Halu?

224 12 0
                                    

******

Naina benar benar dilema dengan dirinya sendiri. Pikirannya hanya penuh dengan kata pernikahan, pernikahan, dan pernikahan. Gadis itu memikirkan sekali lagi apa keputusannya untuk setuju menikah memang benar atau tidak, Naina tidak ingin jika sampai dia menyesal dikemudian hari karena memutuskan sesuatu dengan terburu buru.

"Ina" Suara sang mama terdengar dari balik pintu memanggilnya.

"Eh mama, kenapa?"

"Mama mau ngomongin soal pernikahanmu. Dan mama juga tahu banget apa yang kamu pikirin saat ini, kamu pasti penasaran kan dengan calon suamimu?"

Naina menghela nafasnya dengan gusar saat mendengar perkataan mamanya.
"Maa, gimana ya.. rasanya aku masih ragu. Aku..aku gak kenal dengan pria yang akan jadi calon suamiku nanti, apa aku bisa menyukainya dan dia juga bagaimana? Nanti kalau kami udah nikah, terus apa aku dan dia akan bahagia? Aduh maa, pokonya aku bingung banget nih!" gumamnya sambil mengacak rambutnya dengan asal.

"Tenang sayang, mama ngerti kok apa yang kamu pikirin. Makanya ini mama bawa foto pria itu, calon suamimu. Mama yakin setelah melihat fotonya, kamu pasti gak akan menolak pernikahan ini" ucap Sona dengan begitu yakin.

"Apaan sih maa! Aku gak suka siapa siapa kok. Ngapain juga baru lihat fotonya aku langsung mau aja, ya gak lah" bantah Naina dengan tegas dan menjauhi mamanya.

"Loh Ina, lihat dulu makanya. Katanya kamu mau nurut sama mama papa" lirih Sona.

Naina terdiam, dia ingat dengan perkataannya sendiri untuk menerima pernikahan ini. Dengan wajah yang muram, Naina mengambil secarik kertas tebal yang bergambarkan pria calon suaminya.

Naina menutup keduamatanya dengan ragu, dia berpikiran buruk saat melihat wajah pria yang akan menjadi suaminya kelak.

'Pria ini pasti biasa saja. Gak setampan Karan ku!'
batinnya menyeruak.

"Cepetan Na, lama banget kamu" pinta Sona sambil tertawa geli melihat ekspresi putrinya.

"I..iya maa. Ini juga udah mau aku lihat" jawabnya. Dan Naina pun melihat foto itu perlahan, memperhatikan wajah pria itu.

Hening.

Naina diam, tak bicara. Lidahnya bahkan terasa kelu.

Keduamatanya kemudian membulat, bahkan jemarinya yang tengah memegang foto itu gemetaran tak menentu.

"Karan?!" pekiknya lalu menatap mamanya dengan terkejut dan mulutnya terbuka lebar.

Sona tersenyum dan mengangguk.
"Iya sayang, Karan. Karan lah calon suami yang udah mama dan papa tentukan"

Detik itu juga, Naina tidak menyangka ini semua akan terjadi. Karan? Pria yang sangat dia cintai, yang sangat dia harapkan sejak dulu, adalah calon yang ditentukan oleh kedua orangtuanya?

Apa ini mimpi?

"Maa! Pegang tangan Ina maa, pegang!" pekik Naina dengan histeris sambil menggenggam tangan Sona, sedangkan Sona melihatnya dengan bingung.

"Ina, kamu kenapa? Mama yakin, kamu pasti suka kan. Kamu pasti mau kok, dibilangin juga!" seru Sona dengan gembira.

"Maa, seketika tangan Ina dingin! Apa Ina lagi halu ma? Ini serius Karan yang akan jadi calon suamiku? Karan adiknya kak Danny kan?!" ucap Naina lagi dengan histerisnya dan meremas tangan mamanya.

"Astaga Ina, dibilangin juga ngeyel kamu ini! Iya itu Karan, adiknya kak Danny. Mama dan papa, juga keluarga Karan udah memutuskan pernikahan kalian sejak lama! Kamu sih, gak pernah mau dengerin mama dulu"

FALL IN YOU! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang