The Truth Untold

605 54 0
                                    

Vote dulu sebelum baca bisa kali ya? ☹️





*
*
*










Sebagai manusia, tentunya kita memiliki sebuah emosi. Ada bahagia, sedih, kecewa, marah juga ada emosi yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata dan hanya si perasa yang bisa mengetahuinya.

Mungkin bisa dikatakan itulah yang aku rasakan kini.

Sungguh aku tak mengerti dengan jalan pemikiran lelaki yang kini berdiri di hadapanku dengan tatapan dinginnya. Ada rasa menusuk yang membuat relung dada menyempit sampai ingin mengeluarkan tangis sampai meraung tapi tidak juga. Ada rasa kecewa tapi ada juga rasa lega. Ditambah dengan kata yang lebih ingin kudengar dari mulutnya secara langsung itu.

"Y/n, mari kita akhiri sampai sini"

























Aku terbangun, menatap atap dinding berwarna putih dengan selimut tebal yang masih membalut tubuh. Dari semalam angin begitu menusuk kulit sampai membuat ngilu tulang. Bahkan baju dan jaket tebal saja aku pakai di balik selimut yang lebih tebal lagi karena pemanas ruangan yang belum kunjung diperbaiki juga.

Aku terduduk di sisian tempat tidur, kembali menertawakan diri yang masih saja memimpikan hal yang sudah lampau itu. Tak terasa satu tahun sudah aku putus dari lelaki yang dulunya seorang pangeran jurusan saat kuliah itu.

Jeon Jungkook namanya.

Dia kakak tingkatku, beda satu tahun dan dia selalu baik padaku dari masa orientasi SMA.

Benar, aku dan Jungkook itu satu sekolah dari SMA dan tak sengaja dipertemukan kembali saat kuliah. Sungguh aku tak ada minat untuk mendekatinya, bahkan berpacaran dengan orang lain saja tak terpikirkan. Dan lucunya aku malah mengingat alasan kami putus.

Ah, bukan. Alasan dia memutuskanku yang terdengar konyol untukku seorang.

Katanya dia memergokiku beberapa kali jalan bersama Mingyu sunbae, sahabatnya yang satu kelompok belajar dibawah naungan dosen yang sama. Konyol bukan jika kau dituduh berselingkuh dengan teman belajarmu yang bahkan sudah punya tunangan di usia belia? Dan itulah yang terjadi padaku.

Dari pada mengingat kembali bagaimana masa lalu yang membuatku jadi hina di kampus itu lebih baik aku segera bersiap. 2 jam kedepan aku harus menemui seorang manajer di perusahaan tempatku magang. Rasanya baru kemarin aku masuk kuliah, sekarang sudah harus magang dan harus mengurus tugas akhir saja.

***


Pakaianku sudah rapi, bahkan rambut yang biasanya susah di atur ini rapi tanpa harus ke salon. Syukurnya uang bulananku yang menipis tersimpan karenanya. Aku memasang senyum kala resepsionis di lobi perusahaan menyapa saat aku menghampiri mejanya.

"Ada yang bisa aku bantu, nona?" Ujar resepsionis bernama Ahn Junghee itu. Rambutnya yang dicepol dengan make up yang natural membuatnya terlihat dewasa dan muda dalam waktu bersamaan.

Aku memberikan sebuah kartu nama padanya. "Aku sudah membuat janji dengan Tuan Kim Seokjin, katanya ini bisa dijadikan sebagai bukti janjinya" ujarku membuat resepsionis itu mengangguk mengerti. "Tunggu sebentar, nona" ujarnya yang kemudian berkutat dengan telepon di mejanya.

Aku melihat sekeliling. Perusahaan ini bergerak di bidang desain interior dengan anakan perusahaannya bergerak di bidang game. Luar biasa bukan? Bahkan aku sampai tidak mengerti dengan CEO-nya yang kata orang masih muda, masih 35 tahun tapi memiliki perusahaan sebesar ini dengan usahanya sendiri.

Love Story [ BTS x You Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang