First night hurts:(

188 12 0
                                    

******

"Karan, kamu mau kemana?"

Naina menghentikan langkah Karan yang tiba tiba saja akan pergi, padahal baru beberapa jam yang lalu mereka menikah.

"Apa urusanmu? Aku mau pergi" ucapnya ketus.

"Tapi Karan, ini udah malam. Dan kita juga baru menikah" bantah Naina.

Karan yang mendengarnya kemudian menatap Naina dengan tajam.
"Apa kamu sekarang sedang mengkhayal menghabiskan malam pertama denganku Naina? Gak, itu gak akan pernah terjadi. Berhenti banyak omong, biarkan aku pergi. Aku ingin sendiri, setidaknya jangan ganggu aku sekarang! Dan kamu, boleh nikmati kamarku ini. Kamar yang sekarang menjadi milikmu juga. Ranjangku, lemariku, kamar mandiku, semuanya nikmatilah suasana disini sampai kamu puas!"

Naina meneteskan air matanya saat Karan meninggalkannya begitu saja dengan kalimat menyakitkan yang baru saja dia ucapkan. Padahal baru saja mereka sudah resmi menikah dan menjadi suami istri, tapi sikap Karan semakin memburuk dari sebelumnya.

Naina membungkuk dan terduduk ditepi ranjang sambil menangis.
"Tuhan, aku harus gimana sekarang? Karan selalu aja seperti ini, kenapa dia sedikit pun gak pernah bisa untuk menyukaiku, bahkan untuk berteman dan bicara baik aja padaku gak bisa. Mama, Naina harus gimana sekarang? Padahal pernikahan ini sangat aku nantikan" lirihnya dengan isak tangis.

Malam pun semakin larut, Naina tampak masih diam ditepi ranjang namun dalam keadaan tidur. Tubuhnya lelah ketika dia baru saja menangis sehingga membuatnya tertidur.

Tok..tok..

"Karan, Naina! Apa kalian udah tidur? Mama bawain susu nih" Suara Ela terdengar dari luar, dia terus saja mengetuk pintu dan membuat Naina bangun.

"Mama! Yaampun, Karan belum pulang juga. Gimana kalau mama tanya dimana keberadaan Karan? A..aku harus bilang apa?" Naina mulai panik dan berpikir.

"Naina!"

"I..iya maa! Bentar!" teriaknya, gadis itu kemudian mendapatkan ide dengan menumpuk bantal dan guling diranjang lalu menutupinya dengan selimut.

"Tuhan, semoga ini gak ketahuan" lirihnya, kemudian membuka pintu perlahan.

"Lama banget kamu buka pintunya sayang. Udah tidur ya?" tanya Ela.

"Hoam.. i..iya maa. Aku..aku udah tidur tadi"

"Karan, dia udah tidur juga? Maaf ya kalau mama mengganggu kalian, apalagi ini malam pertama kalian. Karena setiap malam Karan harus selalu meminum susunya agar dia fit dipagi hari" ujar Ela dengan senyumnya.

"Oh gitu ya maa" Naina hanya bisa mengangguk dengan gugup.

"Mama taruh dimeja ya"

"Eh maa, biar aku aja yang taruh sendiri! Mama sebaiknya tidur sekarang kan udah malam" cegah Naina dengan cepat, karena gadis itu takut jika Ela akan mengetahui apa yang terjadi.

"Iya sayang, mama juga ingin lihat Karan bentar" Ela kemudian masuk begitu saja dan membuat Naina merasa takut.

"Euh, lihat kan maa! Karan udah tidur, setelah pernikahan tadi di..dia juga memang sangat capek maa"

Sedangkan Ela terus saja memperhatikan kearah ranjang, dia ingin menyentuhnya dan membuat Naina semakin merasa ketakutan. Ela akan tahu jika yang berada diranjang itu bukanlah Karan.

"Dia sepertinya capek banget. Ini susunya ya dan jaga suamimu. Mama mau bawakan kopi untuk papamu dulu" ucap Ela akhirnya dan membuat Naina menghembuskan nafasnya lega.

"Iya maa, selamat malam"

"Selamat malam menantuku"
Ela memeluk dan mengecup keningnya dengan sayang.

Ketika mertuanya itu sudah pergi, Naina menutup pintu dengan cepat dan mulai kembali gelisah.
"Untung aja gak ketahuan! Karan, kamu dimana? Udah larut malam belum pulang juga. Apa karena aku udah tinggal bersamamu makanya kamu pergi dan gak mau pulang? Gak, aku gak akan biarin itu terjadi. Aku telfon aja sekarang sebelum semua orang tahu kalau Karan gak bersamaku malam ini"

Naina mengambil ponselnya dan mencoba untuk menelfon nomor Karan, namun tidak aktif. Berulang kali dia mencoba namun tetap tak ada jawaban.

"Kenapa kamu matiin hapemu Karan? Sekarang gimana caranya aku bisa menyuruhnya untuk cepat pulang.
Karan, aku mohon pulanglah" Naina semakin diliputi oleh rasa cemasnya pada Karan.

Namun beberapa saat kemudian saat semua orang sudah tertidur dengan nyenyak, pintu rumah terketuk dengan cukup kuat sehingga membuat Naina ingin melihat siapa yang datang. Dan ketika dia membuka pintu dengan perlahan, gadis itu terkejut saat melihat Karan yang berada dihadapannya dengan wajah dan penampilan yang berantakan.

"Karan! Ka..kamu kenapa?!" pekik Naina dan menyangga tubuhnya yang akan jatuh.

"Hei, jangan sentuh aku! Aku udah pernah bilang kan?!" ucap Karan yang terdengar seperti racauan, karena kini mungkin dia dalam keadaan setengah sadar.

"Karan, kamu mabuk?!" pekik Naina lagi dengan tidak percaya ketika dia mencium bau alkohol dari tubuhnya.

"Bukan urusanmu gadis pengganggu! Berhenti.. mengurusi hidupku. Aku udah muak dengan semua ini, kamu tahu?" racaunya kembali.

Naina kemudian tidak ingin memperdulikan racauannya lagi, dia memilih untuk membawa tubuh Karan yang terus saja bergerak kesana kemari karena efek minuman keras. Naina berusaha untuk membawa Karan kekamarnya tanpa membangunkan semua orang.

"Hei, lepaskan akuu! Udah kubilang.. jangan sentuh aku gadis bodohh!"

"Diamlah Karan!" pekik Naina dan dia berhasil membawa pria itu kekamar lalu membaringkannya.

"Ahh.. aku benci semua ini" racaunya lagi ketika dia sudah mulai tertidur pulas diatas ranjang.

Dan saat itu juga, Naina meneteskan air matanya dan membungkuk kembali ditepi ranjang sambil menatap wajah pria yang kini berstatus sebagai suaminya tengah terkulai lemas diranjang.

"Kenapa kamu seperti ini Karan? Apa salahku? Kamu sangat membenciku sampai kamu mabuk mabukan seperti ini dan merusak dirimu sendiri! Kenapa Karan.. Kenapa.."

Tbc..

😭😭😭😭

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang