Hurts

226 9 0
                                    

I love you not because of anything you have, but because something that i feel when i'm near you

******

Keesokan harinya saat Naina terbangun dan mendapati bahwa hari sudah pagi, gadis itu mengingat Karan dan berlari menuju kamarnya untuk mengecek keadaan pria itu.

"Karan!" Naina berhenti didepan pintu, pintu kamar pria itu sudah terkunci dan tertutup rapat sedangkan kemarin masih terbuka. Itu berarti, Karan sudah kembali.

"Syukurlah dia udah balik. Aku takut banget kalau dia pergi gitu aja dan gak kembali lagi" ucapnya dan bernafas lega.

Beberapa saat kemudian, Naina kembali mengintip melihat kamar Karan. Gadis itu bingung kenapa dia membereskan semua barang barang dan memasukannya kedalam koper. Naina pun masuk dan mendekatinya.

"Karan, kamu mau kemana? Ke..kenapa beres beres barang?" tanya Naina dengan cemas.

"Kita balik sekarang! Liburan udah selesai" ucapnya bahkan tanpa menatapnya.

"Loh, tapi kan masih sisa besok liburan kita disini Karan. Besok baru kita bisa pulang" bantah Naina.

"Bisa gak kamu sedikit aja jangan protes dan selalu mengumpat untuk terus menggangguku? Diam dan turuti aja perintahku. Kalau kamu gak ingin pulang, kamu bisa diam dinegara ini sendiri" ucap Karan dengan tatapan tajamnya.

Sedangkan Naina pun hanya bisa diam dia tidak ingin membantah apapun lagi.

"Sekarang cepat keluar dari kamarku dan bereskan semua barang barangmu juga kalau kamu ingin pulang bersamaku sekarang" lanjutnya lagi.

Naina pun mengangguk perlahan kemudian menuju kamarnya sendiri untuk membereskan semua barangnya.

"Ayo cepetan!" perintah Karan dan berjalan dengan cepat mendahuluinya.

"Karan, tunggu!" pekik Naina dan membuat pria itu menghentikan langkahnya.

"Kamu pasti masih ingat kan semua yang aku bilang kemarin? Aku rasa.. kamu pasti gak lupa kan?"

Naina menatap punggungnya dari belakang, sedangkan Karan berusaha meredam emosinya dengan kuat.

"Kenapa kamu diam aja Karan? Jawab aku" ucap Naina lagi.

"Udah, cukup ya cukup!" pekik Karan dan menghadapnya dengan jari telunjuk yang menuju tepat pada dirinya.

"Aku minta, jangan bahas itu lagi!"

"Kenapa? Aku rasa kamu gak mungkin lupa dengan.. ungkapan perasaan dan cintaku kemarin Karan" lanjut Naina dan membuat pria itu merasa semakin sulit untuk menahan dirinya.

"Jawab sekali aja Karan, jawab kumohon jawab perasaanku. Aku sangat mencintaimu, aku sangat menyayangimu. Aku sangat bahagia karena kamu adalah suamiku"
Naina semakin mendekati Karan dengan kedua matanya yang mulai berair.

"Tapi aku sama sekali gak bahagia. Kamu mungkin menganggap aku sebagai suamimu, tapi aku.. gak bisa bersikap seperti seorang suami. Naina tolong ngertiin kondisiku sekarang" jawab Karan dengan tatapan tajamnya. Mereka berdua kini semakin dekat, masih dengan emosi masing masing.

"Kenapa Karan? Kenapa sih?! Memangnya aku bersalah ya dalam semua ini? Aku juga gak pernah ikut campur dengan masa lalumu itu, tapi kenapa aku juga merasakan sakitnya disini? Apa kamu gak bisa merasakan perasaan ini Karan? Cinta. Cinta! Ini yang dari dulu aku rasain, aku udah gak kuat lagi buat nahan semuanya!" Naina mulai kehilangan kendalinya, gadis itu menarik kerah baju Karan dengan kuat dan menatapnya penuh linangan air mata.

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang