Beautiful Time | ITZY X NCTDREAM | [SELESAI]

🍁Dunia Fantasi

Vote + comment

Minggu pagi, Yuna hanya rebahan di kasur empuknya. Sejak bangun pukul tujuh tadi, Yuna belum keluar kamar sama sekali, ia juga belum tergerak hatinya untuk mandi. Ia hanya menscroll instagramnya, melihat update terbaru dari idol K-Pop kesukaanya.

Yuna hari ini memang berniat untuk tak pergi ke mana-mana. Lagipula Omanya sedang pergi ke Surabaya untuk meeting bersama client-nya. Sedangkan sahabat-sahabatnya juga mungkin masih rebahan sama seperti Yuna.

Ting!
Sebuah pesan masuk ke Line-nya.

Kak Jeno
Sibuk nggak?

Nggak. Kenapa?

Ikut gue yuk?

Ke mana?

Main ke Dufan

Sama lo aja?

Iya. Mau nggak? Sekedar refreshing karena OSN yang bikin pusing itu.

Mmm... ya udah deh.

Sip. Setengah jam lagi gue jemput.

Yuna hanya membaca pesan yang terakhir Jeno kirimkan. Setelah itu ia langsung melesat ke kamar mandi. Waktu setengah jam untuknya sangatlah cukup, 10 menit untuk mandi, 5 menit berpakaian, 10 menit menata rambut dan memakai make up, 5 menit memakai sepatu dam memilih tas.

Setelah selesai bersiap-siap, Yuna segera melesat ke luar, tak lupa ia berpamitan kepada Mbak Lisa, Asisten Rumah Tangganya.

Kali ini Yuna berpakaian cukup simple dan terlihat sporty. Celana jeans biru, kaos putih pendek, tas selempang berwarna coklat, sepatu kets, serta rambut yang di cepol, membuatnya terlihat begitu simple namun manis.

Sebenarnya Yuna sendiri bingung, kenapa ia menerima ajakan Jeno. Padahal ia berniat untuk rebahan seharian. Tapi tak apalah, benar kata Jeno, ia memang butuh refreshing setelah mengerjakan puluhan soal Fisika setiap harinya.

Tak lama kemudian, datanglah Jeno yang menaiki mobil Jaguar berwarna hitam. Entah memiliki berapa mobil anak ini, ia selalu gonta-ganti mobil, yang semuanya adalah mobil mahal.

Tanpa basa-basi Yuna segera masuk ke dalam mobil. Menyapa Jeno, lantas tersenyum.

Jeno terlihat begitu tampan di kursi kemudinya. Ia memakai celana jeans hitam, kaos putih polos, dan jaket jeans berwarna biru. Rambutnya yang berwarna hitam dan sedikit acak-acakan membuatnya terkesan cool.

Jeno pun melajukan mobilnya melewati kompleks perumahan yang selalu sepi. Orang-orang mungkin sedang berlibur, bermain golf, atau mungkin sedang berbelanja. Maklum, orang-orang konglomerat jarang menghabiskan waktunya di rumah.

"Btw tumben banget ngajakin gue pergi? Kesambet apaan?" tanya Yuna.

"Nggak papa. Soalnya gue pikir seru aja kalo pergi ke Dufan bareng lo," jawab Jeno sambil tersenyum, menampakan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Lo adalah orang yang ke seratus dua belas yang ngomong gitu," kata Yuna, kemudian terkekeh kecil.

"Hah?! Serius? Siapa yang pertama?" tanya Jeno seakan percaya dengan ucapan Yuna.