Episode 17 : Perintah Rahasia Perdana Menteri

280 23 10
                                    

Setelah beberapa jam tertidur nyenyak, Zhu Xian membuka matanya dan mendapati putri semata wayang yang sangat dia sayangi dan dia rindukan itu tengah tertidur di bahu Yi Jia. Seketika tubuh Zhu Xian bergetar hebat dengan air mata yang terus mengalir dan tak mampu dia bendung lagi, hingga isakan tangisnya membangunkan dua orang yang sedang tertidur pulas itu.

Li Yang Zhu segera berlari ke arah ranjang ibunya dan memeluk tubuh ringkih itu dengan erat untuk menyalurkan semua rasa rindu yang menyesakkan dadanya setiap kali terbayang dengan wajah ibunya.

Setelah itu, Li Yang Zhu memasakkan makanan kesukaan ibunya yaitu sup ayam. Sembari menyuapi ibunya, dia bercerita tentang hari-hari yang dia lalui.

"Maafkan aku ibu, aku baru bisa menjengukmu sekarang. Perjalanan dari perguruan Bai kemari memakan waktu berhari-hari. Sedangkan ibu tahu sendiri, aku sibuk berdagang dan meramu tanaman herbal. Ibu tak perlu khawatir, aku akan sering melihat ibu karena aku sudah menghafal jalan kemari. Dan ibu juga jangan salah paham terhadap ayah. Dia lah yang memerintahkan tabib Yue untuk merawat ibu selama ini. Ayah masih sangat menyayangi ibu meskipun ibu tahu sendiri jika sifat ayah tidak berubah dan masih sama seperti dulu. Dia membawa ibu kembali ke kerajaan Qing karena dia tidak ingin merepotkan perguruan Bai lagi. Sekarang ayah sudah memperlakukanku dengan sangat baik. Jadi ibu tak perlu khawatir. Ibu harus tetap sehat dan jangan berpikir yang macam-macam." Li Yang Zhu sengaja menceritakan kebohongan dengan senyuman bahagia yang dia buat seindah mungkin untuk meyakinkan ibunya. Dia tidak ingin ibunya bersedih dalam kondisi seperti sekarang.

Yi Jia kemudian membisikkan ke telinga Li Yang Zhu jika fajar sudah mulai nampak di langit sana. Perdana menteri meminta Li Yang Zhu untuk segera bergegas kembali ke istana sebelum para penduduk terbangun dan mulai beraktifitas.

Kemudian dia pergi setelah memeluk ibunya yang sudah terlelap kembali.

"Kutitipkan ibuku padamu tabib Yue. Tolong jaga dan rawatlah ibuku dengan sepenuh hatimu. Aku berhutang banyak kepadamu tabib Yue." Kata Li Yang Zhu lalu membungkuk memberi hormat kepada tabib Yue yang juga dibalas olehnya.

"Tentu saja putri. Itu sudah menjadi tugasku. Nyonya Zhu Xian pasti menunggu kedatanganmu kembali kemari." ucap tabib Yue meyakinkan lalu juga membungkuk membalas penghormatan Li Yang Zhu.

Rute perjalanan kembali ke istana dipercepat oleh perdana menteri karena petang sudah mulai memudar. Namun tetap saja mereka harus berputar-putar untuk mengecoh putri Li Yang Zhu.

Setelah sampai di sebelah barat gerbang istana. Yi Jia dan Dong Lei turun terlebih dahulu dari dalam kereta kuda, sementara Li Yang Zhu dan ayahnya masih berada di dalam.

"Aku sudah menepati janjiku kepadamu Li Yang Zhu."

"Tetapi, kapan kau akan membebaskan ibuku? aku tidak akan membiarkan ibu berada jauh dariku lebih lama lagi"

"Itu juga tergantung kepadamu."

"Apa maksudmu perdana menteri?"

"Apa kau masih ingat? menikah dengan pangeran Jing An adalah syarat keduaku.  Masih tersisa syarat yang ketiga Li yang Zhu. Jika kau ingin aku membebaskan ibumu, maka kau harus melaksanakan syarat yang ketiga itu."

"Haaaahhhh, kau benar-benar ingin mempermainkan hidupku perdana menteri?" ucap Li Yang Zhu mulai terpancing emosi

"Tidak, tapi sepertinya memang beginilah takdir hidup yang harus kau jalani Li Yang Zhu. Aku berjanji tidak akan mengganggumu dan juga ibumu jika kau berhasil melaksanakan syarat ketiga dariku." ucap perdana menteri dengan santainya, tetapi tidak dengan Li Yang Zhu yang justru semakin meremas kain hanfunya untuk menahan tangannya agar tidak melewati batas.

Unexpected Destiny (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang