MOIRA #58

4.4K 210 44
                                    

Bukankah lebih nyaman seperti ini? Berjalan disamping bukan dibelakang maupun depan, juga saling bertatap bukan cuman salah satu yang menatap?

❄️❄️❄️

Senyuman Moira terus saja mengambang sejak tadi, gadis itu memekik senang saat melihat kearah spion mobilnya ada seorang cowok dengan motor kesayangan cowok itu, mengikutinya dari belakang.

Jika diingat lagi, cowok itu telah menyelamatkannya dalam kondisi abstrak dan tak terduga sebanyak dua kali, pertama Aldo menolongnya di detik detik terakhir Candra akan semena mena padanya dan juga yang kedua, ternyata cowok berhoodie hitam kemarin adalah Aldo, kebetulan yang sangat lucu bagi Moira, dan Moira meyakini itu bukan kebetulan melainkan takdir.

Saat rasanya ia ingin menyerah terhadap perasaannya ke Aldo dan hampir saja penasaran akan seseorang, perasaan itu kembali tumbuh dan juga cowok yang kembali membuat hatinya bergetar walau hanya dengan sesederhana memberikan payung, ternyata cowok itu orang yang sama, ah takdir rasanya membawa dirinya kembali terbang mengudara.

Mobil merah itu memasuki garasi rumah dan sang pengemudi turun darisana, lalu menghampiri seorang cowok yang setia duduk diatas motornya.

Masih dengan senyuman yang mengambang Moira mendekat kearah Aldo,"Makasih udah di anterin pulang."

Aldo menaikkan satu alisnya dan menyunggingkan senyumnya, lalu sedetik kemudian dia menyentil pelan dahi gadis itu,"Gausah sok imut lo."

"Ih Aldo! Kok kamu sekarang hobinya nyentil nyentil sih?! Nanti dahi aku lecet gimana-"

"Berisik."

Senyuman Moira semakin mengambang,"Apa? Ucapin lagi?"

"Berisik?"

"Iya! Kangen dikatain berisik sama Aldo."

Aldo terkekeh, entah mengapa selama ini ia tak menyadari Moira masih sama seperti Moy kecilnya dulu, binar mata itu selalu saja mengeluarkan aura baik.

"Eh Al!"

"Hm?"

"Nanti malam Moy main ke rumah kamu ya? Kangen Mommy."

"Main aja, ada Daddy juga."

"Iya?" Mata Moira berbinar.

"Kangen daddy jugak!" Lanjutnya.

Lihatlah seorang cewek ketua geng besar, jika di sekolah kelakuannya bar bar, menyalahi aturan, membuat onar, melabrak siswi lain, tapi kalau sudah dihadapkan dengan orang yang disayang sikapnya seratus delapan puluh derajat berubah.

"Masuk sana, nanti gue jemput."

"Peluk dulu!" Moira merentangkan tangannya, sambil mengembungkan pipinya.

"Bocah banget sih lo?" Baru saja Aldo akan kembali menyentil dahinya namun saat Moira sudah memejamkan mata cowok itu malah membelai lembut rambutnya.

"Masuk, peluk peluknya nanti aja."

"Tapi ini udah ga di area sekolah Al!" Moira mencabikkan bibirnya kesal, sebenarnya cowok ini beneran jadi pacarnya nggak sih?!

"Ini area perumahan," jawab Aldo santai.

"Bodo Al! Pergi sana lo! Pergi! Gausah balik!"

Aldo terkekeh ringan,"Beneran? Entar lo kangen?"

"Nggak!"

"Oh gitu? Yaudah bye Moira."

Aldo hanya tersenyum tipis lalu menaikkan standart motornya dan pergi darisana setelah melihat gadis yang pura pura cuek di hadapannya.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang