Fated to Love You XII

896 135 14
                                    

Bandar Udara Internasional Incheon, Incheon-South Korea
16:33 KST

Ibunda Chaeyeon, Bae Joohyun tiba di bandar udara Internasional Incheon. Terlihat kondisi Joohyun tidaklah baik karena Joohyun yang terlihat kurus dan lemas. Chaeyeon dengan segera menghampiri sangat ibu yang memakai setelan tuxedo hitam wanita dan kaca mata hitam langsung bergerak memeluk dirinya.

Setelah itu, Chaeyeon langsung membawa ibunya untuk menuju kerumah mereka di kawasan elit Hannam The Hill.Di dalam mobil, Joohyun melepaskan kaca mata hitamnya membuat Chaeyeon dengan segera menatap ibunya. Mata merah sembab, mata panda juga kerutan diwajah ibunya. Terlibat juga luka lebam yang Chaeyeon tidak habis fikir dari mana ibunya bisa mendapatkan luka luka itu.

Chaeyeon terus memeluk ibunya yang terlihat rapuh. Walaupun ibunya tidak mengatakan bahwa dirinya sedang rapuh, tapi Chaeyeon tau ibunya sedang rapuh dan membutuhkan dirinya  saat ini.

"Chaeyeon-ah... Maafin mama yang sibuk terus. Mama bersumpah, mama gak macem macem apalagi selingkuh di sana dari papa kamu, mama bener bener ngelaksanain tugas mama untuk amal, Chae" kata Joohyun mengeratkan pelukannya pada sang putra.

"Iya, ma. Kita bicarain semua sama papa ya. Orang yang mau dinikahin sama papa juga ada dirumah, kalian bicara ya" kata Chaeyeon yang dijawab anggukan oleh Joohyun.

Sampai ke mansion keluarga Lee, Chaeyeon langsung membawa ibunya menuju kamar sang ayah untuk beristirahat. Joohyun akhirnya memakai kamar tamu karena Joohyun menolak untuk satu kamar dengan Seulgi dulu.

Sakura yang melihat itu langsung menatap Joohyun yang terlihat menempel dengan Chaeyeon dan juga terlihat sangat rapuh. Semakin berat lah dirinya saat ini melihat kejadian itu.

Tidak ada sama sekali maksud Sakura untuk datang ke keluarga Lee untuk menghancurkan atau merusak keluarga orang lain. Dirinya merasa seperti penjahat saat ini dan tidak tau harus bagaimana untuk hal ini. Ingin rasanya dirinya pergi dan memilih bekerja sebagai pelayan atau buruh kotor saja dari pada dihinggapi perasaan tidak enak terus menerus, tapi dirinya masih memikirkan almarhum sang ayah menitipkan dirinya pada keluarga Lee dan itu amanat.

Pukul 21:13, semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang tamu. Semuanya sudah lengkap, ada Chaeyeon, Chaeryeong, Joohyun, Sakura dan Seulgi. Semuanya terlihat duduk dengan wajah serius, sedangkan Joohyun menatap kosong kearah depan dengan airmata yang masih mengalir tidak mau berhenti.

"Bicaralah! Apa saja yang kalian siapkan untuk berbicara denganku, sebelum aku yang berbicara dan menjadi mengakhiri pembicaraan kita ini!" kata Seulgi buka suara pada mereka semua.

"Pertama, biar mama yang bicara. Mah, bicara ma" kata Chaeyeon mempersilahkan Joohyun untuk berbicara terlebih dahulu.

"Aku... Seulgi... Aku minta maaf. Aku gak mau... aku gak mau kamu menikah lagi. Aku tau aku salah karena udah dua tahun aku gak balik ke Korea, tapi kamu tau alasan aku terus keliling dunia dan melayani orang orang gak mampu..." kata Joohyun.

"...aku harus ngelakuin itu karena ini sudah sumpah ku. Kamu tau perjuangan kita buat dapetin Chaeyeon selama 7 tahun, dan aku harus jalanin sumpahku. Tapi sekarang aku kembali, aku mohon jangan...Seulgi-ya" kata Joohyun tidak bisa menahan air matanya. Chaeyeon yang mendengar itu melunak padahal jujur, sebelumnya dirinya juga merasa kesal dengan ibunya. Tapi setelah dipikirkan kembali, ibunya melakukan hal yang baik untuk banyak orang, kenapa tidak? Apalagi ini untuk dirinya.

"Sudah?" tanya Chaeyeon yang dijawab anggukan lemah oleh Joohyun. Chaeyeon langsung mengangguk dan menatap Sakura.

"Bicaralah" kata Chaeyeon pada Sakura.

"Saya... Mau bilang kalau sebaiknya saya dan tuan Seulgi tidak menikah. Tuan Seulgi memiliki istri yang cantik, sempurna dalam segala hal dan sangat baik. Saya bukanlah apa apa, dan melihat keadaan, saya tidak tega dan selalu dirundung rasa bersalah..."

"...saya kemari karena amanat ayah saya. Saya yatim piatu dan miskin, saya tidak berniat merebut, merampas atau menyakiti siapapun. Saya cuma mau dianggap karena saya di titipkan kepada keluarga ini, jadi saya mohon pertimbangan tuan" kata Sakura pada Seulgi sambil menunduk dalam.

"Sudah?" tanya Chaeyeon yang dijawab anggukan oleh Sakura. Chaeyeon mengangguk lalu menatap ayagnya.

"Pah, Chaeyeon mau tanya. Apa papa udah gak punya rasa lagi sama mama? Apa papa bakal dengan mudah menikah lagi dan meninggalkan mama dalam keadaan begini? Chaeyeon mohon papa pikirin, juga masalah tawaran yang Chaeyeon ajuin, Chaeyeon bersungguh-sungguh bakal nikahin Sakura kalau itu yang terbaik, pa" kata Chaeyeon serius pada sang ayah. Seulgi tampak berfikir keras hingga dirinya menghembuskan nafas beratnya lalu menatap orang orang disana.

"Jujur, papa kecewa dengan mama kamu... Papa merasa tidak dihargai sebagai suami, walaupun mama kamu berbuat hal baik. Papa seperti seorang laki laki yang dibuang bersama dua anak papa, itu yang papa rasain..."

"...tapi saat Sakura datang ke keluarga kita, papa rasa diurus. Dan tentu kenyamanan dan juga rasa itu mulai tumbuh, dan mama kamu yang selalu sibuk dan menunda kepulangan membuat papa sangat marah" kata Seulgi.

"Karena aku masih mencintai kamu, aku tidak akan menceraikan kamu. Kamu yang memutuskan semuanya Joohyun-ah, apakah kita bercerai atau tidak..."

"...tapi maaf, aku akan tetap menikahi Sakura membuat dia menjadi pendamping ku disaat kamu gak ada untuk melayani orang lain diluar sana"

Yujin sedang berada di apartement Yuri bersama dengan Yena. Yuri dan Minju terlihat sibuk mengemasi barang barang untuk dibawa ke Seoul. Pagi tadi, Yujin dapat ijin dari Cheonnam untuk cuti selama sekitar satu bulan, dan untuk program selanjutnya bisa diurus.

Yujin menyesap coklat panas yang dibuatkan oleh Yuri sambil menatap Minju yang sedang berkemas. Minju terlihat sangat excited dan bersemangat. Mungkin Minju sudah memikirkan dan membayangkan keberhasilan saat itu, dan Yujin adalah laki laki yang ikut berbahagia.

"Besok jam berapa berangkat ke Seoul, Jin?" tanta Yena pada Yujin.

"Besok kita naik kereta sekitar jam 9 pagi, sengaja nyari yang pagi biar bisa persiapan. Audisi bakal diadain 3 hari sama 5 hari lagi, jadi biar Minju bisa persiapan sekalian nyari rumah kecil buat kita tinggal di Seoul" jawab Yujin.

"Terus rencana lu apa aja kalau Minju harus masa trainee? Lu tau kan trainee itu bertahun tahun. Terus kuliah lu gimana?" tanya Yena pada Yujin.

"Rencana gue cari tempat tinggal sama kerja part time. Kalau bisa gue belajar di Seoul dan kerja paket kedokteran atau online lesson juga, yang penting gue bisa jagain dan lindungi Minju di Seoul" kata Yujin.

"Lu udah tau Seoul? Maksud gue, lu udah pernah tingga atau diem di Seoul gitu?" tanya Yena lagi yang dijawab gelengan kepala oleh Yujin.

"Hoohh... Nekat kali kau" kata Yena pada Yujin.

"Gue ngelakuin ini bukan karena nekat, karena gue bakal nyesel kalau gue gak lakuin ini" kata Yujin pada Yena. Yena cengo mendengar perkataan Yujin itu lalu memandang Yujin serius kali ini.

"Lu cinta monyet, tapi rasanya udah kayak cinta banget ya" kata Yena pada Yujin.

"Gue ngelindungin dia, gue selalu sama dia, gue lakuin apapun buat dia, bukan karena gue cinta sama dia. Gue gatau ini cinta monyet atau cinta apapun sama dia selama hidup yang sudah gue lalui, karena ini kali pertamanya gue jatuh cinta sama seseorang..."

"...semuanya bukan karena gue cinta sama dia.  Tapi karena gue cuma cinta sama dia seorang, dan kalau bukan dia, gue gak punya orang lain yang mau gue cintai sepenuhnya seperti gue cinta sama dia"

Pukul 03:12 pagi, Chaeyeon keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai satu. Dirinya menuju dapur untuk minum air dan menatap kamar tamu dilantai satu dekat dapur yang dipakai oleh Joohyun. Chaeyeon perlahan membuka pintu memastikan pintu terkunci dan memang pintu terkunci. Tapi anehnya lampu masih menyala dan tidak biasanya ibunya tidur dengan lampu menyala, dan itu membuat Chaeyeon khawatir.

"Ma! Ma!" panggil Chaeyeon sambil mengetuk pintu Joohyun namun tidak ada jawaban. Chaeyeon mengetuk lebih keras juga memanggil Joohyun lebih keras namun tidak ada jawaban. Karena ulah Chaeyeon, semuanya langsung terbangun terutama Sakura yang tidur dikamar tamu sebelah kamar Joohyun.

Chaeyeon dengan segera mendobrak pintu kamar tamu. Berkali kali laki laki itu menerjang pintu hingga akhirnya pintu itu terbuka dan menampilkan pemandangan yang tidak diinginkan bagi Chaeyeon...

"Noo!! Noo! Mah! Mama!"

To be continued...
Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱

Fated to Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang