Epilog.

244 7 2
                                    

Oke! Semuanya telah siap sekarang.
Hanya tinggal menunggu kedatangannya saja, mungkin Naina sekarang sedang bingung melihat seisi rumah yang sepi bahkan tidak ada terdengar canda tawa dari keluarga kecilnya seperti hari biasanya.

Ketika gadis itu membuka pintu, dia bergegas mencari keberadaan suaminya.

"Karan..! Kamu dimana?" panggilnya dan mulai berjalan perlahan.

Naina kemudian menghentikan langkahnya ketika melihat sesuatu diruang tamu. Hari ini terlihat berbeda, karena ruang itu tampak lebih indah dan dihias. Naina juga membaca tulisan yang tergantung dalam bingkai berbentuk hati dan disana juga terselip foto Karan dan dirinya.

'Untuk gadis yang paling aku cintai'

'Untuk seseorang yang sangat berarti dalam hidupku..'

'Untuk seseorang yang telah berhasil membawa kebahagiaan untukku..'

'Untuk seseorang yang selalu bisa menjadi istri dan juga ibu terbaik dirumah ini..'

'Dan untuk, istriku tersayang Naina'

'Naina-nya Karan'

Senyum perlahan muncul diwajah Naina ketika membaca tulisan itu. Dia tahu betul ini perbuatan suaminya namun sampai saat ini dia masih belum paham ada apa dengan hari ini.

"Tumben banget, kenapa ya?" gumam Naina, gadis itu hanya tersenyum menatap fotonya dan Karan sembari mengusapnya.

"SURPRISE!!"

Naina langsung terkejut ketika melihat Karan dan juga putri mereka datang tiba tiba. Karan tampak membawa kue yang cukup besar dan juga satu balon terselip dijemarinya, sedangkan putri kecil mereka juga membawa beberapa balon lainnya.

"Karan, sebenarnya ini ada apa sih?" tanya Naina dengan bingung.

"Astaga sayang, kamu lupa ya kalau sekarang kamu ulang tahun?" ucap Karan dan membuat Naina langsung mengingatnya.

"Iya mama, sekalang mama kan ulang tahun! Tiup lilin dulu mama..!" seru putri mereka dengan suara cadelnya.

"Hehe.. iya Akira sayang. Maaf, mama benar benar pikun!" celetuk Naina sambil membelit lidahnya.

"Yaudah, tiup lilin dulu. Bentar, aku nyalain" ucap Karan.

Naina mengangguk, Karan kemudian menghidupkan lilin lalu Naina meniupnya dengan perlahan. Tak lupa Karan dan Akira menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya dengan gembira.

"Makasih Akira nya mamaa..! Mama sayang banget sama kamu" Naina langsung memeluk putrinya dan menciumi wajahnya.

"Terus papa nya gimana nih? Gak disayang juga?" celetuk Karan sambil melirik padanya.

Naina tersenyum pada Karan kemudian memeluknya.
"Apalagi kamu, gak ada yang bisa mengalahkan semua rasa sayang dan juga cintaku sama kamu Karan"

Karan yang mendengarnya tersenyum.

"Mamaa papaa.. Kilaaa mau makan kue nya..!" pekik Akira sambil meloncat loncat ingin mengambil kue dari tangan ayahnya.

"Iya sayang, kita potong kuenya sekarang" ucap Karan dan mereka langsung memotong kue lalu menikmatinya bersama sama.

Naina tersenyum bahagia melihat suami dan anaknya bersama dengan penuh kegembiraan dan canda tawa. Akira terlihat sedang menjahili ayahnya dengan mengolesi hidungnya penuh dengan selai stroberi.

"Hahaa.. papa badutt!" tawanya dan Karan mengusap hidungnya.

"Nakal ya Kira, papa balas nih!"
Karan juga mengolesi pipi Akira dengan coklat yang membuat anak manis itu tertawa geli.

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang