Episode 14 : Kesepakatan

277 21 2
                                    

"Pangeran, kenapa kau lama sekali? aku benar-benar sudah tidak tahan... AAaahhhh... " Kata Li Yang Zhu mendesah kesal dan berhasil membuat pangeran Jing An membeku di atas kakinya.

"A.....apa maksudmu Li Yang Zhu? Kau jangan membayangkan hal yang tidak-tidak. Kau tahu ini bukanlah pernikahan yang kita inginkan." jelas pangeran gugup dan semakin salah tingkah. Tiba-tiba jantungnya berdegup semakin kencang dengan desiran aneh di hati dan kepalanya.

"Aaaa, ya... ya... ya... aku tahu pangeran. Kau pasti membenciku sama seperti yang lainnya karena diriku akhirnya kau tidak bisa bersama dengan Li Mei Shi. Tapi saat ini jangan hanya berdiri disitu saja, kemarilah! bantu aku mengatasinya."

"Tidak, aku akan tetap di sini." tegas pangeran kemudian duduk di kursi. Lalu pandangannya teralih ke arah meja di depannya. Dia segera membuang muka merasa sedikit jengah

"Ayah benar-benar berusaha keras membuatku menurut." Batin pangeran Jing An yang sangat tahu dengan isi teko itu.

"Pangeran, apa kau sekarang berpikir aku sedang menggodamu? Hahhhh, pikiranmu sama kotornya dengan Yi Jia."

"Apa katamu?" kata pangeran yang tengah sadar dari lamunannya

"Aku sama sekali tidak tertarik denganmu, jadi cepatlah kemari dan bantu aku melepas mahkota ini. Ini sangat berat sekali. Kepalaku sudah terasa semakin pusing." Kata Li Yang Zhu sembari memegangi mahkota di kepalanya dengan kedua tangannya.

"Haahhhh, syukurlah jika kau tidak tertarik padaku." kata pangeran sembari tersenyum kecut lalu menghampiri Li Yang Zhu di peraduan.

Semerbak bau harum bunga menusuk indra penciuman pangeran Jing An yang berasal dari kolam mandi dan peraduan mereka. Sesaat pangeran Jing An merasakan kenyamanan sebelum tersadar kembali bahwa tidak mungkin dia bisa merasa nyaman tinggal di kamar ini semalaman bersama dengan wanita yang baru saja menjadi istrinya itu.

"Kenapa kau tidak melepasnya sejak tadi?" Tanya pangeran Jing An sembari melepas sepatunya dan kemudian naik ke tepi peraduan. Li Yang Zhu juga menggeser tubuhnya membelakangi pangeran Jing An.

"Jika aku bisa melepasnya sendiri, aku tidak akan meminta bantuanmu pangeran. Lagi pula, apa kau tidak mendengar jika di luar kamar banyak pelayan Kaisar yang mengawasi. Jika bukan kau yang melepaskannya, mereka akan menganggapku tidak menghormati adat kebiasaan dan budaya nenek moyang kita."

"Aaaa, aku juga baru mendengar ini semua darimu. Adat ini begitu merepotkan." gerutu pangeran Jing An sembari mencabut satu dari sepuluh tusuk rambut yang mengapit mahkota di kepala Li Yang Zhu.

"Aaaauuuuwwwwhhh, ini sakit pangeran. Pelanlah sedikit...!!! aku bisa tak sadarkan diri jika kau kasar seperti ini sampai selesai nanti." kata Li Yang Zhu meringis kesakitan sembari memegangi rambutnya yang ikut tertarik oleh tusuk rambut yang dicabut pangeran.

"Aku sudah melakukannya dengan pelan Li Yang Zhu. Kau ini cerewet sekali."

"Lebih pelan lagi pangeran. Haahhh, kepalaku semakin berdenyut saja." kata Li Yang Zhu sembari memijit kedua pelipisnya.

Sudah beberapa kali Li Yang Zhu berteriak dan meringis kesakitan sampai kesepuluh tusuk rambut itu tercabut. Ketika tusuk rambut yang terakhir tercabut, setengah rambut Li Yang Zhu yang tergelung jatuh terurai. Wangi rambut Li Yang Zhu menusuk dan membuai indra penciuaman pangeran Jing An sebelum pemilik hidung itu tersadar dari kelalaiannya dan meletakkan mahkota yang memang tidak ringan itu di meja kecil di sebelah ranjang.

Para pelayan yang diutus Kaisar untuk mengamati kegiatan pengantin baru itu tengah mengendap-ngendap di luar kamar dan menguping percakapan di antara keduanya. Mereka sangat terperangah ketika mendengat jeritan kesakitan putri Li Yang Zhu dan juga percakapan lain yang mereka lakukan di dalam.

Unexpected Destiny (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang