Birthday mam

137 11 2
                                    

Ada yg nungguin update ini cerita?:v

******

Paginya, semua melakukan aktifitas seperti biasa. Namun Naina tiba tiba menyuruh semua orang berkumpul diruang tamu.

"Ada apa Ina?" tanya Danny.

"Hari ini mama ulang tahun!" serunya dengan gembira, semua pun tersenyum senang.

"Wah, beneran? Yaampun aku sampai lupa" pekik Danny.
"Mama, selamat ulang tahun ya! Aku sangat menyayangimu" lanjutnya.

"Mama, selamat ulang tahun juga! Semoga mama selalu sehat dan panjang umur. Naina sayang mama!" ucap Naina dan kemudian memeluk tubuh Ela dengan sayang.

"Makasih ya sayang. Aku juga sangat menyayangimu"

"Selamat ulang tahun maa!"
Semua orang pun memeluk Ela dan mengucapkan selamat untuknya.

Sedangkan Karan yang baru datang dan mendengar tentang ulang tahun mamanya langsung tersenyum gembira. Pria itu menghampiri Ela kemudian memeluknya.

"Selamat ulang tahun mama, kamu adalah mama yang terbaik untukku"

Ela merasa bahagia ketika Karan ada dihadapannya.
"Makasih sayang. Kamu juga putra terbaikku"

"Eh, aku dilupain nih maa?" protes Danny.

"Yaampun, gak mungkin dong. Sini Danny" Ela memanggilnya, mereka bertiga saling berpelukan.

"Dengar semua, malam ini aku dan Naina akan ngadain acara ulang tahun untuk mama" ucap Diana.

Ela pun tertegun mendengarnya, wanita itu menatap kearah Danny.
"Dan, mama minta yang sederhana aja ya bukan yang mewah dan berlebihan kaya tahun lalu. Mama ingin hanya ada keluarga kita aja, kalau bisa kita juga mengundang tuan Daris dan juga Sona" pintanya.

Danny dan Diana pun saling menatap lalu mengangguk setuju.
"Yaudah maa, malam ini akan ada party untuk keluarga kita!" serunya, Ela pun tersenyum senang.

"Ina, ayo kita buat kue ulang tahun! Dulu saat mama ulang tahun, kita selalu membuatnya dengan resep ala rumah kita kan?" ujar Diana dengan gembira.

"Ah iya kak, benar banget! Ayo!" jawab Naina dan mereka langsung menuju dapur.

-

Malam harinya, pesta sederhana pun diadakan. Daris dan juga Sona datang berkunjung. Diana dan Naina sangat senang melihat kedatangan orang tuanya, mereka berdua memeluknya dengan sayang.

Perayaan pun berlangsung, semua keluarga menyanyikan lagu ulang tahun lalu memotong kue spesial yang telah dibuat oleh Naina dan kakaknya itu.

"Makasih ya buat semuanya. Mama senang banget malam ini!" seru Ela.

"Maa, ini kado dari aku dan juga Diana" Danny memberikan kotak kado kepada mamanya kemudian mereka memeluknya.

"Dan ini dariku maa" ucap Karan dan memberikan kotak kecil yang terlihat mewah. Dan Ela tahu itu adalah cincin.

"Kebiasaan tiap mama ulang tahun pasti kamu ngasihnya cincin, kalau gak cincin ya kalung" gumam Ela.

Karan pun menunduk malu ketika mendengar ucapan mamanya.
"Maaf maa, yang aku tahu mama sangat suka aku kasih perhiasan"

Ela pun tersenyum dan menangkup pipinya, "Ih, mama cuma bercanda Karan. Kamu gak perlu kasih aku hadiah apapun gak masalah, asalkan putraku ini selalu berada disampingku"

Karan pun senang mendengarnya, mereka saling berpelukan.

"Kado dari aku, menyusul nanti dikamar ya sayang" bisik Vyas sambil mengedipkan matanya, semua orang tertawa geli mendengarnya sedangkan Ela malah merasa malu.

"Naina, mana hadiahmu untuk nyonya Ela sayang?" tanya Daris pada putrinya.

Sedangkan Naina malah menunduk dan diam, semua orang memperhatikannya. Karan pun merasa bahwa Naina mungkin tidak membawa hadiah apapun untuk mamanya, dan ini adalah kesempatan bagus untuk merendahkan gadis itu dihadapan semua keluarga.

"Hei, ngapain kamu diem aja kaya gitu? Mana hadiahmu buat mama? Apa kamu gak ngasih apapun buat dia? Dasar, apa aja yang bisa kamu perbuat" umpat Karan dan membuat semua menatap padanya.

"Karan, ngomong apa kamu barusan?!" pekik Vyas dengan tidak suka.

"Loh, memang bener kok paa. Lihat, semua orang bawa hadiah untuk mama bahkan kak Diana juga. Tapi lihat gadis ini hanya membawa tangan kosong. Bukan tipe menantu yang baik kan dirumah kita ini?" lanjutnya.

"Karan! Apa yang kamu bilang itu ha? Dia istrimu. Bisa bisanya kamu kaya gitu" tegur Danny.

"Karan, kamu gak boleh kaya gitu!" ucap Ela dan menatapnya tajam.

Sedangkan Naina hanya bisa menunduk dan juga hanya bisa diam mendengarkan ledekan dari Karan untuknya. Ela pun mendekatinya lalu mengusap rambutnya.
"Gak apa apa sayang, mungkin kamu gak sempat nyiapin hadiah buat mama karena kamu juga udah sibuk banget daritadi. Kamu gak perlu ngasih apapun juga gak masalah. Tetap jadi menantu terbaikku"

Ela kemudian memeluknya dengan sayang sedangkan Naina hanya bisa sedih karena dia tidak bisa menyelesaikan hadiah untuk mama mertuanya dengan tepat waktu.

Pesta pun selesai dengan bahagia, saatnya untuk tidur kembali karena malam semakin larut. Karan pun juga sudah pulas tertidur, namun dia tiba tiba terbangun dan merasa kehausan. Pria itu bangkit dan tertegun ketika melihat diatas ranjang tidak ada Naina.

'Kemana gadis itu?'

Karan pun mencari keberadaanya, dan dia menemukan Naina yang sedang duduk menyendiri diteras belakang dia terlihat sedang mengerjakan sesuatu.

"Ngapain dia malam malam kaya gini diteras?" gumam Karan dan mengintipnya.

"Ini semua memang salahku. Aku sempat lupa untuk menyelesaikan syal ini gara gara sibuk menyiapkan pesta tadi, padahal tinggal sedikit lagi. Aku juga udah jahit syal kesukaan mama ini dari beberapa hari yang lalu. Tapi lihat, aku gak bisa memberikannya tepat waktu gara gara penyakit lupaku ini!" gerutu Naina pada dirinya sendiri, gadis itu kini tengah menjahit syal merah yang terlihat sangat cantik. Syal itu adalah buatan tangannya sendiri, hadiah untuk mama mertuanya.

Karan pun mendengar semuanya, dia tidak menyangka jika Naina membuat syal dari tangannya sendiri untuk sang mama. Apalagi dia sudah mengerjakannya cukup lama.

"Hoam.. aku ngantuk banget lagi. Naina kamu harus kuat, dikit lagi syal ini jadi! Dan besok harus aku berikan untuk mama, walaupun aku jadi orang terakhir yang memberikannya hadiah" lirihnya dengan sedih.

Sedangkan Karan terus saja mengintipnya, dia tidak tahu jika Naina sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa buatannya sendiri untuk sang mama. Sampai sekarang pun gadis malang itu terlihat kelelahan karena begadang semalaman.

Sejenak Karan merasa luluh dengan perlakuan baik Naina, bahkan dia sangat menyayangi mamanya. Pria itu juga merasa tidak enak karena menghinanya saat pesta tadi.

Karan pun tidak ingin melihatnya lagi, pria itu kemudian berlalu pergi.

Karan pun tidak ingin melihatnya lagi, pria itu kemudian berlalu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc..

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang