Rombongan Li Yang Zhu sudah melewati perbatasan kerajaan Qing. saat ini mereka sedang menyantap makanan di salah satu kedai terlaris di pasar Guwangzi. Kedai Lishu yang memiliki dua lantai itu sehari-harinya ramai dipadati para pelanggan karena menu masakan yang menggoyang lidah, bahkan tak jarang pula pelanggan harus mengantri untuk mendapatkan meja kosong. para pelanggan juga berasal dari kalangan yang beragam, mulai dari kaum bangsawan, pedagang, bahkan rakyat biasa. ketika menjual tumbuhan obat-obatan, Li Yang Zhu beserta rombongan perguruan Bai selalu mampir ke kedai Lishu untuk mengisi perut kosong mereka setelah semua dagangan terjual habis.
Saat sedang menikmati hidangan di hadapannya, Li Yang Zhu dikagetkan dengan suara gaduh diluar kedai. samar-samar dia mendengar kata permintaan maaf dari mulut seorang anak kecil yang sangat familiar di telinganya, dan dia sedang diteriaki oleh seorang lelaki. ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi, Li Yang Zhu dan beberapa pelanggan kedai Lishu berhamburan keluar. benar saja dugaan Li Yang Zhu, pasti anak itu lagi yang sedang berbuat ulah. Tapi kali ini bocah nakal itu berurusan dengan seorang bangsawan.
"Da...dasar bocah tak tahu diri, berani-beraninya kau mencuri uang emas milik Tuan kami. apa kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa? untung saja aku bisa mengejarmu, jika sampai aku tidak bisa mendapatkan uang emas ini kembali dan membuat Tuanku marah atas ulahmu ini, kau bisa menjadi seorang buronan dan kepalamu bisa saja dipenggal. hosh...hoshh...hoshh"
Bangsawan yang berhasil menangkap bocah pencuri itu masih sangat terlihat kepayahan dengan tangan kanan yang menggenggam sekantong uang koin emas yang dia maksud sembari memarahi bocah nakal berusia sekitar 10 tahun itu yang sedang meremas ujung pakaian lusuhnya, sambil sesekali mengusap air matanya dengan bibir yang masih mengucap permintaan maaf.
"Ma...maafkan aku Tuan. hiks...hiks... hiks... aku dan nenekku butuh uang untuk membeli makan. Jika tidak mendapatkan uang, kami akan mati kelaparan. hiks... hiks.. hiks"
"Itu bukan urusanku bocah tengik. apa yang kau lakukan bisa membuatku kehilangan kepalaku. jika aku mati, anak-anak dan istriku juga akan mati kelaparan sepertimu. kesini kau, ikut aku! kau harus diberi pelajaran supaya tidak menjadi bocah nakal. Jika kau ingin uang, maka kau harus bekerja."
Semua orang yang berkerumun hanya berdiam diri saja melihat bocah kecil yang akan menerima hukum cambuk itu, justru mereka saling melempar pandang satu sama lain sambil berbisik-bisik tidak jelas. ada pula seorang perempuan muda berpakaian seperti Li Yang Zhu yang mengolok-olok bocah nakal itu.
"Rasakan! itu hukuman yang pantas untuk kaum miskin yang menjadi penjahat sejak kecil sepertimu. cih"
AAAAAKKKKHHHH....
Cambukan pertama dipunggungnya lolos begitu saja yang membuat bocah kecil itu berteriak kesakitan dan meringis menahan luka perih di punggungnya.
"A...ampuni sa...saya Tuan. sa..saya berjanji tidak akan mengulanginya la...lagi. ampuni saya Tuan. hiks..hiks...hiks"
Cambukan kedua...
"HENTIKANNNN...!!!"
Li Yang Zhu mengambil cambuk dari tangan bangsawan itu dan melemparnya asal. lalu dia membantu bocah kecil yang kesakitan itu untuk berdiri dan bersandar di lengannya. Semua mata sedang tertuju pada Li Yang Zhu. banyak pasang mata yang mempertanyakan siapa gadis bangsawan yang menggunakan cadar itu.
"Hai Tuan! apa kau tidak merasa malu? menghukum cambuk seorang bocah kecil yang bukan budakmu di keramaian seperti ini?"
"Siapa kau? kau tidak perlu ikut campur urusanku. semua orang disini mengetahuinya, jika aku sedang menghukum seorang bocah tengik yang mencuri uangku. dia harus dihukum supaya dia jera."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Destiny (ON GOING)
Ficción histórica_Bukan Novel Terjemahan_ _Asli dari pemikiran Author_ Hai guys, ada beberapa part yang aku private. Untuk bisa baca follow akunku dulu ya... 😁 Li Yang Zhu, gadis bercadar nan ceria yang berubah menjadi gadis berwatak dingin dan ambisius akibat keke...