MOIRA #24

4.5K 214 4
                                    

Prinsip seorang Moira hanya satu, makin dingin makin gemes, singkatnya ia tak akan menyerah begitu saja

❄️❄️❄️

Setelah melewati presentasi yang cukup melelahkan, gadis itu akhirnya bisa meregangkan tubuhnya, tatapan intimidasi dari pak tegap pun sudah tidak ada lagi di kelasnya, dan sekarang adalah jam yang dinanti nanti para murid, iya apalagi jika bukan jam pulang sekolah.

"Huh tatapan Pak Tegap buset dah, bikin merinding!" Agatha bergidik ngeri dan dibalas kekehan ringan oleh Moira.

"Gue yang presentasi, lo yang tegang aneh dah."

"Kalo hari guru besok pokoknya Pak Tegap harus ada di nominasi guru tertegap!" Sahut Reva.

"Bego! Gue kira lo mau ngomong deretan guru terhoror," Agatha teratawa lalu menggeplak belakang kepala Reva karena tingkah gadis itu yang semakin aneh setiap harinya.

"No no no, guru terhoror masih dipegang oleh Bu Lyly dong!"

"Miss Ciss kalik!"

"Itu mah guru ternarsis!"

Ketiganya memang sereceh itu hanya dengan membicarakan beberapa guru yang terkesan unik menurut mereka, ya mungkin jika mereka sudah lulus, beberapa guru itu akan sangat mereka rindukan.

Di tempat lain guru yang sedang dibicarakan oleh Moira, Agatha dan Reva itu ternyata sedang melewati kelas Aldo, dan seperti biasa dari jauh mereka sudah tau siapa guru itu.

"Woy Pak tegap woy!" Aska berbicara seperti biasanya, heboh.

"Anjir tegap banget! Gue aja yang mau lanjut sekolah militer gabisa setegap itu!" Gerald tertawa setelahnya.

"Tuh guru jalan atau PBB si anying," ucapan Rehan itu sukses mendapat tabokan hangat dari seorang Aldo.

"Gaboleh lo nistain guru kayak gitu, ilmu lo sia sia, kagak berguna lo idup."

"Iya Al, maap kelepasan."

Ini nih meskipun Aldo itu dinginnya naudzubillah plus tak pernah peduli pada sekitar, namun dirinya tetap tak suka jika ada seseorang yang menistakan seorang guru, termasuk temannya sendiri, ia tak segan segan akan mengeluarkan kata kata pedasnya.

Mereka melanjutkan langkahnya untuk ke parkiran sekolah, guna mengambil motor dan lanjut nongkrong pastinya.

Tapi lagi lagi di tengah jalan dirinya bertemu gadis itu, gadis dengan senyuman cerianya yang konsisten sedang berlari kecil kearahnya.

"Aduh Moy jangan lari larian, entar jatoh," Seperti biasa Aska selalu was was jika seorang Moira sedang lari larian seperti ini.

"Hehe nggak kok! Santuy!"

Setelahnya Moira beralih melihat kearah Aldo,"Al! Udah kamu tanda tanganin?"

"Belom."

"Yah kok belom sih!"

"Keadaan."

"Yaudah kalo gitu, kamu anterin aku pulang! Gamau tau!"

"Maksa lo?" Aldo memicingkan matanya.

"Iya! Ayok, itung itung permintaan maaf kamu," ucap Moira tak sabaran.

Aldo berdecak,"Bisa ga sih, lo gausah ngusik hidup gue?"

"Gabisa," ucapnya cepat.

"Yaudah si Al, turutin aja," sahut Aska seperti biasanya.

"Tau, kaku banget hidup lo, Moira dikacangin mulu, anak orang itu bagong!" Kini giliran Rehan mengomelinya.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang