🍁Maaf

2.8K 245 13
                                    

Yuna benar-benar merasa kacau. Setelah ia bertabrakan dengan Jaemin di depan perpustakaan, Yuna langsung pergi menuju rooftop, duduk di bangku panjang bercat biru. Ia berusaha menenangkan dirinya.

Yuna memang sengaja tidak kembali ke kelasnya. Karena jika ia kembali ke kelas, sahabat-sahabatnya pasti akan khawatir, dan justru akan terpancing emosi kepada Jeno. Yuna tak mau itu terjadi, Yuna tak mau masalah ini menjadi semakin rumit. Yuna juga tak mau jika sahabat-sahabatnya ribut dengan Jeno hanya karena membelanya.

"Aaahhh ...!!! Lo goblok banget, sih, Yuna!!! Kenapa tadi lo nggak cegah Jeno buat cium lo?!!! Kenapa?!!! Lo goblok banget!!!" seru Yuna pada dirinya sendiri. Ia benar-benar merasa kacau, seperti tak punya harga diri.

"Lo goblok, Yuna!!! Lo goblok!!!" seru Yuna sambil menjambak rambutnya.

"Maaa ... tolongin Yuna, Ma ..." Yuna kini terisak. Entah sudah seberapa banyak air matanya yang keluar.

Sungguh, Yuna merasa dirinya begitu kacau. Tapi ia tak boleh terlalu down, ia tak mau semua orang yang menyayanginya khawatir padanya. Dan ia tak mau orang-orang merasa kasihan padanya.

Dua jam lebih Yuna berada di rooftop namun tetap saja tak membuat dirinya tenang. Ia justru semakin merasa bodoh karena merelakan bibirnya dicium oleh Jeno. Dan Yuna merasa bersalah telah membuat hubungan Jeno dan Yeri rusak. Meskipun entah benar atau tidak jika Jeno dan Yeri berpacaran.

Yuna menatap kosong ke arah depan. Air matanya masih saja mengalir tanpa bisa di bendung. Rambutnya sudah berantakan tak karuan. Matanya bengkak karena terus menangis.

"Yuna?" panggil seseorang dari arah belakangnya.

Yuna tak menggubris. Bahkan mungkin dia tak mendengarnya. Tatapannya masih kosong, pikirannya juga.

"Yuna?" panggil seseorang lagi yang kini sudah duduk di samping Yuna.

Yuna melihat ke sampingnya. Jaemin!

"Pergi lo!" usir Yuna.

Bukannya pergi, Jaemin malah menatap Yuna.

"Maafin Jeno, ya?" ujar Jaemin.

"Gue lagi nggak mau bahas itu. Please, tinggalin gue sendiri," pinta Yuna.

"Oke," ujar Jaemin. Lantas pergi meninggalkan Yuna sendirian. Ia tak mau mencari masalah dengan Yuna yang sedang down. Toh Jaemin tahu jika Yuna bukan cewek bodoh, yang akan bunuh diri karena frustasi. Jadi lebih baik ia menuruti keinginan Yuna.

Setelah merasa dirinya lebih tenang, Yuna memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Kebetulan ini sudah jam istirahat, jadi mungkin sahabat-sahabatnya tak berada di kelas, dan dia akan aman dari pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya semakin kacau.

Yuna mengeluarkan ponselnya. Mengaca pada layar ponselnya, membenarkan rambutnya yang berantakan, mengelap air mata di pipinya yang sudah mengering. Baru kemudian ia kembali ke kelasnya.

Benar dugaannya, sahabat-sahabatnya sudah tak berada dalam kelas, mungkin mereka ke kantin. Yuna segera menuju bangkunya, melipat kedua tangannya untuk menenggelamkan wajahnya. Tak memikirkan tatapan beberapa teman di kelasnya.

Yuna menutup matanya, berusaha untuk tidur. Namun baru sebentar tertidur, Yuna sudah dibangunkan oleh suara yang begitu nyaring.

"Yuna ...!!! Kemana aja lo?!  Dari pagi nggak kelihatan?!!!" teriak Yeji.

Yuna tak mengangkat wajahnya, tak melihat keempat sahabatnya. Namun Yuna tahu, yang berteriak itu Yeji.

"Yuna, woy! Bangun lo!" seru Ryujin sambil menggoyang-goyangkan badan Yuna.

Beautiful Time | ITZY X NCTDREAM | [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang