang akan ditempati keduanya. Sakura meraba lembut kasur itu sambil menatap lekat.
"Apa aku dan Chaeyeon sudah harus benar benar seperti suami istri dalam usia seperti ini? Ini masih terlalu muda... Tidakkah Chaeyeon memikirkan untuk punya anak? Kalau iya, apa yang harus aku lakukan?" pikiran Sakura berkecamuk saat ini. Diusianya yang masih 23 tahun, dirinya benar benar kebingungan saat ini karena dirinya tidak pernah memikirkan soal pernikahan bahkan dirinya tidak yakin akan ada yang mau menikah dengan wanita miskin yatim piatu sepertinya.
"Mau mandi?" tanya Chaeyeon membuyarkan lamunan Sakura. Sakura langsung berbalik menatap Chaeyeon yang bersandar diambang pintu dengan tangan terlipat di depan dada.
"Aku... Iya. Chaeyeon mau mandi? Biar aku siapin baju, Chaeyeon bisa mandi duluan" kata Sakura langsung membuka koper untuk menyiapkan baju Chaeyeon.
"Mandilah duluan, aku mau bersihin garasi" kata Chaeyeon mendekati Sakura lalu mengelus lembut puncak kepala wanita itu sebentar dan beranjak pergi keluar. Sakura hanya terdiam mendapatkan perlakuan seperti itu dari Chaeyeon. Pipinya memerah dan dirinya terdiam sambil memeluk kemeja Chaeyeon yang sudah terlanjur ia ambil.
Chaeyeon keluar dan menatap garasi yang lumayan luas itu. Terdapat sepeda wanita milik Chaeryeong yang ia sengaja belikan jika Chaeryeong menginap disini. Chaeyeon juga menatap motor trail besarnya yang langsung ia foto dengan ponselnya.
"Ini dijual berapa ya? Hmmm... Barang barang restaurant berapaan ya? Hmmm" pikir Chaeyeon mengira ngira. Chaeyeon langsung memindahkan motor besarnya dan langsung membersihkan garasinya.
Yujin terbangun dari tidurnya dan melihat seorang wanita sedang menatap Yujin dengan segelas air ditangannya.
"Oppa udah bangun? Minum dulu" kata Wonyoung memberikan segelas air pada Yujin. Yujin bergerak bangun dan langsung mengambil air ditangan Wonyoung dan meminum air minumnya.
"Maaf ngerepotin Wonyoung-ah..." kata Yujin lemas.
"Gapapa oppa, kalau mau lanjut istirahat lanjut aja. Oppa sakit jangan berangkat kerja aja" kata Wonyoung dengan nada khawatir.
"Gak apa apa, oppa butuh uang. Ini sudah jam berapa?" tanya Yujin pada Wonyoung.
"Jam 3 sore, oppa lanjut aja. Biar yang lain yang kerja" kata Wonyoung.
"Oppa harus kerja, nanti potong aja gaji oppa. Maaf ya" kata Yujin pada Wonyoung bangkit dari tidurnya lalu berjalan kekasir untuk bekerja dengan wajah pucat dan agak lemas.
Pukul 17:12, Yujin duduk di meja pelanggan untuk beristirahat. Wonyoung segera menyediakan sup kacang merah dan juga nasi hangat dihadapan Yujin, tidak lupa susu agar Yujin tidak lemas. Wonyoung juga memberi amplop dengan uang yang sama 35,000won tanpa potongan.
"Oppa makan disini aja, biar gak lemes waktu balik. Ini gaji oppa 35,000 won dan tidak Wony potong karena Wony maklumin oppa"kata Wonyoung pada Yujin.
"Tolong dibungkus, aku harus pulang cepat. Aku makan dirumah aja" kata Yujin pada Wonyoung.
"Tapi nanti oppa lemes. Makan dulu, nanti Wony buatin lagi" kata Wonyoung.
"Aku... mau makan dirumah"
Yujin langsung menjemput Minju setelah mendapatkan makanannya. Wonyoung yang awalnya kurang setuju akhirnya membiarkan Yujin untuk pergi dan toko ditutup lebih awal karena seafood habis dan susu tumpah.
Seorang laki laki lempeng masuk sambil menenteng tas gitar dan juga tas baju ditangannya. Laki laki itu masuk kedalam restaurant Wonyoung padahal sudah di pasang tanda tutup di depannya. Wonyoung melihat itu lalu menghembuskan nafas beratnya.
"Maaf, kami sudah tutup!" kata Wonyoung pada laki laki itu.
"Aku pesen ojingo jiggae (sup cumi) sama milktea ekstra bubble" kata laki laki itu.
"Kita sudah tutup! Juga seafood nya habis!" kata Wonyoung membuat laki laki itu mengangguk lalu menatap menu dikasir.
"Kalau gitu, jeogetang (sup kerang) sama Chocolate milk" kata laki laki itu lagi.
"Ya! Oppa! Kita sudah tutup dan seafood habis!" kata Wonyoung agak meninggikan nadanya.
"Siapa namamu?" tanya laki laki itu.
"Ahn Wonyoung!" jawab Wonyoung.
"Aku Kang Hyewon dari Gwangju.." kata laki laki itu dengan wajah datar.
"Yasudah... Silahkan!" kata Wonyoung menunjuk pintu keluar pada Hyewon. Hyewon langsung berjalan kearah pintu, dan tiba tiba berbalik menatap Wonyoung.
"Boleh aku pesen Saeu Jiggae (soup udang)?"
"Udah tutup seafood habisssssssss!!!"
Minju tampak mengkhawatirkan Yujin yang pucat dan lemas. Sampai rumah, Yujin menyajikan soup dan nasi hangat yang didapat dari restaurant juga susu.
"Minju-ya, makan dulu" kata Yujin pada Minju. Minju datang menghampiri Yujin dan duduk di depan Yujin yang sudah menempati meja makan.
"Kamu yang harusnya makan Yujin, kamu lagi sakit" kata Minju pada Yujin sambil mengecek suhu tubuh Yujin dengan menempelkan belakang telapak tangannya didahi Yujin.
"Aku lagi sakit, jadi lemes juga aku udah makan di restaurant. Ini buat kamu aja, aku mau istirahat dulu ya..." kata Yujin beranjak lalu pergi ke kamarnya.
Minju menghembuskan nafas berat lalu memakan makanan yang disediakan Yujin dengan lahap. Sedangkan dalam kamar, Yujin memegang kepalanya yang pusing sambil mengetikan pesan pada sangat Manager Hirai Momo kalau dirinya ijin tidak bekerja karena sakit...
To be continued...
Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱