Ketika di dalam perjalanan kembali ke paviliun teratai, Li Yang Zhu hanya termenung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Begitu pula dengan pangeran Jing An yang lebih memilih diam daripada bertanya. Namun tiba-tiba pangeran mendengar isakan kecil yang keluar dari mulut Li Yang Zhu.
''Kau kenapa Li Yang Zhu? Apa kau menangis?"
Mendengar pertanyaan pangeran, Li Yang Zhu semakin terisak. Tubuhnya bergetar menahan tangis dan membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. Dia tidak ingin tangisannya di dengar hingga keluar kereta kuda yang sedang berjalan lambat.
Lalu pangeran memegang kedua lengan Li Yang Zhu agar dapat melihat wajah istrinya itu.
"Ada apa? Ceritakanlah padaku?"
"Hiksss.... hikssss.... Aku...aku merindukan ibuku." Ucap Li Yang Zhu parau sembari menunduk mengingat apa yang dikatakan ayahnya bahwa dia tidak akan membebaskan ibunya
"Kenapa kau tidak mengajak saja ibumu untuk tinggal di sini?"
"Ibu bukan lagi istri ayah secara hukum. Ayah melarangku untuk membawanya kemari. Hikss...."
"Ibumu tidak akan tinggal di kediaman ayahmu, dia akan tinggal di paviliun teratai Li Yang Zhu."
"Tidak, ibu tidak akan suka pangeran. Orang-orang di paviliun teratai juga belum tentu mau menerima kehadiran ibuku."
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Apa perlu aku mengantarmu ke desa untuk menemui ibumu?"
"Ti... tidak pangeran. Tidak perlu. Aku bisa kesana bersama Yi Jia. Aku tidak ingin merepotkannmu dan mengganggu waktumu." Bohong Li Yang Zhu agar percakapan tentang ibunya segera berakhir karena Li Yang Zhu tak ingin berbicara bohong terlalu banyak tentang ibunya
"Baiklah, terserah kau saja." ucap pangeran sedikit kesal karena Li Yang Zhu menolak bantuannya
"Hikkss..... hiksss...." Li Yang Zhu masih tetep terisak
Kemudian pangeran meraih kepala Li Yang Zhu dan menyandarkannya di bahunya untuk menenangkannya sembari menepuk-nepuk lengan kiri istrinya itu. Li Yang Zhu juga tidak menolak karena saat ini hanya sandaran yang dia butuhkan untuk menguatkan hatinya dan meredakan rasa kesal terhadap ayahnya yang bersikap sewenang-wenang kepadanya.
Sesampainya di paviliun, Li Yang Zhu segera masuk ke dalam kediamannya. Sementara pangeran Jing An segera memutar balik tanpa turun dari kereta kuda untuk menghindari pertanyaan ibunya tentang malamnya bersama Li Yang Zhu.
Mendapati putranya yang ternyata memilih kabur menghindari dirinya, Selir Lu tak punya pilihan lain. Dia akan menemui Li Yang Zhu sendiri di kediamannya nanti.
Setelah beberapa jam menyiapkan apa yang dia butuhkan, Selir Lu ditemani pengawalnya dan juga Ye Hua berjalan menuju tempat tinggal Li Yang Zhu.
Sesampainya di sana, Selir Lu dengan tegas dan tanpa basa-basi mengutarakan maksud kedatangannya."Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu Li Yang Zhu, langsung saja katakan apa yang terjadi di antara kalian semalam?" Tanya Selir Lu ketus
"Aaaa, itu...bukankah hal yang bersifat intim antara sepasang suami istri seperti itu tidak boleh diceritakan kepada siapa pun Yang Mulia?"
"Apa....??? Ya...ya....ya....itu benar. Tapi aku ini mertuamu Li Yang Zhu. Dan seharusnya aku yang mengatur malam kalian sesuai dengan peraturan paviliun. Tapi putraku mengabaikanku karenamu. Aku merasa tersinggung karena itu."
"Mohon maaf Yang Mulia. Hamba sendiri pun juga tidak tahu mengenai hal itu. Tiba-tiba saja pangeran secara mendadak ingin bermalam di kediaman hamba. Hamba tidak bisa menolak karena pangeran bersikukuh ingin tinggal." Jawab Li Yang Zhu tenang
![](https://img.wattpad.com/cover/207827501-288-k164226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Destiny (ON GOING)
Historical Fiction_Bukan Novel Terjemahan_ _Asli dari pemikiran Author_ Hai guys, ada beberapa part yang aku private. Untuk bisa baca follow akunku dulu ya... 😁 Li Yang Zhu, gadis bercadar nan ceria yang berubah menjadi gadis berwatak dingin dan ambisius akibat keke...