Episode 8 : Penasaran

179 18 1
                                    

"Bibi, siapa namamu? aku juga belum memperkenalkan namaku"
kata Yi Jia sembari mereka berdua menunggu Li Yang Zhu siuman dari masa kritisnya.

"Panggil saja aku bibi Su. lalu siapa kalian? bagaimana bangsawan seperti kalian bisa bermain-main di sini?"

"aku Jia dan Nonaku bernama Yang. kami kesini untuk bermain-main di sungai bibi, atas keteledoranku yang tidak melihat ke sekeliling, aku telah membahayakan nyawa Nonaku." Jelas Yi Jia menutupi identitas aslinya. tampaknya Bibi Su juga mengerti itu dan tidak menanyakan lagi secara detail identitas keduanya.

"Apakah Nonaku akan segera bangun Bibi? kami harus segera kembali siang ini. Jika tidak aku pasti akan dihukum mati. hikss.. hiks... "

"Kulihat semangat hidup Nona Yang sangat tinggi Nak, buktinya dia bisa melewati masa kritis. Pertolongan pertama yang dilakukan oleh Nona Yang sangat membantunya untuk mencegah racun menyebar ke seluruh tubuhnya. kita tunggu saja. Separah apapun luka seseorang, jika dia belum waktunya untuk mati, maka dia tidak akan mati Nak." Jelas Bibi Su menyemangati Yi Jia

"Iya Bibi Su, aku berharap dia segera bangun. Tapi, apakah racun di tubuhnya sudah keluar semua Bibi?"

"Belum sepenuhnya keluar Nak. Racun itu akan sepenuhnya keluar dari dalam tubuh jika seseorang itu mengeluarkannya melalui mulut bersama dengan darah yang diracuninya. kau harus waspada, jika sudah siuman nanti Nona Yang belum juga muntah darah, berarti dia akan muntah setelah beberapa jam berikutnya"

"oohhh, begitu, terima kasih Bibi Su karena telah menolong Nonaku. Aku dan Nona Yang pasti akan membalas kebaikan Bibi."

"Tidak perlu sungkan Nak, sudah seharusnya kita saling menolong tanpa harus melihat perbedaan status bukan?"

"Bibi benar. Apakah bibi tinggal sendiri di sini?"

"Tidak, aku tinggal bersama Suami dan anak lelakiku. Mereka sedang mencari kayu bakar di kebun di seberang sana untuk kami jual."

Percakapan mereka terus berlanjut hingga Li Yang Zhu tiba-tiba saja membuka matanya. Ini adalah sebuah keajaiban Tuhan. Dalam waktu beberapa jam saja sejak Li Yang Zhu terkena racun, siang ini dia bisa membuka matanya setelah melewati masa kritis yang mengkhawatirkan bagi Yi Jia. Kini Yi Jia masih memastikan apakah Li Yang Zhu bisa kembali ke kediamannya dengan kondisi yang masih lemah seperti itu.

"Putri, apa kau yakin bisa kembali ke rumah?" Yi Jia tetap memanggil Li Yang Zhu dengan panggilan putri karena Bibi Su sedang meneruskan mencuci pakaiannya di sungai yang sempat tertunda.

"Badanku memang masih sangat lemas Yi Jia. Tapi kita harus pulang. Ayah akan murka jika dia tahu sampai sekarang kita masih belum kembali. Aku mengandalkanmu saat ini Yi Jia. Dan kumohon jangan beritahu siapa pun tentang kejadian hari ini."

"Tentu saja putri, kau bisa percaya dan mengandalkanku. Tanpa putri memohon pun aku pasti akan melindungi dan melakukan yang terbaik untukmu putri"
Li Yang Zhu tersenyum lebar di balik bibirnya yang pucat pasi dan tubuh yang masih sangat lemah.

"Tentang anak panah itu, siapa tahu suatu hari nanti aku akan menemukan pemiliknya. aku berjanji akan memberinya imbalan yang setimpal" ujar Li Yang Zhu geram.

Kemudian, Li Yang Zhu dan Yi Jia memohon kepada Bibi Su untuk kembali ke kediaman mereka. Tak lupa Li Yang Zhu menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Bibi Su karena telah menolong dirinya. Li Yang Zhu memberi Bibi Su puluhan keping uang logam dan satu jepit rambut emas walaupun itu belum sebanding dengan pertolongan Bibi Su. Li Yang Zhu tidak akan melupakan kebaikan Bibi Su kepadanya. Dia juga meminta kepada Bibi Su untuk tidak memberitahu siapa pun tentang kejadian yang mereka alami.

Unexpected Destiny (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang