Episode 16 : Rindu Yang Terobati

277 23 7
                                    

Di dalam sebuah kamar, seseorang sedang mengamuk, menangis, berteriak, hingga membanting apa saja yang ada di dalam kamarnya untuk melampiaskan amarah yang sudah membuncah serta kesedihan yang mendalam di dalam relung hatinya.

"AAAAKKKKHHHHH...."

BBBRRAAAKKK....

SSSRRRUUUKKK....

TTTAAAAARRRRR....

"Mei'er ibu mohon tenanglah, jangan seperti ini. Apa kau tidak malu banyak pelayan yang mendengar kegaduhan yang sedang kau buat ini?" Kata permaisuri Ni Han Jin mencoba menenangkan putrinya

"Bagaimana bisa hatiku tidak sakit ibu? ibu pasti juga telah mendengar jika si buruk rupa itu telah berhasil menggoda pangeran Jing An. Dia mencampakkanku begitu cepatnya ibu. A... aku... aku tidak bisa menerima ini semua bu. Hatiku benar-benar sangat sakit. hikss... hiks..." Isak Li Mei Shi yang tengah berada di dalam pelukan ibunya setelah mengobrak-abrik seisi kamar yang di dengar oleh semua orang, termasuk para pelayan.

"Sudahlah Mei'er, relakan pangeran Jing An dan bangkitlah. Balaskan rasa sakit yang sekarang kau rasakan kepada si buruk rupa itu. Jalan satu-satunya adalah kau harus memiliki kekuasaan di atas mereka. Supaya kau bisa leluasa membalaskan rasa sakit di hatimu itu."

"Aku harus menemui pangeran Jing An Ibu. Aku harus memastikannya sendiri." ucap Li Mei Shi tak menghiraukan ucapan ibunya sembari mempersiapkan diri untuk menemui pangeran Jing An di paviliun teratai.

"Hahhh, dasar keras kepala...!!!" umpat permaisuri Han kepada putrinya lalu melenggang pergi membiarkan putrinya itu melakukan apa yang dia mau. Sebab dia tahu jika putrinya itu tidak akan membuat masalah.

Setelah kepergian ibunya, Li Mei Shi bersiap-siap bertamu ke paviliun teratai untuk bertemu dengan Selir Lu dan pangeran Jing An.

---------------------------------------------------------

Di dalam paviliun istana, Selir Lu tidak bisa beristirahat dengan nyaman. Isi kepalanya masih dihantui seputar malam pengantin putranya.

"Ye Hua, aku masih belum bisa percaya jika Jing An menyentuh si buruk rupa itu semalam." ucap Selir Lu sembari menyesap teh di peraduannya

"Maaf Yang Mulia, tapi semua hal bisa terjadi tanpa kita duga."

"Maksudmu putraku murahan begitu?"

"Mohon ampun Yang Mulia, bukan maksud hamba demikian. Yang ingin hamba katakan adalah bisa saja putri Li Yang Zhu memasukkan obat ke dalam minuman pangeran Jing An semalam, sehingga membuat pangeran mau tidak mau akan menyentuhnya. Si buruk rupa itu sepertinya sangat licik dan cerdik Yang Mulia. Demi mendapatkan posisi penuh di paviliun, dia menggunakan predikatnya sebagai istri sah yang telah diakui keberadaannya oleh pangeran Jing An dengan bukti malam pengantin mereka semalam." jelas Ye Hua panjang lebar sembari tersenyum miring melihat reaksi wajah Selir Lu yang telah berhasil terprovokasi.

"Yang kau katakan sangat masuk akal Ye Hua. Dia benar-benar kurang ajar...!!! aku tidak bisa tinggal diam jika begini. Aku tidak ingin paviliunku dan keturunan-keturunanku menjadi bahan ejekan permaisuri Wang."

"Lalu, apa yang akan Yang Mulia lakukan?"

"Kemarilah...!!!"

Kemudian Selir Lu membisikkan sesuatu ke telinga Ye Hua supaya pelayan-pelayan lain tidak mendengarnya.

Sementara itu, setelah terbangun dari tidur singkatnya, Li Yang Zhu menuliskan sesuatu di atas kertas putih di depannya.

"Setelah ini, kirimkan surat ini kepada ayah. Sudah waktunya dia menepati janjinya kepadaku. Jika dia menolak, kau bisa mengancamnya."

Unexpected Destiny (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang