Episode 20 : Perayaan

269 21 9
                                    

Setelah merasa waktu istirahatnya cukup, pangeran Jing An kembali ke paviliun. Dia berniat untuk tidak menerima tamu siapa pun di kediamannya, apalagi jika orang tersebut membahas tentang pemilihan putra mahkota tadi siang. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang sudah dia perkirakan akan datang ke kamarnya dan menangisi nasibnya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Begitu lah pepatah berkata. Ketika pangeran Jing An masuk ke kamarnya dia dikejutkan dengan para wanita yang sudah duduk tenang di ruang tamunya. Mereka adalah Selir Lu, Ye Hua, Li Yang Zhu dan Yi Jia.

"Aku sudah memaksanya untuk keluar dari kamarmu Jing An, tapi gadis pembawa sial ini tetap kukuh ingin bertemu denganmu." Kata Selir Lu ketus sembari menunjuk ke arah Li Yang Zhu yang hanya diam melihat kebencian Selir Lu kepadanya

"Lihatlah putri Li Yang Zhu...!!! karena dirimu masa depan putraku menjadi suram. Karena menikahimu, putraku kehilangan impian untuk bersama gadis yang dia cintai. Karena menikahimu pula dia harus kehilangan masa depannya menjadi penerus kerajaan ini. Apa kau puas sekarang karena telah menghancurkan masa depan putraku? Aku tidak menyangka jika ayahmu dalang dari semua ini. Kukira ayahmu akan mendukung putraku karena dia adalah menantunya, tapi ternyata dia adalah tangan kanan Permaisuri Wang. Ya Tuhan benar-benar malang sekali nasibmu Nak... hikss... hikss..." Jelas Selir Lu sembari terisak dihadapan putranya yang kini duduk di sampingnya. Selir Lu terlihat sangat terpukul dan berulang kali memegangi kepalanya yang terasa semaking pening

Pangeran Jing An tetap dengan wajah datarnya tak menanggapi perkataan ibunya yang menyudutkan Li Yang Zhu. Begitu pun dengan Li Yang Zhu, dia juga tak mengeluarkan sepatah katapun karena apa yang Selir Lu katakan memang benar adanya.

Li Yang Zhu menunduk lesu mengingat apa yang telah dia lakukan terhadap pangeran Jing An. Dia datang untuk sedikit menghibur pangeran Jing An dengan membawakannya kue madu dan tonik yang juga baik untuk pemulihan luka di dadanya.

"Bawa ibu kembali ke kamarnya Ye Hua." Perintah pangeran Jing An

Ye Hua segera memapah Selir Lu untuk kembali ke kamarnya. Alen Fang dan juga Yi Jia kemudian melangkah keluar memberi waktu bagi sepasang suami istri itu untuk saling berbicara. Alen Fang dan Yi Jia juga tak saling bertegur sapa seperti biasanya karena kejadian di pasar siang tadi. Mereka hanya diam sembari berjaga di luar kamar.

Sesekali Yi Jia melirik ke arah Alen Fang dengan ekor matanya. Siapa yang menyangka jika gadis polos itu jatuh cinta pada pandangan pertama kepada sosok Alen Fang ketika pertama kali bertemu di pasar Guwangzi sebelum dia tahu bahwa Alen Fang memiliki sisi brutal ketika seseorang menyakiti Tuannya. Sama seperti dirinya yang akan mempertaruhkan nyawanya Demi keselamatan putri Li Yang Zhu. Tapi nampaknya cintanya bertepuk setelah tangan, karena kenyataannya Alen Fang begitu membenci Yi Jia.

"Ada apa kau kemari? Kembalilah...!!! Aku lelah dan ingin beristirahat." Kata pangeran Jing An yang juga sedikit setuju dengan perkataan ibunya yang menyudutkan Li Yang Zhu, walaupun pada dasarnya Kaisar lah yang patut disalahkan.

"Aku kemari membawakan kue madu untukmu. Ketika pertama kali aku membawakannya, sepertinya kau menyukainya. Dan minumlah tonik ini untuk membantu kesembuhan lukamu pangeran. Juga.... aku meminta maaf karena aku hanya membawa kesialan untukmu. Aku baru tahu ketika semua pelayan membicarakan tentangku, ditambah lagi dengan penjelasan Selir Lu. Semoga Tuhan selalu melindungimu pangeran Jing An."

DEG.... DEG.... DEG.... DEG....

Hati pangeran Jing An berdesir kala mendengar Li Yang Zhu menyebut nama dirinya di depannya untuk pertama kalinya. Dia juga mendengar nada ketulusan yang keluar dari mulut istrinya itu. Sejenak pangeran juga merasa iba karena semua orang juga menganggapnya sebagai gadis pembawa sial untuk dirinya.

Unexpected Destiny (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang