Something

176 16 0
                                    

Happy reading guyss:))

******

Semua keluarga tengah menyiapkan acara pertunangan untuk Diana dan Danny yang akan digelar malam ini.
Dan Naina merasa sangat bahagia melihatnya, apalagi beberapa hari ini dia cukup lebih dekat dengan sang pujaan hatinya itu daripada saat dikampus karena mereka akan menjadi keluarga sekarang. Naina tentu pasti akan lebih sering melihat wajahnya yang tampan itu.

Acara pertunangan akan segera dimulai, Diana terlihat sangat cantik dengan gaunnya juga dengan Danny mereka terlihat sangat serasi saat duduk berdua diatas stage.

"Smile kak! Aku mau foto kalian dulu" pekik Naina dan menyiapkan kameranya.

Diana dan Danny tersenyum padanya, dan gambar pun berhasil diambil. Naina tersenyum dan mengacungkan jempolnya untuk mereka.

"Mereka berdua memang sangat serasi. Kakakku juga terlihat sangat cantik dan bahagia difoto ini!" gumam Naina sambil melihat hasil foto yang telah dia ambil.

Namun sesaat kemudian, gadis itu terdiam dan mengingat Karan yang sejak tadi dia tunggu belum datang juga.

"Kenapa Karan belum datang juga ya? Sebentar lagi kan acara pertunangan akan dimulai"

Naina memikirkan Karan yang belum datang, namun Karan ternyata sudah datang dan berjalan masuk dengan gagahnya semua orang juga memperhatikan kedatangannya. Sedangkan Naina memilih untuk kembali dan tersenyum senang saat melihat Karan yang dia tunggu akhirnya datang.

'Syukurlah, Karan udah datang'

"Baiklah semua, acara tukar cincin untuk pasangan ini akan segera kami mulai" ucap Daris dengan mikrofon yang dibawanya.

Diatas stage, Diana dan Danny saling bertukar cincin dengan mesra. Tak lupa juga pandangan mereka tak pernah lepas satu sama lain, mereka begitu bahagia dengan hari ini. Naina yang melihat keromantisan mereka berdua melirik Karan yang berada diseberangnya, pria itu sangat tampan dengan senyumnya lengkap dengan barisan gigi giginya yang menawan. Naina mengakui, dia lebih suka jika Karan-nya itu tersenyum seperti sekarang ini, ketampanannya semakin berlipat.

'Andai saja aku juga bisa berada diposisi kakak, yang akan bahagia menikah dengan seseorang yang sangat dia cintai' batin Naina sambil menatap Karan dari kejauhan dengan kedua matanya yang berkaca kaca.

Sona tidak sengaja memperhatikan putrinya itu. Wanita baya itu mengernyitkan dahinya bingung.

'Kenapa Naina akhir akhir ini sering sekali menatap Karan diam diam seperti itu?'

Acara pertunangan pun sebentar lagi akan selesai. Semua terlihat sibuk berbahagia dan berfoto ria, berbeda dengan Naina yang sibuk mencari keberadaan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Karan? Jika gadis itu tidak melihat Karan dihadapannya pasti tubuhnya terasa gatal ingin mencari cari keberadaan pria itu.

Naina berhenti dan melihat Karan yang duduk sendirian ditaman belakang rumahnya, dia terlihat membawa minuman yang disedikan dalam acara pertunangan. Dengan perlahan, Naina berjalan dan mendekatinya.

"Karan, kenapa kamu diam sendirian disini?"

Karan yang mendengar suaranya langsung menoleh dan menatap Naina yang berada dihadapannya.

"Ehm, acaranya akan segera selesai. Ayo kita berkumpul" lanjutnya.

Sedangkan Karan memalingkan pandangannya dengan malas.
"Aku hanya ingin sendiri"

Naina terdiam, dia berpikir akan mencoba untuk mengobrol lebih banyak lagi dengan pria itu. Perlahan, Naina duduk disamping Karan dan membuat pria itu tersentak.

"Hei!" umpatnya dan sedikit menjauhi letak duduknya.

"Kenapa? Aku ingin menemanimu disini, sekalian aku juga ingin ngobrol denganmu Karan. Apa itu gak boleh?"

Karan terdiam dan memalingkan wajahnya. Merasa tak ada jawaban darinya, Naina berpikir Karan tidak masalah kalau dirinya berada disini.

"Aku..aku hanya ingin bertanya sedikit. Boleh gak?" ucapnya ragu.

"Bilang aja" jawab Karan tanpa menatap padanya.

"Euh, kenapa sepertinya kamu gak pernah suka denganku Karan? Kamu selalu menjauh saat aku datang, gak pernah bersahabat denganku, dan juga gak pernah memberi senyum sedikit padaku. Kenapa kamu begitu dingin? Padahal aku melihat kalau kamu tersenyum, kamu terlihat lebih fresh, bahagia, dan juga.. semakin tampan"

"Memang kenapa? Apa masalahmu?"
Karan berdiri dari duduknya dan menatapnya dengan marah, Naina pun ikut berdiri dan merasa gugup.

"Bukan, aku..aku hanya sedikit heran dengan sikapmu. Apa aku pernah berbuat salah denganmu sampai kamu gak mau sedikit pun bersikap baik denganku? Karan, kamu seperti gak pernah menyukai aku sama sekali" lirih Naina dan menundukkan kepalanya.

"Ya! Memang benar! Aku gak pernah suka denganmu, bahkan perempuan manapun didunia ini. Jadi lebih baik kamu gausah ganggu hidupku apalagi sok bertanya dan mengurusi hidupku. Urus saja hidupmu sendiri dan aku gak perduli! Jangan sok akrab denganku karena aku gak suka itu! Kamu mengerti?!" pekik Karan dengan kekesalannya, pria itu kemudian berlalu pergi begitu saja.

Naina hanya bisa diam, gadis itu menatap punggung Karan yang perlahan menjauh. Kedua matanya berkaca kaca saat pria itu memarahinya.

Tapi, dia juga merasa bingung dengan ucapan Karan yang seperti menyiratkan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi, dia juga merasa bingung dengan ucapan Karan yang seperti menyiratkan sesuatu.

"Apa maksud Karan dengan gak pernah suka perempuan mana pun didunia ini? Kenapa dia bilang seperti itu? Sepertinya ada sesuatu yang membuat Karan menjadi seperti ini. Aku yakin, Karan adalah pria baik dia juga menyayangi orang orang disekelilingnya. Cepat atau lambat aku pasti akan tahu semuanya"

Naina kemudian termenung dan mengusap air matanya yang sempat terjatuh.

Namun disisi lain, lagi lagi ada yang melihat kebersamaan mereka sebelumnya. Sona dan Ela, wanita baya itu saling menatap saat melihat kedua anaknya bertengkar seperti tadi.

"Kenapa dengan Karan, Ela? Dia tadi.."

"Maaf Sona, Karan memang memiliki sikap seperti itu. Dia bilang, dia membenci perempuan hanya karena satu gadis yang menyakitinya bahkan hidup putraku hancur gara gara gadis gak tahu malu itu semua keluarga ikut menanggung semua ini!" lirih Ela dengan kesedihannya.

"Astaga, Karan.. tapi kenapa aku merasa anak kita berdua itu sangat cocok. Sebagai ibu, aku merasa bahwa putriku Ina sepertinya menyukai Karan" ucap Sona.

Ela mengangguk setuju mendengarnya.

"Benar, sepertinya begitu. Aku juga gak tahu sejak kapan mereka dekat. Tapi aku tahu, kalau Ina memang sering diam diam memperhatikan putraku. Ehm Sona, sepertinya aku punya rencana baru yang pastinya akan baik untuk hidup putraku Karan"

"Ya, aku juga mengerti maksudmu apa. Aku pasti selalu menyetujui apapun yang baik untuk anak anakku"

Tbc..

Nah loh..

Rencana apa ya yang disiapin oleh para emak" mereka?🙈

Staytune!

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang