Nobody Else

173 34 0
                                    

Memenuhi janji sebelum habis kuota 😅
Kali ini sampe 3000+ word loh, tapi pasti bakal ada yg nemuin ke-typo-an diriku dalam mengetik.
Ini watashi udah ngumpulin niat ngetik panjang lebar sambil edit juga cari foto dari julah bejibun, jadi keterlaluan kalo baca tapi gak vote 🥺



Btw, happy reading ya guys~~



*
*
*

















Masa lalu mungkin membuat Y/n takut akan orang-orang di sekitarnya. Masa lalu kelam di mana dirinya selaku di cemooh, di rendahkan dan tersiksa secara fisik dan mental oleh keluarganya sendiri.

Y/n kembali merentangkan kedua tangannya ketika angin sore menyapukan kesejukan kepada tubuhnya. Gadis yang kini memejamkan mata menikmati angin sore di lantai tertinggi bangunan terbengkalai itu tak sedikitpun merasa takut. Justru Y/n merasa aman dan tenang di tempat itu.

Sama seperti 15 tahun lalu, dan itu masih berlanjut sampai sekarang.

Y/n kembali berjalan menuju rumahnya meski rintikan hujan mulai turun membasahi bumi.

Tunggu, rumah? Y/n hampir saja tertawa mendengar sangkar singa itu sebagai rumah. Bahkan Y/n lupa apa itu rumah yang sebenarnya.



"Masih ingat rumah kau ternyata!" Sentak sang bibi dengan berkacak pinggang saat Y/n baru saja memasuki rumah. "Kau tak ingat, berapa banyak pekerjaanmu hari ini?!" Y/n hanya mengangguk seraya berjalan ke dapur saat bibinya itu kembali mengomel. Ia kini mencuci piring dan beberapa alat makan dan masak lainnya yang kotor di wastafel, matanya kemudian melirik tong sampah yang sudah penuh.


Kegiatan itu selalu rutin Y/n lakukan tiap harinya. Saat orang rumah makan, ia akan pergi tanpa ada yang bertanya. Dan saat ia pulang, ia akan di marahi dan di suruh melakukan pekerjaan rumah. Baik bibinya atau anggota keluarganya yang lain tak peduli jika Y/n sudah makan atau belum.

Malam itu, Y/n membawa kunci rumah dengan alasan takut mengganggu waktu istirahat bibinya saat ia pulang nanti. Untungnya sang paman sedang berada di pihaknya, membuat Y/n merasakan apa.itu diperhatikan. Meski Y/n tahu jelas alasan pamannya itu karena tak ingin istrinya di ganggu, tapi Y/n tetap bersyukur.

Sepanjang perjalanan sampai di tempat pembuangan sampah depan perumahannya, Y/n masih menyunggingkan sedikit senyuman di wajahnya. Ia bahagia, untuk pertama kalinya sang bibi tak berkutik akan apa yang ia lakukan.



"Kau salah!"

Y/n menoleh kepada sosok pemuda yang bersuara lantang. Karena posisi tempatnya kini tak jauh dari taman, maka Y/n bisa melihat dua sosok pemuda yang tengah beradu mulut.

"Aku tau aku salah, tapi kau tak perlu seperti itu Yoongi" Ujar pemuda dengan jaket biru terang kepada pemuda yang memakai hoodie hitam.

Sial, mata Y/n tak sengaja saling bertatapan dengan lelaki berhoodie hitam itu sampai membuatnya salah tingkah sendiri. Bukan maksud Y/n ingin menguping, tapi posisinya lah yang memang membuat kedua orang itu salah paham nantinya. Bahkan Y/n jadi terburu-buru memilah sampah karena saking malunya ia bertatapan dengan lelaki berhoodie hitam itu karena posisinya yang membuat mereka berhadapan jika tidak terhalang oleh tubuh pemuda berjaket biru itu.

"Jooheon, kau bisa mengambil Yura sepenuhnya. Aku tak peduli lagi" Y/n meneguk ludahnya saat derap langkah terdengar mendekati ia yang bertepatan dengan selesai acara memilah sampahnya itu.

Y/n terkejut saat membalikkan badannya karena pemuda berhoodie hitam itu kini sudah berdiri di depannya dengan wajah datar namun tersirat akan amarah. Bertambah lagi rasa kejutnya Y/n saat pemuda itu tiba-tiba memeluknya dan membuat temannya menatapnya bingung.

Love Story [ BTS x You Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang